14. Bersamamu

916 136 19
                                    

Ketika bersamamu,
aku merasa segala masalah mampu untuk ku hadapi.

Karena aku tau,
kamu akan selalu ada mendukungku.

***

Jungkook memang sudah membuat daftar hal-hal yang akan mereka lakukan ketika bertemu. Ia sempat kesal karena ia pikir itu tak bisa ia wujudkan hari ini, karena ia datang terlalu malam. Mungkin Asyiela sudah tidur atau mungkin orangtua Asyiela tidak akan memberikan izin. Tapi ternyata, ia justru mendapat respon baik dari sang calon mertua, bahkan memiliki waktu bebas bersama Asyiela.

Masih sambil memfokuskan diri pada jalan raya dihadapannya, Jungkook melirik ke Asyiela yang juga tengah memandangi dirinya. Tertangkap basah, Asyiela tak mampu menyembunyikan rona merah diwajahnya. Gadis itu langsung menoleh ke jalan raya, menetralkan detak jantungnya yang terasa seperti sedang maraton. "Kook! Fokus ke jalan, dong!" Omel gadis itu sebal membuat Jungkook tak mampu menahan kekehannya.

"Iya iya sayang," balas Jungkook sambil mengelus rambut gadis itu.

Sayang?! Batin Asyiela menjerit. Astaga, ia merasa seperti orang gila di dekat Jungkook. Ketika bersama pria itu, Asyiela harus menahan diri untuk tidak memandangi Jungkook dengan tatapan memuja serta senyum bodohnya. Detak jantungnya sungguh tak terkontrol.

Saat Asyiela masih sibuk menetralkan detak jantungnya, dehaman Jungkook justru membuat jantungnya semakin berdetak cepat. Ia kembali menoleh melihat wajah pria disampingnya ini. Mengagumi detail wajah Jungkook. Menurutnya, wajah Jungkook itu imut tapi bisa juga menjadi cool. Asyiela gemas ingin membawanya pulang untuk dijadikan suami.

Senyuman merekah di wajah Jungkook. Pria itu menepikan mobil dan memarkirkannya. Setelah itu, ia menatap Asyiela, "Yuk, ke tempat pertama!"

Asyiela yang sedaritadi asyik memandangi Jungkook terbelalak. Jungkook sudah memakai topi hitam serta masker dan memberikan salah satu masker lainnya untuk Asyiela pakai. Asyiela mengangguk, kemudian memakai masker dan hendak membuka sabuk pengamannya. Masalahnya, Asyiela paling malas memakai sabuk pengaman sehingga tidak pernah memakainya. Dan ketika Jungkook memakaikan sabuk pengamannya, Asyiela hanya menurut.

Bagaimana cara melepas sabuk sialan ini?

"Kok belum keluar, Syil?" Tanya Jungkook membukakan pintu gadis itu. Jungkook terkekeh ketika menyadari gadisnya tidak bisa membuka sabuk pengaman yang tadi ia pasangkan. "Makanya, dibiasain pake sabuk pengaman. Ini tuh penting buat jaga keselamatan," ceramah Jungkook sambil melepas sabuk pengaman tersebut. Gadis itu benar-benar malu hingga wajahnya sudah semerah tomat. Namun, aroma parfum maskulin milik Jungkook membuat Asyiela merasa nyaman.

"Udah, ayo!" Ajak Jungkook mengulurkan tangannya. Asyiela tersenyum dan menerima uluran itu.

Jungkook membawanya ke sebuah kafe yang ramai. Memang bukan restoran mewah yang biasa diceritakan di novel-novel fiksi remaja milik Asyiela, tapi Asyiela tetap merasa senang. Jungkook memakai sebuah masker, kemudian menarik Asyiela untuk masuk ke kafe tersebut. Asyiela hanya menunduk dan mengikuti kemana Jungkook membawanya.
Jungkook mengatakan sesuatu pada sang kasir, kemudian mempersilakan Jungkook masuk ke area dapur. "Disebelah sana, tuan," ujar sang kasir menunjukkan lift. Jungkook berterimakasih dan melepaskan maskernya. Ia melepaskan masker gadisnya kemudian tersenyum, "Aku harap kamu suka."

Wajah Asyiela merona merah. Ia melihat orang disekeliling dapur yang syukurnya tidak melihat mereka karena terfokus untuk memasak. "Kok di dapur?" Tanya Asyiela bingung. "Ini masih nunggu liftnya terbuka," jawab Jungkook. "Emangnya bo--" pertanyaan Asyiela tak jadi diucapkan karena pria dihadapannya mencium bibirnya sekilas, sukses membuat gadis itu terdiam. "Lihat aja, sayang. Jangan banyak tanya, oke?" Ujar Jungkook tersenyum dan mencubit pipinya gemas.

Ting!

Pintu lift terbuka, Jungkook segera masuk disertai Asyiela yang kembali ia genggam tangannya. Asyiela masih memikirkan kecupan singkat itu. Pipinya semakin memerah. Jungkook sendiri juga merutuki kebodohannya, samar rona pun muncul di pipinya.

Pintu lift kembali terbuka, mereka keluar dari lift dan hal yang Asyiela lihat selanjutnya adalah hamparan langit malam yang dihiasi lampu dari beberapa gedung. Hanya ada sebuah meja dengan dua kursi disana. Ketika mereka baru saja duduk dan pelayan sudah menghidangkan makanan yang sepertinya sudah dipesan Jungkook tadi. Makanan tersebut ditutup dengan tudung saji dari aluminium. Asyiela menerka-nerka, kira-kira menu apa yang dipesan oleh Jungkook. Jungkook membayar tips dan mengucapkan terimakasih pada pelayan.

"Kook,"

"Hm?"

"Ini apa?" Tanya Asyiela masih belum membuka tudung saji tersebut karena Jungkook juga belum membukanya. Jungkook tersenyum ringan, "Nanti kamu tau kok isinya apa."

"Aku buka ya?"

"Jangan!" Larang Jungkook cepat membuat Asyiela bingung. "Aku masih mau ngobrol bentar lagi. Nanti kita sama-sama buka makanannya." Asyiela memandang curiga, "Bukan yang aneh-aneh kan?" Jungkook menggeleng. "Gak dikasih obat perangsang kan?" Cicit Asyiela sambil menyembunyikan wajahnya membuat Jungkook tersedak air liurnya sendiri, "Gak mungkinlah, Syiel!"

Oke, mungkin Asyiela terlalu sering membaca wattpad yang plus-plus.

"Kook," Panggil Asyiela lagi membuat Jungkook menatap gadisnya yang wajahnya bersemu merah. "Jangan gitu lagi, ya," cicit Asyiela yang masih mampu di dengar oleh Jungkook. "Maksudnya?" Tanya Jungkook yang membuat pipi Asyiela semakin memerah dan Asyiela menundukkan kepalanya, "Erm anu, yang ta-tadi. Bibir. Ehm, ci-ci-cium," jawab Asyiela tergagap. Jungkook merasa sesal membebani dirinya. Itu juga pertama kali untuknya dan dia sendiri tidak merencanakan hal itu, "Maaf ya, janji gak ulangin," ujar Jungkook bersalah, "Btw, makasih udah jadi yang pertama," lanjut Jungkook membuat Asyiela mendongakkan kepalanya bingung. "Makasih jadi cewek pertama yang aku cium, dan yah maaf sudah mencuri ciuman pertamamu," Jungkook memberi penjelasan. Pria itu sekarang salah tingkah membuat Asyiela mengerjapkan matanya beberapa kali, "That is your first kiss?" Tanya gadis itu yang dibalas anggukan. "Kalau begitu terimakasih karena memberikan ciuman yang pertama untukku. Semoga ciuman selanjutnya juga tetap aku ketika kita sudah menikah nanti!" Riang Asyiela tersenyum. Gadis itu sendiri hanya menyatakan apa yang ada dihatinya. Mendengar pengakuan Jungkook mengenai ciuman pertamanya membuat ada gejolak yang menyenangkan dalam dadanya.

Asyiela yang menyatakan hal tersebut salah tingkah, malu-malu menatap Jungkook yang juga sedang tersenyum, "Pinter gombalnya, ya? Ayo makan!"

"Udah boleh dibuka?" Tanya Asyiela bersemangat karena sudah sangat penasaran. Jungkook mengangguk sambil tersenyum, "Iya, buka aja."

Dan, satu, dua, tiga....

Asyiela tak menyangka makanan ini bisa tersaji dihadapannya.

To be continued...

Hayoloh. Asyiela dikasih makan apaan.

Bakso boraks?:v

Jan lupa vote commentnya
See you!

Roleplay: Take Me To Your Real Life [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang