A New Page (5)

18.9K 3.8K 334
                                    

Double update!!!

Happy kan? Happy dong? Happy Puppy? Happy Salma? Happy Chappy? 😂😂😂

Ditunggu votes dan komennya supaya makin semangat nulisnya. Vomments seikhlasnya aja ding. Ya gitu deh. Bingung juga aqu tuh.

Enjoy
*
*
*

Siang ini, hanya Awang dan Miranda yang berada di kantor. Dewi sedang kontrol ke dokter sementara Joshua dan Rio sedang visit proyek.

"TA kamu gimana?" tanya Awang saat dilihatnya Miranda tidak sedang terlalu sibuk.

"So far, lancar. Ya, semoga aku cepat lulus, deh."

"Amin. Tapi kerjaan kantor beneran nggak ganggu fokus kamu, kan?"

"Nggak. Kan ada Mas Awang dan yang lain. Aman lah. Kalau Mas ngerasa nggak enak, makanya jangan sering-sering suruh aku revisi gambar, dong."

"Itu mah maunya kamu," balas Awang. Dia memandangi wajah polos gadis di sebelahnya ini, lalu memberanikan diri untuk bertanya, "kamu sibuk nggak lusa?"

Lusa adalah hari sabtu.

"Nggak tuh. Kenapa emang?" tanya Miramda.

"Kuajak ke suatu tempat, mau?"

Miranda memiringkan kepalanya. Untuk apa laki-laki pendiam ini mengajaknya keluar di hari sabtu?

"Mau kemana emang, Mas?"

"Ke rumahku. Ulang tahun pernikahan mama papaku."

"Kenapa nggak ngajak yang lain?" tanya Miranda kebingungan.

"Dewi ada urusan keluarga dengan suaminya. Jojo udah terlanjur janji buat jalan bareng gebetannya. Rio, kamu lihat sendiri, lagi gencar banget deketin Sekar. Karena kamu nggak ada kerjaan, dan kamu pernah bilang pengen banget masuk ke rumah aku. Aku ajak kamu, deh. Gimana?"

Miranda tak langsung menjawab. Awang kan berasal dari keluarga kaya raya, pasti tamu-tamu disana juga dari kalangan kelas atas. Bisa jadi remahan rengginang dia disana.

Maka, Miranda menjawab dengan gelengan kepala.

"Nggak ah, Mas. Itu kan acara keluarga. Lagian pasti tamunya ampun-ampunan. Aku nggak bisa, Mas. Maaf," jawab Miranda sopan.

"Ampun-ampunan apaan, sih? Cuma keluarga sama sahabat-sahabat orangtuaku aja. Lagian, biar aku ada temannya disana. Masa kamu nggak mau bantuin aku, Mir?" pinta Awang lembut.

Miranda menghela napas. Dia paling sulit menolak permintaan orang lain. Apalagi jika selama ini orang yang minta bantuan padanya itu adalah orang baik.

"Gimana ya, Mas? Pasti awkward banget, aku juga nggak tahu mau pakai baju apa. Pasti formal banget, kan? Yang sampe ada wine-wine nya segala?"

Perkataan Miranda membuat Awang terkikik geli. Untuk pertama kalinya, Awang menyentil dahi Miranda. Miranda mengaduh kesakitan.

"Wine apaan, sih. Papa mamaku alim begitu. Kamu pake baju apa aja bebas. Nggak akan diusir. Kamu cuma temani aku aja biar ada teman ngobrol gitu. Biasanya acara begituan, obrolannya ngebosenin," bujuk Awang. Dia harus bisa meyakinkan Miranda untuk menerima ajakannya.

"Ajak pacarnya dong, Mas. Jangan aku," Miranda masih menolak.

"Ya karena pacarnya nggak ada makanya ngajak kamu," jawab Awang yang sebenarnya mulai hopeless. "Yaudah kalau kamu nggak mau."

"Mas, bukan gitu...," Miranda jadi nggak enak.

Awang menggeleng sambil tersenyum tipis. "Nggak papa, Mir. Santai aja."

Mission : Discovering LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang