57. Tebusan

378 41 0
                                    

Mata IU melebar, menatap Tao yang berbaju serba hitam tak lupa dengan masker hitam yang menutupi wajahnya. IU memang ingin kembali pulang, tetapi ia tak ingin Tao melakukan ini. Harus IU akui, Tao yang bersalah dalam penculikan itu. Tapi, apabila Tao melakukan ini, nyawa kakak sulungnya itu dalam bahaya. Pamannya adalah seorang psikopat gila. Kalau Tao melakukan ini, jelas Tao tak dapat menghindar dari hukuman mati.

Melihat adiknya itu melongo, Tao segera menarik tangannya. Ia tak punya banyak waktu dan harus bergerak cepat agar tak ketahuan. IU mengikuti kemana Tao membawanya berlari. Tak peduli berapa banyak orang yang sudah mereka senggol, Tao tetap mempertahankan kecepatan larinya.

Bruk

IU terjatuh setelah menabrak tubuh seseorang. Orang yang ia tabrak mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. Segera IU menerima uluran tangan itu dan berdiri. Tao sendiri sudah mengambil secarik kertas yang ia bawa di saku jaketnya. Syukurlah bisa dipakai untuk membantu adiknya pulang. Tao yang bekerja sebagai staff di beberapa acara jelas tahu siapa yang menolong adiknya ini, bahkan sempat memata-matai adik pria itu dan keluarganya untuk keperluan. Pria itu tak akan macam-macam. Tao yakin itu.

Tao menepuk pundak pria itu, berbisik dan menyerahkan secarik kertas beserta kunci. Rapmonster mengangguk mengerti walau sedikit bingung, kemudian segera menarik gadis itu. Mereka bertifa berlari, namun Tao berlari ke arah yang berbeda. IU hanya bisa menangis, paham apa yang akan terjadi pada kakak sulungnya. Rapmonster yang paham gadis itu sedang menangis tak sedikit pun mengurangi kecepatan berlarinya, menuruti permintaan orang tadi.

Rapmonster mengambil kunci mobilnya di saku, menekan tombol dan mempersilahkan IU masuk. Ketika duduk, Rapmonster membaca apa yang tertulis di kertas itu. Sebuah alamat. Rapmonster menatap gadis yang masih terisak itu, lalu menghela nafas.

Baiklah, membantu gadis ini tak akan membuat hidupnya berubah, bukan?

~☆~

Tao bersembunyi dibalik pilar. Ia tahu ia tak akan selamat, tapi setidaknya ia butuh istirahat sejenak sebelum benar-benar pergi dari dunia ini. Nafasnya tersenggal karena baru saja berlari dalam jarak yang lumayan jauh. Sudut bibirnya tertarik, senang karena telah berhasil menyelamatkan adiknya. Ia berhasil menebuskan dosanya. Memang ia yang membuat adiknya dalam kondisi sekarang. Tapi, ia juga punya nurani.

Sejak kecil, Tao memang berbeda. Kalau IU bersekolah ke luar negeri karena bakatnya, Tao bersekolah jauh agar menjadi mandiri. Orang yang mengerti dirinya adalah pamannya. Pamannya pula lah yang memperkenalkannya pada dunia psikopat. Namun, pamannya memgincar IU yang berbakat untuk menjadi artis agensinya. Karena yakin dan percaya pada pamannya, Tao berani bertindak jauh dengan membantu penculikan IU itu. Ia akui, ia menyesal.

Tak sengaja kemarin ia mendengar si tua bangka alias pamannya akan menjual adiknya berserta beberapa artis lain untuk dijadikan PSK. Jelas saja Tao tak ingin adiknya terjerumus ke dunia itu. Tao segera mencari cara, tak ingin adiknya menjadi seorang jalang karena paksaan pamannya.

"Tembak!"

Sebuah peluru melesat ke arahnya. Tao sama sekali tak mengelak, paham sebanyak apapun ia mengelak ia tetap akan tertembak oleh pasukan yang dikirimkan pamannya itu.

Lirih, ia berbisik.

Semoga kedua adik kecilku bisa hidup bahagia

~☆~

Suara dentingan ponsel mengganggu acara makan keluarga Sehun. "Siapa, Ma?" Tanya Dineka membuat Aerin bergidik tak tahu. Ia membuka ponselnya, melihat sebuah notifikasi dari adik iparnya.

Sebuah foto dimana seorang pemuda bertelanjang dada dan berceceran darah dengan sebuah lubang kecil di dadanya. Aerin menjatuhkan ponselnya. Air matanya meleleh begitu saja. Pemuda itu putra sulungnya, Tao. Putranya telah mati di tangan pria itu.

Kyuhyun dan Sehun dengan sigap meraih ponsel dan melihatnya. "Tao?" Ucap Sehun ikut tercengang. Dineka sendiri memeluk Aerin mencoba menenangkan.

Tak lama, suara klakson mobil terdengar. Satu pun dari mereka tak berani beranjak. Namun setelahnya dapat terdengar suara orang yang sedang berlari ke arah mereka. Kyuhyun sudah sigap membentengi keluarga kecilnya.

"Papa!" Seru gadis yang sudah lama tak terlihat. Gadis itu menangis sembari memeluk Kyuhyun erat. Semuanya kembali terkejut melihat ini. Dibelakangnya, Rapmonster menyusul gadis itu. "IU anak mama." Lirih Aerin beranjak bangkit dan memeluk putrinya. "Pa, Ma, Tao meninggal karena IU. Tao nyelamatin IU. Karena IU--"

"Bukan sayang, sudah takdirnya." Tegas Kyuhyun dengan setitik air mata yang turun. Putranya telah meninggal, namun putrinya telah kembali.

Keluarga kecil itu bingung. Mereka harus berduka cita, atau justru bersuka cita?

Roleplay: Take Me To Your Real Life [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang