Buku Tahunan (3)

17.2K 3.4K 233
                                    

Ldr dengan MasJom berat beb.
Daripada galau mendingan update El&Jo aja ya. Hahaha.
Kenceng gini kasih vomments-nya dong 😆😆😆

Enjoy
*
*
*

Jovita

I hate El Nino so much!

Bisa-bisanya dia bilang ide aku ordinary di depan Lala dan kedua orang tua mereka! Padahal aku mikirin ide itu sampai berminggu-minggu! Aku edit sendiri layout-nya di Photoshop!

Kalau saja itu semalam kami makan di kantin sekolah, mungkin meja makan itu sudah kupukul dan wajahnya kusemprot sambel bakso.

Emang ide dia se-brilliant apa sih? Lagian selama ini El nggak pernah benar-benar terlibat dalam pengambilan keputusan di kelas. Tapi kok ya sekarang ngotot banget nyumbangin ide.

"Tenang aja, Jo. Anak-anak pasti lebih suka sama ide lo," Lala menyemangatiku.

Kami sekarang sedang berjalan menuju kelas setelah diantar oleh supir keluarga mereka. El berjalan di depan kami. Pakai jaket.

Sok masih sakit. Badan dilemes-lemesin. Wajah dipucat-pucatin.

Tadi pagi, sebelum kami berangkat ke sekolah, eyang putri dan eyang kakung mereka singgah ke rumah. Mereka nganterin buah segar plus madu untuk sang cucu kesayangan.

Mengingat cara El memeluk manja kedua eyangnya, aku jadi geli sendiri.

"Nino is coming back to town," Jeje menyambut El di depan kelas.

Jeje-manusia paling pasrahan plus paling males ngerjain tugas dan PR-adalah sahabat karib El di kelas.

"Lo sakit apa, man?" tanya Jeje.

"Demam. Kecapean."

"Baby banget alasannya," Jeje mengejek. "Eh, lo udah cari baju buat photoshoot buku tahunan belom? Sore ini anak-anak pada ngajakin ke GI."

Aku memasang telinga baik-baik. Pengin tahu respon si cucu eyang.

"Temanya belom fixed, kan? Gue nggak setuju," jawabnya bikin aku naik darah. "Typical. Pasti kelas-kelas lain udah kepikiran pake tema itu. I have a better idea."

Shit. Sombong banget.

"Masa sih? Keren kok. Entar kita jadi kayak cover-cover majalah 90an gitu, No. Jaman-jaman Brad Pitt masih muda."

El menggeleng. "Nggak usah sok editorial deh. Jaman udah super canggih kok mesti throwback segala. Kenneth belum dateng? Gue mau ngomong sama dia soal ini."

Jeje melirik ke arahku dengan wajah bersalah. Aku menatapnya balik sambil mengangkat dagu. Tangan kananku mengepal. Jeje langsung ciut.

"Lo mau buah? Eyang gue bawain nih," El menawarkan buah yang langsung diterima Jeje dengan suka cita.

"Eh, itu Kenneth datang," Jeje menunjuk Kenneth yang masuk ke dalam kelas.

Bukannya langsung ke mejanya, Kenneth malah menghampiri mejaku. Aduh. Malu banget. Jadi deg-degan. Lala sudah senyum-senyum ke arahku.

"Gimana soal fotografernya, Jo?" tanya Kenneth to the point.

"Eh...itu...belum ketemu yang pas, Ken. Tapi Lala udah tanya ke bokapnya, kok. Bokap Lala kan arsitek. Banyaklah kenal sama fotografer-fotografer keren. Semoga bisa dapet diskon juga," jawabku berusaha tenang.

Mission : Discovering LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang