16. Janji

729 122 16
                                    

Janji dibuat untuk ditepati

atau

Justru untuk diingkari?

***

Seusai makan, Asyiela kembali dibawa Jungkook entah kemana. Namun, perbedaannya adalah suasana perjalanan tak lagi hening seperti tadi. Mereka mengobrol sepanjang jalan, mulai dari menu tak terduga yang dipesan Jungkook hingga menceritakan tentang masalah yang sedang dihadapi oleh Asyiela. Jungkook menyimak cerita Asyiela dengan sesekali mengusap rambut gadis itu lembut dan meliriknya sesekali.

Asyiela tampak menahan tangisannya dan Jungkook tak tahan melihatnya. Syukurnya mereka telah sampai di tempat kedua yang mereka tuju. Jungkook segera mematikan mesin dan mengajak Asyiela keluar.

Jungkook menggenggam tangan Asyiela untuk menuju ke sebuah daerah yang sepi dan sunyi. Hanya ada beberapa rumah atau ruko yang ditinggali. Asyiela memandangi tempat yang nyaris tanpa penghuni ini dengan tatapan ngeri karena suasananya yang sangat mencekam. Penerangan redup, lampu hanya berasal dari beberapa rumah yang ditinggali. Beberapa pohon yang sangat rimbun berada di banyak sisi, begitu juga pohon yang kering dan hanya menyisakan ranting.

Asyiela berpikir, Jungkook tidak akan melakukan yang aneh-aneh padanya kan?

Ia menatap Jungkook dengan sedikit takut-takut. Ah, tidak. Jungkook tidak mungkin berbuat hal yang buruk pada Asyiela.

Jungkook berdiri di sebuah rumah minimalis bertingkat dua. Jungkook menatap gagang pintu itu lama, menghela nafasnya kemudian membuka pintu tersebut dengan sebuah kunci. Asyiela memiliki banyak pertanyaan namun entah kenapa tak berani ia sampaikan. Ia melihat Jungkook yang menyalakan lampu kemudian menatap sekeliling rumah seakan sedang mengingat sesuatu. Jungkook mempererat genggaman tangannya pada Asyiela, membawa gadis itu untuk menaiki tangga menuju lantai kedua.

Ada sebuah kamar disana. Pintu kamar tersebut memiliki hiasan stiker aneka karakter yang dibuat menyusun huruf 'J'. Jungkook menyentuh stiker tersebut kemudian tersenyum sekilas, ia menatap Asyiela, "Syil, ini kamar aku dulu."

Melihat wajah Asyiela yang memucat membuat Jungkook bertanya-tanya, "Kenapa Syil?"

Asyiela hanya melepaskan tangannya dari genggaman Jungkook, membuat Jungkook tersentak kemudian tertawa setelah memahami kemana pikiran gadisnya berlabuh. "Gila! Aku gak bakal gitu, sayang," terang Jungkook membuat Asyiela menatap Jungkook malu-malu, "Be-beneran?" Jungkook mengangguk. "Oke, kita bakal masuk dan aku bakal buka pintunya lebar-lebar. Kamu boleh rekam kegiatan kita pakai hp kamu, atau terserah deh. Andai kata aku berani apa-apain kamu, kamu boleh nendang benda ini," ujar Jungkook sambil jarinya menunjuk ke arah celananya. Wajah Asyiela langsung memerah melihat ke arah yang Jungkook tunjuk. "Jangan diliatin banget, sayang. Kalo dah nikah boleh kok kamu liatin sepuasnya," goda Jungkook yang membuat Asyiela segera memukuli Jungkook karena kesal. Jungkook tertawa terbahak-bahak melihat Asyiela yang sangat kesal. Ia benar-benar puas menjahili gadis itu.

Ketika Asyiela sudah mulai berhenti memukuli serta mencubiti pinggangnya, Jungkook membuka pintu dan menyalakan lampu. Terdapat sebuah pintu geser dari kaca yang hampir ditutupi oleh tirai. Jungkook menyuruh Asyiela membuka tirai tersebut.

Hal yang didapati Asyiela adalah pemandangan yang luar biasa. Asyiela tak dapat menggambarkan seberapa unik pemandangan yang ada disana.  Tangannya tergerak untuk menggeser pintu tersebut agar dapat ke balkon. Ia termangu, menatap pemandangan disekitar itu lebih luas.

"Gimana? Suka?" Tanya Jungkook memeluk Asyiela dari belakang. Asyiela menoleh pada Jungkook, tersenyum dan mengangguk. Ia tak bisa berkata-kata. Pemandangan unik yang tak pernah ia dapat dimanapun.

Jika memandang jauh ke bagian kiri dari balkon tempat mereka berada, maka dapat terlihat pemukiman yang nyaris tanpa kehidupan. Ketika sedikit bergeser, ada lahan tempat bercocok tanam yang ditumbuhi aneka sayur-sayuran, juga perkebunan jeruk. Jika melihat ke posisi bergeser lagi, terdapat pohon yang rimbun namun pendek, hampir menyerupai hutan. Kemudian jika berada di hadapan balkon, mulai terdapat jalan setapak, menuju suatu tempat yang tidak Asyiela ketahui pasti. Kemudian ketika bergeser lagi ke kanan balkon Jungkook, terdapat gedung-gedung yang tinggi.

Sulit untuk dibayangkan. Tapi pemandangan itu ada dihadapan Asyiela. Kelap-kelip terlihat dari bagian kiri hingga akhirnya benar-benar terang di bagian kanan. Terlihat seperti gradasi. Karena pohon-pohon yang seperti hutan itu pun memiliki penerangan semacam lampu jalan yang terang. Begitupula dengan area perkebunan dan ladang yang memiliki lampu untuk menerangi.

"Kook, ini pemandangan yang aneh, unik, tapi indah," ucap Asyiela masih menatap pemandangan di hadapannya. Jungkook hanya mengelus rambut gadis itu, "Bagus kalau kamu suka. Aku bawa kamu ke sini karena, aku punya janji."

"Janji apa?" Tanya gadis itu kini menghadap Jungkook. Jungkook menangkup pipi Asyiela, menatap Asyiela tepat di mata cokelat gadis itu. "Ayah ibuku bercerai. Hak asuh diambil oleh Ayah, kami pindah ke pusat kota. Padahal tadinya kami tinggal disini. Ibuku kembali ke kampung halamannya. Tak ada yang menempati tempat ini tapi ayah tak mau menjualnya. Aku menyelinap mengambil kunci rumah ini tanpa ada yang tau."

"Lalu?"

"Sebelum aku meninggalkan tempat ini, aku bertekad ketika sudah besar, aku akan membawa istriku kesini. Karena aku ingin membawanya ke tempat yang benar-benar menjadi istanaku. Tempat ini sederhana, tapi yang aku ingat dari tempat ini adalah kenangan manis ketika ayah ibuku belum bercerai," Jungkook menatap Asyiela semakin dalam, "Aku ingin membuat kenangan manis seperti dulu kesini, bersama istriku."

"Ta-tapi kita belum--"

Jungkook kini berlutut dihadapan Asyiela, membuat Asyiela menatapnya tak percaya. Pria itu mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin dan menggenggam sebelah tangan Asyiela. "Asyiela, will you marry me?"

Asyiela tak dapat menjawab apapun selain mengangguk dan memeluk Jungkook erat.



_to be continued....

Hari pertama sekolah nih guys!

Ada gak yang kesiangan?:'v
Aing hampir telat euy:'v

See you!

Roleplay: Take Me To Your Real Life [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang