6: Love Me or Not?

9.8K 782 19
                                    

“Love’s a game, wanna play?”
—Taylor Swift, Blank Space—

-

Sifra Lee

Ketika aku membuka mataku, satu hal yang kusadari; aku tidak berada di kamarku sendiri. Aku menghela napas dan menatap ke sekeliling ruangan kamar bernuansa klasik dengan dihiaskan warna putih dan rose gold. Aku mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. And, geez, aku berada dikamar Jungkook—atasanku! Lho, kok bisa? Setahuku, aku tidak tidur disini, melainkan disofa. Siapa yang memindahkanku? Tidak mungkin jika Jung Triplets. Jadi, aku berasumsi bahwa Jungkook yang memindahkanku.

Oke, baiklah, sepertinya tidak ada masalah dengan itu. Jungkook juga tidak ada dikamarnya ini—eh, tunggu, kemana dia, ya? Tidak tidur dikamarnya? Hm, mungkin karena ada aku, jadi dia tidak tidur dikamarnya. Tapi, jujur, kamarnya ini memang nyaman sekali. Kasur Queen size dengan bed sheet putih yang tebal dan mampu membuat hangat. Jendela kamarnya juga jika dibuka langsung mengarah ke balkon, sepertinya cocok untuk sambil minum teh dan membaca buku.

Ditambah lagi dengan hiasan-hiasan bingkai foto Freddie Mercury, Paul McCartney, George Harrison, John Lennon dan Ringo Starr. Sepertinya, Jungkook penyuka musik era '50 dan '60, ya. Tidak masalah, sih, sebenarnya. Aku juga menyukai lagu-lagu era tahun itu.

Aku pun keluar dari kamarnya dan langsung masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamar Jung Triplets. Ketika aku melihat jam yang ada didinding, ternyata sekarang baru pukul 4:25 AM. Masih pagi sekali. Pantas saja Triplets belum bangun.

Dua puluh menit kemudian, aku selesai mandi dan untungnya, aku membawa pakaian ganti didalam tasku. Aku selalu membawa pakaian ganti untuk berjaga-jaga jika salah satu dari Jung Triplets ada yang muntah dan mengenai pakaianku saat aku tengah menjaganya. Jadi, aku selalu bawa.

Selesai mandi, aku membangunkan Jungwoo, Jungyeon dan Junghyun. Bukan bermaksud ingin mengganggu ketenangan tidur mereka, tapi aku harus memandikan mereka sebelum Jungkook bangun. Itu peraturannya. Lagipula, mandi dipagi hari itu segar sekali. Apalagi saat pagi buta. Itu akan mendinginkan otak untuk sesaat. Tapi, untuk Jung Triplets, aku pakai air hangat. Tidak mungkin aku memandikan mereka dengan air dingin saat pagi-pagi seperti ini, mengingat mereka masih berusia tujuh bulan.

“Jungwoo, lihat ini . . .” Aku pun mulai menggerakkan botol shampoo dan Jungwoo langsung sigap mengambilnya. “Aigoo, jalhaesseo, Jungwoo-ya,”

Mandi kali ini begitu asyik karena Triplets kesayanganku selalu tertawa dan tidak ada yang menangis. Tapi, aku harus mencari cara agar mereka juga bisa tertawa, seperti bermain dengan botol shampoo, atau membunyikan suara bebek mainan yang disediakan Jungkook didalam bathtub.

Ketika mereka selesai mandi, aku begitu terkejut saat melihat Jungkook yang ada dikamar Triplets dan tertidur diranjangnya. Ini, bagaimana caranya aku bisa memakaikan pakaian untuk anak-anaknya jika dia tidur disitu? Aku pun melihat jam yang berdenting. Sekarang sudah pukul 5:20 AM. Aku menarik napas dan membangunkan Jungkook dengan perlahan-lahan.

“Jungkook-ssi, bangun. Sudah pagi.” Tidak ada respon. Oke, mari kita coba lagi. “Jungkook-ssi?”

Ia mengintip dengan sebelah mata, “ah, jangan ganggu aku. Tidurku tidak nyenyak semalam karena aku tidak tidur diranjangku sendiri. Sekarang, jangan ganggu aku. Aku mengantuk.”

BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang