10: Kissed Her

8.7K 692 67
                                    

“Take me by the tongue and I'll know you. Kiss me till you're drunk and I'll show you.”
—Maroon 5, Moves Like Jagger (feat Christina Aguilera)—

-

Sifra Lee

Semenjak malam itu, malam dimana Jungkook datang kerumahku dan memintaku untuk kembali merawat anaknya, aku—sampai sekarang—belum membuat keputusan. Bahkan ini sudah dua minggu aku tidak pergi kesana. Kuliahku dimulai, namun aku masih memiliki waktu luang. Aku kuliah dari pukul delapan pagi dan selesai pukul dua siang. Meski sebenarnya aku harus membagi waktu, jika memang aku berniat untuk kembali kesana. Ke Busan. Merawat Jeon Triplets lagi. Aku merindukan mereka. Rindu sekali. Rasanya aku seperti sudah menelantarkan mereka.

Dan, karena hari ini hari Rabu, Dosenku berhalangan hadir. Semuanya mendapatkan libur untuk hari ini. Sekarang baru pukul delapan lebih sepuluh menit. Oleh karena itu, aku memberanikan diri untuk pergi ke stasiun dan memesan tiket kereta ke Busan. Aku tahu aku salah. Aku egois. Aku menelantarkan Jeon Triplets hanya karena aku sudah tahu pekerjaan Jungkook. Selama dalam perjalanan, aku tidak henti-hentinya menyalahkan diriku sendiri. Sifra, mengapa kau begitu bodoh, sih? Mengapa aku tidak mendengarkan penjelasan Jungkook terlebih dahulu?

Dan, saat aku sudah sampai di Busan, dirumah mewah milik Jungkook, aku mengetuk pintu dengan ragu-ragu. Aku membasahi bibir sembari menunggu yang punya rumah untuk membukakan pintu. Dua menit kemudian, pintu terbuka dan Jungkook muncul dengan rambut curly-nya yang basah. Ia memakai kaus hitam oblong dan celana pendek bermerk PUMA. Kelihatannya, ia baru saja selesai mandi.

Aku memberikan senyum canggung, “h-hai? Long time no see, Jungkook-ssi. How are you?”

“Masuk.” Jawabnya dengan dingin, lalu ia masuk terlebih dahulu kedalam rumahnya. Tanpa mengatakan apapun kepadaku, Jungkook duduk disofa dan mengambil sebuah buku. Aku menggigit bibirku. Apa yang harus kulakukan sekarang? Bahkan Jungkook saja mendiamiku seperti ini. Sepertinya ia marah padaku karena sudah tidak datang bekerja selama dua minggu. “Duduk. Kalau kau mau kakimu tidak pegal, kusarankan sih untuk segera duduk disofa sekarang. Aku tidak mau menggendongmu jika kau pingsan.”

Aku berdecak dan memutar bola mata sembari merapal sumpah serapah dalam hati. Dasar menyebalkan. Sifatnya tidak pernah berubah. Bahkan setelah dua minggu tidak bertemu pun, Jungkook masih semenyebalkan ini.

Aku duduk akhirnya. Bersebelahan dengannya. Jungkook tetap fokus membaca bukunya. Aku baru tahu bahwa Jungkook suka membaca. Padahal kukira, laki-laki sepertinya itu malas untuk membaca. Terlebih lagi ia kan porn star. Oke, kesampingkan dulu soal pekerjaan itu. Aku kemari bukan untuk membahas dan kemudian berdebat soal pekerjaannya. Lupakan saja. Lupakan bahwa aku pernah tahu apa pekerjaannya.

Aku meneguk saliva dan akhirnya membuka percakapan, “dimana Triplets?”

“Dikamar. Mereka sudah tidur. Sudah mandi, sudah makan dan diapers-nya sudah kuganti.”

“Sudah tidur?”

“Ya. Butuh waktu dua jam untukku melakukan itu. Aku tidak tidur semalaman dan menjaga mereka sampai pagi. Lalu aku memandikan mereka pukul empat pagi tadi dan menyiapkan semua makanan mereka dan susu.” Jungkook menjawab tapi ia tidak menatapku. Ia masih fokus membaca buku yang ada ditangannya. “Jadi, kusarankan, jangan dibangunkan. Aku pusing. Aku butuh ketenangan, dan aku sedang tidak ingin diganggu.”

BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang