“Baby I’m the one who found your love. I will spread into your heart.”
—George, Look At Me (JK Cover)—-
Sifra Lee
Aku tidak ingat apapun yang terjadi saat semalam. Ini yang selalu kusesali setelah aku meminum alkohol dalam takaran yang melebihi batas kemampuanku. The last thing I want to have is get drunk and do something that’ll embarrass me later. Aku mengusap tengkuk leherku dan menarik napas, sebelum akhirnya aku meregangkan otot-otot tubuhku. Aku pun mulai mencium aroma musk. Seperti parfum. Sangat harum dan begitu—um, sensual. Dari mana asal datangnya?
Aku membuka mataku dan . . . melihat figur laki-laki dengan tubuh kekar yang sedang berdiri sembari merapihkan posisi rambutnya. Lantas, ketika semua kesadaranku sudah terkumpul, aku terkejut dan— “Jungkook-ssi? What are you doing here?!”
Jungkook menoleh padaku, kegiatannya terhenti sejenak. Kemudian ia mengerutkan keningnya, “me? What am I doing here? This is my room. I can do whatever I want in my room,” jawabnya, lalu ia kembali merapihkan rambutnya lagi. “Kau sebaiknya bangun, Sifra. Anak-anakku saja sudah rapih semuanya.”
“Mengapa aku bisa ada disini?”
Jungkook kembali berhenti dari kegiatannya. Kali ini, ia mulai berjalan mendekat, lalu duduk di kursi yang berada didekat ranjang. Ia pun menyilangkan kakinya dan melipat tangannya didadanya. Ia menghela napas, “oke, jadi kau tidak ingat?”
“Apa?”
“You get drunk last night.”
“Iya,” jawabku. “But, I didn’t do something—” aku ingin sekali bertanya, tapi aku juga ingin sekali berusaha untuk mengingat apa yang terjadi. Aku tidak mau menanggung malu pagi-pagi seperti ini. “Never mind.” Kemudian aku bangun dan untungnya, aku masih dengan pakaianku tadi malam. Itu artinya, ada kemungkinan Jungkook tidak menyentuhku.
Ketika aku sudah berhasil keluar dari kamarnya, aku segera kekamar anak-anaknya dan mengunci pintunya dengan rapat. Setelahnya aku menarik napas sebanyak-banyaknya. Aku benar-benar butuh oksigen untuk sekarang. Aku—astaga, mengapa aku bisa ada dikamar Jungkook, sih? Mengapa juga aku harus mabuk tadi malam? Duh, bahkan aku tidak ingat apa-apa. Kepalaku pusing. Sangat pusing dan rasanya, aku ingin sekali menenggelamkan diriku di air yang hangat.
Atau membasuh dan membersihkan diriku sendiri dari dosa dengan holy water. I really need Jesus right now. Semakin hari, dosaku semakin bertambah. Dear God, forgive me for my sins. Kemudian, aku mendekat pada Jeon Triplets yang ternyata memang sudah rapih, namun mereka kembali tidur. Aku pun melihat jam yang ada di dinding. 9:52. Oh, aku bahkan—astaga, kelasku sudah lewat!
Aku membolos kuliah hari ini. Bagus sekali. Ya ampun, aku sama sekali tidak ingat. Aduh, bagaimana ini? Aku saja belum mandi. Kelasku sepertinya sudah dimulai, dan percuma, aku tidak akan bisa sampai di Seoul dalam waktu cepat. Oke, sepertinya memang aku harus absen hari ini. Tapi masalahnya—hari ini adalah hari pengumpulan tugas! Bodohnya aku, bodohnya aku!
Pintu kamar triplets diketuk dua kali, bersamaan dengan suara Jungkook yang mulai terdengar. “Sif, open the door.”
“Yes? Comin’!”
Aku membukakan pintu dan menemukan Jungkook berdiri disana. Ia sudah rapih dan wangi. Aku membasahi bibirku, aku menghindari tatapan matanya. Sungguh, aku malu sekali. Apa yang sudah kuperbuat semalam? Aku tidak berbuat apa-apa, kan? Buktinya, Jungkook tidak merasa canggung sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYSITTER
ФанфикMenjadi babysitter bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi menjadi babysitter untuk tiga bayi kembar milik pria tampan seperti Jeon Jungkook. It was all fun, until one of them started to fall in love. STARTED: June 24th, 2019. FINISHED: September 26t...