25. Persaingan

511 66 3
                                    

Hidup,

Rezeki,

Jodoh,

Kematian.

Semua telah diatur Tuhan.
Lalu, kenapa kamu masih memaksakan kehendak?

"Jangan. Berani. Sentuh. Wanita. Gue." Tegas Jungkook penuh penekanan di setiap kata sambil menatap Sehun yang sudah tersungkur. Sehun berdecih, tak mengira pria itu akan datang. Asyiela yang melihat kehadiran Jungkook langsung bangkit menghampirinya dan berlindung dibalik pria itu. Gadis itu memeluk Jungkook dari belakang dengan beberapa tetesan air mata yang berhasil lolos dari matanya. "Kook, aku takut." Lirih gadis itu membuat rahang Jungkook semakin mengeras menatap Sehun. "Syiel, duduk disofa aja ya, sayang. Tutup matanya, oke?" Asyiela menggeleng, "Memang kamu mau ngapain?" Jungkook menghela nafas sebelum menjawab, "Menghukum dia, sayang." Asyiela menggeleng dari balik punggung Jungkook, menahan pria itu namun Jungkook langsung menggendong gadis itu dan menurunkannya di sofa.

"Sebentar ya, sayang." Asyiela yang mendengar itu menutup matanya dengan bantal sofa. Sehun tampaknya sangat kesakitan dengan tendangan tadi dan membuatnya sulit berdiri. "Gue gak bakal kalah dari banci kayak lo." Sehun menyombongkan diri ketika baru saja berhasil berdiri. Jungkook hanya menyeringai dan dalam gerakan cepat kakinya kembali menendang Sehun dan memukul rahangnya hingga tersungkur. Sehun baru saja akan kembali bangkit namun Jungkook kembali menyerangnya. "GUE GAK BAKAL KALAH DARI BANCI KAYAK LO!" Sehun berteriak membuat Jungkook sedikit menyeringai, "Jangan cuma ngomong. Lo bahkan belum sekalipun berhasil nyerang gue."

Sehun menggeram, rahangnya yang sudah lebam mengeras. Dari lantai atas Suho, Suga, juga Kai turun setelah mendengar suara teriakan Sehun. Baru saja Sehun akan menyerang namun langsung dilerai oleh Suho, Suga, dan Kai yang membatasi Sehun dan Jungkook. "Santai, jangan ada kekerasan disini," Suga berucap menenangkan keduanya. Asyiela sendiri bernapas lega karena perkelahian tersebut telah dihentikan. Sedaritadi ia mengintip perkelahian yang terjadi dengan takut-takut dari balik bantal sofa yang ia genggam. Dari perkelahian tadi, Asyiela dapat melihat betapa menyeramkannya Jungkook ketika marah.

Sehun masih tak terkendali, ia hendak menerobos ketiganya untuk menyerang Jungkook namun gagal karena Suho dan Kai langsung menghentikan aksinya dengan menahan tubuh pemuda itu.

Keduanya didudukkan berjauhan dengan Asyiela yang berada disamping Jungkook. Pemandangan itu jelas membuat Sehun semakin kesal. Suho sudah menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Sehun yang sangat mudah emosi. Ia bersyukur Asyiela lebih memilih Jungkook dibandingkan Sehun, walaupun sebenarnya dulu dia mendukung Sehun untuk menjadi pasangan adiknya. Suho dulu tak tahu sikap asli Sehun yang seperti ini.

"Kenapa lo lakuin ini?" Tanya Kai pada Sehun memecah keheningan yang sempat terjadi. "Gue cuma mau nunjukin bahwa gue lebih baik daripada itu banci!" Balas Sehun membuat Jungkook sedikit terpancing namun menahannya karena Asyiela menggenggam tangannya erat sembari mengelusnya, berusaha menahan emosi Jungkook.

Kai menghela nafas, "Bukan gini juga. Bersaing tuh yang sehat, jangan pake kekerasan." Mendengar kata-kata tersebut membuat Sehun panas sendiri. Menurutnya, ini adalah cara terbaik untuk menunjukkan pada Asyiela bahwa dia adalah yang terbaik.

"Ayah pulang." Suara Ayah Asyiela yang baru saja pulang entah darimana membuat mereka langsung menoleh ke arah Ayah Asyiela. Ayah Asyiela melihat suasana yang terasa canggung dan tegang. Ia tersenyum kecil melihat kondisi Sehun dan Jungkook yang tak mau saling berpandangan. Melalui hal kecil itu, ia mampu memahami apa yang terjadi.

"Nak Jungkook sudah sehat?" Pertanyaan dari Ayah Asyiela membuat Jungkook tersenyum dan mengangguk sopan, "Sudah, Pak. Saya baru pulang dari rumah sakit pagi tadi." Jawaban Jungkook membuat Ayah Asyiela mengangguk-angguk kemudian pandangannya beralih pada Sehun, "Nak Sehun, apa kabar? Sudah lama gak main bareng Kai, kan?" Sehun hanya mengangguk tanpa menjawab. Suasana hatinya membuat semuanya serba salah.

"Sehun, biarkan saya memberitahu. Anak saya sudah bertunangan dengan Jungkook," ujar Ayah Asyiela membuat Sehun merasakan telinganya semakin panas. "Memang belum menikah dan menurutmu masih sah-sah saja bersaing. Tapi, melihat dari lebam di dagu mu, sepertinya kamu sendiri kewalahan untuk bersaing."

Pandangan Ayah Asyiela kini kembali jatuh pada Jungkook, "Nak, kalau kamu ingin segera menikahi Syiela juga tak apa, melihat kondisi Asyiela yang sepertinya punya orang yang terobsesi padanya. Saya harap kamu mampu melindunginya." Jungkook serta Asyiela dan saudara-saudaranya tertegun, sedangkan Sehun termangu dan mulutnya terbuka. "Maksud Om?" Tanya Sehun tak terima membuat Ayah Asyiela tersenyum simpul. "Kalau kamu mencintai putri saya, maka kamu akan senang melihat putri saya bahagia. Jika kamu tak senang dan merasa dia harus bersamamu, itu bukan cinta, nak. Itu hanyalah obsesi."

Seolah mendapat tamparan keras, Sehun terdiam. Ia tak lagi memprotes ucapan Ayah Asyiela.

Sakit.

Sehun akhirnya kembali merasakan sakit. Ia yakin, ia memang benar mencintai Asyiela. Tapi, setelah mendengar ucapan Ayah Asyiela, ia akhirnya benar-benar mengerti apa perasaan ini. Ya, Sehun menginginkan Asyiela untuk dirinya. Lalu, dia harus apa?

"Ayah bawa makanan banyak, mau makan bersama?" Asyiela langsung mengajak Jungkook ke ruang makan bersama para saudaranya. Sehun masih terdiam, tertelan dalam pikirannya sendiri. "Sehun?"

"I-iya, Om?" Sahutnya tergagap. Ayah Asyiela masih tersenyum. "Mau makan bareng? Ayo ke ruang makan. Yang lain udah nunggu." Sehun tersenyum dan menggeleng pelan merespon ajakan tersebut. "Enggak, Om. Saya mau pulang. Sehun pamit ya, Om." Sehun menyalim tangan Ayah Asyiela kemudian berlalu pergi. Ayah Asyiela mengantarkannya sampai pintu depan.

"Nak?"

"Iya, Om?"

"Jodoh pasti bertemu. Jodoh gak bakalan tertukar."

Sehun tersenyum, paham Ayah Asyiela berusaha memotivasinya. Setelah mengucapkan terimakasih, Sehun segera meninggalkan rumah gadis yang ia sukai dengan aliran sungai kecil mengalir dari sudut matanya.

To be continued

Adakah manusia penganut, "berjuang terus selama janur kuning belum melengkung?"

Roleplay: Take Me To Your Real Life [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang