59. Tiga Poin

436 46 1
                                    

"T-tiga. Tiga poin yang harus Syiela ingat agar tetap percaya dan ragu Syiela hilang."

Mendengar itu, keyakinan yang Asyiela tanamkan pada dirinya untuk tak mendengarkan Jungkook lagi hilang. Seketika memorinya terbawa pada hari dimana Jungkook meyakinkan dirinya bahwa dia adalah gadis yang pantas untuk Jungkook.

Poin satu, gak ada manusia yang sempurna.

Kedua, setiap manusia punya kelebihan.

Ketiga, tak perlu ada alasan untuk jatuh cinta.

Mengingat itu membuat Asyiela hendak menangis. "A-aku ga perlu percaya sama orang yang gak percaya sama aku!" Seru gadis itu seraya menunduk dan menahan air matanya. Ia mengepalkan tangannya sendiri. Sedangkan Jungkook kembali merasa sakit. Mendengarkan kalimat itu meluncur langsung dari gadis yang ia cintai membuatnya benar-benar merasakan seakan dicabik-cabik. Ia memejamkan matanya, mengetatkan rahangnya sembari mencoba melanjutkan perkataannya.

"Akan ku ubah tiga poin itu jadi tiga poin dari Jungkook untuk Asyiela."

Asyiela mati-matian menahan posisinya yang menunduk ketika mendengar itu. Jungkook menarik nafas dalam. "Poin pertama, gak ada manusia yang sempurna. Maaf karena aku udah egois, minta kamu percaya padahal aku sendiri waktu ayah ibu bilang sesuatu yang ga bener tentang kamu malah aku percaya. Maaf, aku cuma manusia yang ga sempurna."

Asyiela tak bergeming, masih menunggu pria dihadapannya melanjutkan perkataannya. "Kedua, setiap manusia punya kelebihan. Aku ga bisa sangkal bahwa liat kamu senyum udah cukup buat bikin aku melayang. Dibanding aku, kamu punya banyak kelebihan. Kamu bahkan mampu bertahan setelah dapat hujatan dari fans-fans aku. Kamu tetap percaya sama aku walau aku sempat ga kasih kabar. Kelebihan kamu itu benar-benar luar biasa. Dan lagi-lagi, maaf karena aku ga bisa jadi tempat kamu curhat tentang haters-haters itu. Maaf karena aku ga bisa bener-bener bawa dan bimbing kamu ke kehidupan aku yang seperti itu dulu."

Asyiela mulai terisak, namun tetap mendengarkan. Jungkook memberanikan diri untuk mengarahkan wajah Asyiela menatap wajahnya. Mata keduanya sama-sama memerah karena menangis. Bedanya, setitik air mata telah mengalir dari sudut mata gadis itu. Jungkook tersenyum kecil, mengusap jejak air mata itu. "Ketiga, sampai sekarang pun aku ga perlu alasan khusus buat jatuh cinta sama kamu. Kamu yang apa adanya yang bikin aku sayang sama kamu."

Asyiela menggelengkan kepalanya, melepaskan tangan Jungkook yang meraup wajahnya. Ia hendak menampar wajah pemuda dihadapannya itu. Jungkook sendiri menutup matanya, memasrahkan diri.

Aku gak sanggup. Batin gadis itu dengan hati yang terasa tersayat-sayat setelah mendengar semua ucapan Jungkook. Terlebih lagi melihat Jungkook yang memasrahkan dirinya sendiri untuk ditampar seperti ini. Asyieka benar-benar tak tega.

Jungkook membuka matanya perlahan, melihat Asyiela yang masih terdiam dengan posisi tangan yang tetap terarah untuk menamparnya namun terhenti di udara.

Tanpa di duga, detik berikutnya Asyiela memeluk dirinya erat. Ia menangis, seakan sedang bercerita bagaimana kehidupannya terasa perih semenjak pemuda itu tak menanggapi chatnya. Merasa seperti couple roleplay lainnya yang hanya bisa bertukar kabar lewat chat. Hanya bisa menanti kabar dari pasangannya tanpa tahu apakah pasangannya masih setia padanya atau tidak dan menganggap pasangan di fake world itu tidak akan membawa perasaan terhadap hubungan mereka yang sebatas couple roleplay. Pasangan yang tidak pernah membawa pasangannya ke kehidupannya sebagaimana pasangan di dunia nyata.

Apa daya, mereka hanya pasangan dunia palsu. Setidaknya, itu yang Asyiela rasakan beberapa hari belakangan. Ia merasa terseret pada dunia palsu itu.

Jungkook membalas pelukan Asyiela erat, seakan tak mau lepas. Air matanya tak kuasa lagi untuk ditahan. Gong Yoo terkekeh dan menyuruh ketiga putranya untuk menunggu di luar dan tidak mengganggu. Paham pasangan itu sedang butuh waktu.

"Tapi kalo dia aneh---"

"Gak bakal." Balas ayahnya cepat membuat ketiga putranya cemberut.

Mereka pun meninggalkan pasangan itu berdua dengan keadaan pintu terbuka. Yah, walau terbuka, tak ada yang melihat keduanya karena mereka pergi ke ruang makan di lantai satu.

"Kook," Panggil gadis itu dengan suara khas orang yang menangis. Jungkook berdeham. Gadis itu menatap pria itu lekat. Lagi-lagi, Asyiela melakukan hal yang tak terduga.

Cup.

Gadis itu menciumnya cepat, menempelkan bibir mereka selama kurang lebih sepuluh detik. Jungkook berkedip beberapa kali, tak percaya dengan apa yang gadisnya lakukan. Asyiela yang melihat respon Jungkook terkekeh, kembali memeluk pemuda itu dan bersandar di dadanya. Jungkook tersenyum, berharap suasana ini dapat berlangsung lama.

"Syiel," Panggil Jungkook membuat Asyiela menatapnya kembali. "Kita balikan?"

Lagi-lagi, balasan dari gadisnya benar-benar mengejutkan.

Gadis itu masih tersenyum, namun menggelengkan kepalanya sebagai bentuk jawaban.

To be continued..

Hayoloh, Asyiela maunya apaan.

Bingung ye?

Sama, saya juga:(

Jan lupa vote dan komennya guys!

Roleplay: Take Me To Your Real Life [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang