Pasang Surut (1)

36.5K 4.1K 220
                                    

Update-nya sesuai janji ya shaaay.

Enjoy
*
*
*

Malam ini, Kadek dan gank-nya sejak SMA yang bernama Pandawa 5 berkumpul di salah satu resto untuk menyambut Renata yang baru pulang dari Australia setelah mendapat gelar master di Queensland University.

"Welcome home, menara sutet kami," Iin, cewek tersuper cerewet sedunia, memeluk Renata.

Iin meledek Renata menara sutet karena tubuh Renata yang tinggi dan kurus.

Renata mendengus lalu memeluk balik Iin, lalu memeluk Kadek, Oliv-si cewek manis dengan lesung pipi- dan Ajeng, anggota Pandawa 5 yang paling tomboy dan sepertinya belum pernah galau karena cowok.

"Gue kangen banget sama kalian," Renata kemudian berkata, lalu tersenyum menggoda ke arah Kadek. "Apalagi sama yang baru jadian. Duh, makin cakep aja lo."

Kadek tersenyum malu. "Baru nyampe Jakarta langsung ngajak gosip."

"Oh wajib dong," sambar Iin. Matanya berbinar-binar sambil menggenggam kedua tangan Renata. "Ren, you have to meet him in person. Dia lucu to the max. Tipe gue banget tau nggak?"

"Bukannya tipe lo Bang Ben, ya?" tanya Ajeng dengan kening berkerut. Ben adalah kakak Renata yang tinggal di Kanada.

Iin menggaruk poninya yang tidak gatal. "Ya, tipe gue tentatif sih."

"Lo tuh justru cocoknya sama cowok yang agak kalem, In. Jadi saling melengkapi," ucap Oliv dan disambut dengan anggukan oleh Kadek.

"Pokoknya gue suka banget sama Bara. Sayang banget ya Bara anak cowok satu-satunya di rumah. KW supernya Bara juga oke aja gue mah," Iin masih menyahut.

Renata mendecakkan lidah. Dia kemudian menoleh pada Kadek. "Bara jadi ke sini, kan?"

Kadek mengangguk. "Sebentar lagi, sih. Dia nyetir dari Bogor."

"Oh iya. Gue lupa dia tinggal di sana," Renta menepuk keningnya. "Cerita dong gimana akhirnya bisa jadian."

"Perasaan gue udah cerita sedetail-detailnya deh di grup," ucap Kadek.

"Yaudah cerita kalian udah ngapain aja deh," lanjut Iin.

Oliv langsung membelalakkan mata dan memukul pelan lengan Iin. "Astaga, Indira. Mulutnya tolong dijaga. Ini tempat umum tau."

Iin memonyongkan bibirnya. Ajeng dan Renata terbahak.

"Yang lain juga nggak peduli kita ngobrolin apa aja kali, Liv," omel Iin namun dia langsung kicep kalau sudah dinasehati Oliv.

"Rahasia dapur dong, beb. Yang pasti nggak lebih dari elo dan mantan-mantan lo deh," sambung Kadek sambil mengedipkan sebelah mata.

"Gue sama mantan-mantan gue juga nggak ngapa-ngapain sih. Standar aja," Iin lalu menyeruput minumannya.

Mereka mengobrol cukup lama, lebih banyak sih tentang kehidupan Renata selama di Brisbane hingga sosok cowok dengan senyum pepsodent muncul di hadapan mereka sambil melambaikan tangan.

"Hello ladies," ucap Bara sambil nyengir. Dia menoleh pada Iin. "Hai, istri kedua."

"Hai, suami gelapku," balas Iin yang membuat Ajeng menjitak kepalanya.

Bara mencium pipi Kadek singkat. "Halo, babe. Duh, tambah cantik aja. Jadi makin sayang."

Wajah Kadek memerah, kemudian dia memukul lengan Bara kuat. "Apaan sih." Kadek lalu menunjuk Renata. "Itu Renata. Ren, ini Bara."

Mission : Discovering LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang