3: Warm Kiss

13.1K 1K 82
                                    

“What are you to approve of me.”
—BTS, Ddaeng—

-

Sifra Lee

Aku menghubungi Jimin ketika aku sampai stasiun kereta Busan. Sudah larut malam, tapi untungnya, masih ada kereta menuju Seoul yang tersisa. Tak lama kemudian, Jimin mengangkat panggilanku. “Jimin-ah, aku sudah di stasiun sekarang. Neo eodiya?”

Aku sedang dalam perjalanan menuju ke Busan. Beli dua tiket untuk ke Seoul. Aku akan mengganti uangmu saat aku tiba disana, oke?”

“Aku sudah membelinya, tapi tidak usah diganti, tidak apa-apa.”

Aku tetap ingin mengganti. Jogeumman gidaryeo, eoh?” Ujarnya dengan aksen Busan khas darinya. Karena Jimin memang pria Busan, jadi terkadang, dia suka memakai aksen Busan ketika berbicara denganku. Aksennya lucu, apalagi saat Jimin yang mengatakannya. Terlebih ketika dia mengeluarkan satoori-nya. Aku hanya bisa tertawa.

Karena tidak ada lagi yang harus dibicarakan, jadi aku mengakhiri panggilan kami. Kemudian, aku duduk dikursi yang disediakan di stasiun sembari tetap membaca buku panduan merawat anak—lebih tepatnya bayi. Tapi aku tiba-tiba memikirkan Jungkook. Bagaimana bisa dia begitu? Bukan maksudku ingin ikut campur dalam urusan kehidupan seksnya, namun, dia memiliki tiga bayi laki-laki yang harus dirawat dan dibesarkan olehnya. Aku tahu, Jungkook mempekerjakanku sebagai pengasuh anak ya karena untuk mengurus dan mengasuh anaknya.

Tapi, alangkah baiknya jika Jungkook juga memperhatikan anaknya. Bukan maksudku ingin men-judge Jungkook sebagai orangtua yang tidak becus dalam mengasuh anak. Hanya saja, dia baru berusia dua puluh satu tahun dan sudah memiliki tiga orang anak, namun, lihatlah kelakuannya. Membawa seorang wanita pulang kerumah untuk disetubuhi. Aku tidak habis pikir dengan apa yang ada di otaknya itu.

Saat aku tengah memikirkan ketiga anaknya itu, ponselku berdering. Satu panggilan masuk dari . . . Jungkook? Loh, kenapa? Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada anaknya—atau, bagaimana? Duh, aku jadi panik sekarang.

Segera, aku mengangkat panggilannya. “Ya, apa sesuatu terjadi, Jungkook-ssi? Apa terjadi sesuatu pada Jungwoo, Jungyeon atau Junghyun? A-Aku akan segera ke—”

Bukan. Bukan itu. Tidak terjadi apapun pada mereka bertiga. Hanya saja, aku ingin bertanya, kau ada dimana?”

“Apa? Aku?”

Iya. Kau ada di mana sekarang?”

“Stasiun kereta.”

Terdengar tarikan napas panjang dari seberang. Lalu, Jungkook kembali bicara, memangnya masih ada kereta di jam segini? Tujuanmu kemana?”

BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang