“Cause when the time is right you'll be here, but for now, dear No One, this is your love song.”
—Tori Kelly, Dear No One—-
Sifra Lee
“Tae?” Panggilku dengan lembut. Kini, hanya ada kami berdua saja, karena Aera sudah pamit untuk pergi. Taehyung duduk di sofa, tapi dengan memberi sedikit jarak padaku. Aku menggigit bibirku, entah bagaimana harus memulai percakapan dengannya.
“You fell in love with me?” Tanyaku, mencoba mendapatkan perhatiannya.
Dan—sukses! Taehyung menoleh. Raut wajahnya terlihat serius dari biasanya. “Kau pikir, aku akan rela membuang-buang waktuku datang kesini, untuk melihat keadaanmu seperti ini? Kalau aku tidak mencintaimu, aku tidak akan sekhawatir ini!”
“Aku tidak tahu,”
“Mengapa kau tidak mengatakan dari awal padaku bahwa kau kekasih Jungkook?”
“Aku mantan kekasihnya. Hubungan kami telah berakhir, jadi tolong, jangan salah paham lagi. Dan juga, sebenarnya, dengan siapapun aku menjalin hubungan, itu bukan urusanmu, Kim Taehyung.”
Taehyung mengangguk. “Iya, aku tahu. Tapi, memangnya aku salah karena sudah jatuh cinta padamu? Aku saja bahkan tidak mengerti mengapa bisa menjadi seperti ini. Aku mencoba menepis perasaan ini, Sifra. Aku mencoba meyakini diriku sendiri bahwa aku tidak menyukaimu, apalagi mencintaimu. Tapi apa? I failed. I fell in love with you, and it was all unexpected.”
“So, what do you want me to do about it?” Tanyaku lagi, mencoba memahami apa maksudnya. “Kau tahu jelas bahwa kita baru bertemu satu sama lain, and guess what, we don’t know much about each other. Okay, I get it, it was love at first sight, but still, we didn’t know each other, Taehyung.”
“Tell me how you feel about me, Sifra. No bullshit. Look at me and tell me you don’t care about me the way I care about you,” pintanya. “Katakan bahwa kau tidak peduli padaku. Tatap aku dengan lekat. Katakan bahwa kau tidak ingin aku berada didekatmu, maka aku akan menjauh, jika itu yang kau mau.”
“Tae—”
“For me. For us.”
Aku meneguk salivaku. Kutatap matanya dalam-dalam, dan sebenarnya, aku ingin mengatakan bahwa aku ingin sedikit jarak darinya. Hubunganku dengan Jungkook baru saja berakhir, dan aku tidak mau membuat masalah haru lagi.
Terlebih juga, aku baru tahu bahwa Taehyung adalah sahabat Jungkook. Ini semakin memperumit keadaan, astaga!
Namun—lidahku kelu.
Taehyung menangkup wajahku, “katakan, Sifra,”
“I-I can’t, Tae!” Ujarku. “I know that we didn’t know each other that much, but—I just know that . . .” Aku tidak mampu melanjutkan kalimatku. Taehyung pun memelukku dengan erat. Aku melingkarkan tanganku pada tubuhnya, dan kubisikkan, “I care about you. I really do, Tae.”
“Please have faith in me, Sifra. Let me. Let me in. Let me have you all for myself. Will you?”
Kurasa, mungkin memang jalannya seperti ini. Meski kami belum mengenal satu sama lain lebih jauh, tapi Taehyung mampu membuatku bahagia. Tapi, disatu sisi, dia adalah sahabat Jungkook.
![](https://img.wattpad.com/cover/191823078-288-k143962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYSITTER
FanfictionMenjadi babysitter bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi menjadi babysitter untuk tiga bayi kembar milik pria tampan seperti Jeon Jungkook. It was all fun, until one of them started to fall in love. STARTED: June 24th, 2019. FINISHED: September 26t...