A New Page (8)

19.5K 4K 358
                                    

Good morning everyone

Happy breakfast dan selamat  beraktivitas.

Enjoy
*
*
*

Awang berdiri di gerbang kedatangan domestik dengan mata yang berkeliaran mencari-cari keberadaan Miranda. Wajahnya yang daritadi datar kini berubah sumringah begitu mendapati cewek kecil itu menggeret kopernya.

Miranda mempercepat langkahnya saat menyadari keberadaan Awang. Begitu berdiri di depan Awang, dia sedikit terkejut saat tangan besar milik seniornya di kantor itu mengacak-acak pelan rambutnya. Namun, dia berusaha merespon senormal mungkin.

Mungkin Awang cuma iseng. Hanya itu yang paling mungkin.

Tanpa suara, Awang mengambil handle koper dan menggantikan Miranda untuk menggeret kopernya.

"Udah lama, Mas?" tanya Miranda saat mereka berjalan beriringan menuju lokasi parkir.

"Nggak, kok," jawab Awang sekenanya.

Mereka diam sampai Miranda duduk di kursi penumpang mobil. Awang menjalankan mobilnya tanpa berniat membuka percakapan.

"Kantor aman kan, Mas?"

"Aman," balas Awang singkat.

"Mas beneran nggak ada kerjaan?" Miranda akan merasa sangat tidak enak jika dengan Awang menjemputnya, pekerjaannya menjadi terganggu.

"Nggak ada. Kamu nggak usah merasa bersalah."

Miranda nyengir.

"Orang tua kamu, are they fine?" tanya Awang datar, tapi Miranda yakin Awang bertanya bukan sekedar basa-basi. Dia benar-benar ingin tahu keadaan orang tua Miranda.

Dan hal itu membuat senyum terbit di bibir Miranda.

"Alhamdulillah baik-baik aja. Makasih ya Mas, sudah mau repot-repot jemput aku. Padahal tadi bisa naik damri."

"Sama-sama. Nggak ngerepotin sama sekali. Ini kamu dianter ke kosan, kan?"

Miranda mengangguk. "Aku mau langsung ngantor, Mas. Kalau boleh, aku nebeng Mas ke kantor, ya. Biar sekalian gitu," tawar Miranda sambil menaik-naikkan alisnya.

Awang tersenyum kecil. Permintaan yang aneh. Tentu saja dia tidak keberatan.

"Boleh, dong. Kan sudah dibawain oleh-oleh," ucapan Awang membuat Miranda terbahak.

Bukan apa-apa, Awang jarang sekali menggodanya. Itu biasanya jadi tugas Joshua dan si bos. Terkadang Dewi ikut-ikutan.

"Untuk Mas Awang aku bawain yang spesial," lanjut Miranda lagi.

Awang meliriknya sekilas, lalu menatap lagi ke jalanan di depannya. "Spesial gimana tuh?"

"Karena Mas Awang sudah mau jemput aku ke airport, aku bawain lebih banyak buat Mas. Anggap aja sebagai ucapan terima kasih," jawab Miranda.

Hati Awang entah kenapa serasa berbunga-bunga begitu mendengar perkataan Miranda.

Yes, punya gue spesial, Awang bersorak dalam hati.

"Thankyou," ucap Awang pelan.

Miranda mengangguk-anggukkan kepalanya.

Awang baru akan bertanya apakah Miranda sudah sarapan-karena kalau belum, dia berencana mengajak gadis kecil itu sarapan di kedai kopi langganannya-ketika ponsel Miranda tiba-tiba berdering.

"Halo?...Iya, ini gue udah nyampe, lagi otw ke kos-kosan...Dijemput Mas Awang, kan gue udah bilang kemaren, Bos...What? Ngapain lo di depan kos-kosan gue?...Yaudah, ini udah deket, kok. Kerajinan nggak jelas deh lo, Bos."

Mission : Discovering LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang