7: Porn Star

10.1K 772 34
                                    

“Do you feel destiny or me?”
—BTS, Heartbeat—

-

Sifra Lee

Pertanyaan tiba-tiba darinya itu membuatku sedikit terkejut, namun aku tetap menatap matanya dan memberikan senyum tipis. Aku tahu, Jungkook sedang ingin bermain-main denganku. Tipikal laki-laki sepertinya itu suka menggoda wanita, membuat para wanita percaya bahwa semua kalimat manis yang keluar dari mulutnya itu adalah kenyataannya. Tapi, yang sebenarnya terjadi bukan begitu. Jungkook ingin menggodaku. Ia ingin aku untuk termakan dalam rayuannya. Kurasa, aku harus melakukan hal yang sama.

If he wants to mess up with me, hell, he got the wrong person. Aku bukan orang yang mudah terbawa perasaan hanya dengan diberikan kalimat manis dan bualan dari laki-laki sepertinya. Aku menghela napas dan aku balik bertanya, “what do you want me to say, Jungkook-ssi?”

“Tidak tahu. Aku—ingin jawabannya. Kau belum menjawab pertanyaanku, Sifra. You love me or not?”

You want to know the truth?”

Sure,

Sure you’re hot as hell. You have a very beautiful abs and amazing body with a very beautiful voice and, let alone your handsome face. It’s a bonus from God Himself,” ujarku, “but, nah, I don’t like you.

Jungkook menaikkan alisnya. “Serius? Aku ditolak lagi?”

“Ya.”

“Padahal aku ingin melamarmu detik ini juga kalau kau mencintaiku.” Katanya, “but yeah, never mind, Sif. At least, thank you for being honest to me. You like to stare at my body. And you think that I’m handsome? Well, good point.

Seketika, aku terkejut dan bahkan tidak percaya bahwa aku baru saja kalah. Awalnya aku yang ingin menggoda Jungkook dan membuatnya kalah telak dengan kalimatku yang agak terdengar sarkastik. Tapi justru, Jungkook mendapatkan jackpot di sini. Aku baru saja memujanya.

Duh, bodohnya aku. Jelas saja ia mendapatkan poin, meski aku mengatakan bahwa aku tidak tertarik padanya—namun aku telah membuat semuanya terasa lebih jelas atas pengakuanku tentang kesempurnaan yang dimilikinya. Aduh, Sifra, kau ini bodoh sekali, sih? Sudah tahu Jungkook itu brengsek, untuk apa kau bermain-main dengannya?

Nei tuoi occhi c’è il cielo.” Katanya.

Aku menaikkan alis, “apa?”

“Itu artinya "heaven is in your eyes"—dari Bahasa Italia.” Jungkook menghela napas, “ya sudah, tolong jangan anggap serius kalimatku tadi. Aku hanya bercanda. Bagaimana jika kita lanjut bernyanyi saja? Seberapa banyak lagu yang kau mau. Anggap saja sebagai penghilang kebosananmu karena anak-anakku sudah tidur semua.”

Karena aku tidak mau mengambil serius ucapannya, jadi aku memilih untuk mengabaikannya dan aku mengangguk. Jungkook memiliki suara yang sangat indah. Dan sekarang, ia menawarkan padaku untuk memilih lagu sesuka hatiku, maka ia akan menyanyikan lagu tersebut.

Aku tidak mungkin menolak. Because, oh Lord, his voice is like heaven. Belum pernah aku mendengar suara semanis, selembut dan sebagus itu. Terdengar sangat seksi dan itu membuatku ingin mendengarnya lagi dan lagi. Untuk jadi lullaby tidurku, kalau boleh. Jungkook mengatakan bahwa aku bebas memilih lagu apapun. Jika ia tahu lagunya, maka ia akan langsung bernyanyi. Tapi kalau ia tidak tahu, Jungkook akan memintaku untuk mengganti lagu.

BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang