Disa dan Husna berjalan menuju kantin, sembari sesekali Husna tertawa karena lawakannya sendiri. Disa bingung bagaimana menghadapi Husna yang berisiknya mengalahkan Rama. Husna itu Rama tapi dalam versi baru.
"Coba tebak! apa yang gak bisa di makan?"
Dengan malas Disa menjawab. "Batu?"
"Salah"
"Tanah?"
"Salah"
"Pasir?"
"Salah"
"kecoa?"
"Salah"
15 menit kemudian..
"Paku?"
"Salah"
"Kapas?" Disa mulai kesal.
"Salah"
"Angin?" Mulai ngegas.
"Salah"
"Cahaya?" Mode tinut-tinut Husna dalam bahaya.
"Salah"
"TERUSS APA DONG!!"
Husna terlonjak kaget kemudian menunjukan cengiran khasnya.
"Jawabannya..."
Disa ikut melebarkan mulutnya siap mendengar jawaban Husna.
"Makanan yang udah di makan.. Hahahhahahahahhahaha"
Disa menyesal telah menanggapi gadis yang kini tertawa menggila di sampingnya.
"Tai Dis.. Tai..Hahahhaha" Husna memegangi perutnya geli, sedang Disa hanya menatap dengan tatapan kasian pada gadis itu.
Tanpa banyak basa-basi, Disa berjalan meninggalkan Husna yang masih tertawa heboh sendirian.
"Hahaha.. eh, Tungguin Dis" Husna mengejar Disa yang berjalan sangat cepat ke arah kantin sekolah.
Namun..
Brukkk, Tubuh Husna menabrak Disa pelan. Membuat Husna mau tak mau menghentikan langkahnya. Dan mengintip apa yang menarik perhatian Disa."Itu Arka sama Rama ngapain masuk UKS?"
Disa menarik tangan Husna mendekati pintu UKS yang tertutup. Mencoba menguping Pembicaran mereka.
"Apaan sih Ram, pake narik-narik gue ke sini?" Terdengar suara Arka memprotes.
"Gue cuma mau ngomong serius sama loe"
"Eittt, Lo mau nembak gue ya. Sorry Ram, gue Normal ya-awww"
"Gue serius ege"
"et dah, gue deg-deg an"
Disa mengerutkan alisnya bingung. Itu beneran suara Arka kan? Kok lebay banget.
"Ishhhh"
"Eittt- jangan pergi dulu, gue mau nanya tentang Disa" Disa terkesiap dan menambah ketajaman kupingnya. Kok namanya di bawa-bawa sih.
"Soal Disa?"
"Iya, Kenapa tadi dia nangis?"
"Gak tau gue"
"Bo'ong lo"
"Ya cuma gue nasehatin aja"
"Masa gitu doang nangis sih dia? Gue peringatin ya, Jangan pernah buat Disa nangis lagi"
Senyap, tak ada suara lagi. Disa meneguk salivanya mencoba memahami maksud Rama. Husna Menyenggol Disa dengan senyuman penuh arti. Ternyata Rama begitu peduli dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nextdoor Enemy [Completed]
Teen Fiction"Tutup mata lo Ram" Rama mengerutkan alisnya tak paham. "Katanya lo gak mau liat gue nangis. Gue jelek" "Lo emang selalu jelek Disa" ------------- "Punya tetangga nyebelin kayak Rama itu butuh kesabaran ekstra. Apalagi kalo harus ngadepin alaynya...