24
Disa menatap selebaran yang kini ada ditangannya, kemudian menghembuskan nafas lelah. Kini ia bersama Fia dan lainnya tengah membagikan brosur tentang ekskul literasi dan drama di koridor sekolah.
Sudah beberapa hari mereka melakukan itu namun belum ada satu orangpun yang mendaftar. Sedang Pak Dennies terus saja Mendesaknya, belum lagi Rama yang juga mengemban hukuman malah tidak ikut membantu apa-apa. Walaupun Disa membenci Rama dan berkata bahwa ia tak ingin melihat Rama lagi, tapi bukankah harusnya Rama tetap membantu sebab inipun tanggung jawab dia juga.
Dari kejauhan geng demon memperhatikan setiap Gerak Disa terutama Daniel yang terus saja tersenyum melihatnya.
"woy Niel. Lo kenapa?" tanya salah seorang Temannya, Radit namanya.
"Gue mau ikut ekskul itu" jawab Daniel membuat Radit, Gusti, Danuar, Rico dan Alif tertawa sekaligus heran.
"Apa lo semua ketawa?"
"Lo beneran suka apa gimana sih sama si Disa itu" tanya Alif dengan nada mengejek.
Daniel terdiam. Dia menyuakai Disa? Tentu saja tidak. Ia hanya ingin mencoba tubuh gadis itu, seperti korban-korbannya yang lain.
"Gila kali gue suka sama tuh Cewek. Gue cuma penasaran aja gimana rasanya tubuh tuh cewek. Keknya masih Virgin deh"
Teman-temannya kemudian Tertawa. Merasa maklum dengan perkataan Daniel itu.
"Eh, Niel liat tuh" Disela tawanya, Daniel melihat ke arah yang ditunjukkam oleh Danuar. Ia melihat Disa kini berbincang dengan seorang cowok yang membuat tangan Daniel mengepal.
"Arka"
"Keknya Disa deket deh sama tuh cewek" kata Danuar, yang membuat Daniel berdecih dengan senyum sinis.
"Gue makin tertantang buat nyoba tuh cewek"
Daniel berjalan mendekat ke arah Disa dan Arka dan di ikuti teman-temannya.
"Gue mau ikut ekskul ini"
Baik Arka maupun Disa menatap ke arah Daniel dengan gurat wajah yang bingung.
"Lo mau gangguin Fia lagi kan? nggak. nggak boleh" Sanggah Disa yang kemudian disambut ledekan tawa oleh Daniel.
"Gue bisa aja ya ngasih tau pak Denies dan bilang kalian nggak profesional. Orang gue pengen ikut ekskul ini kok"
"Mau lo apa" Arka menepuk bahu Daniel keras, membuat Daniel refleks menangkis lalu memukul Arka.
Disa yang melihat itu terkesiap, sontak sama mereka menjadi pusat perhatian. Arka berdiri dan hendak membalas namun sempat Disa tahan.
Daniel terus mengompori Arka agar balas memukulnya, namun dengan sigap Disa menarik cowok itu agar tak kehilangan kontrol emosinya.
"Shit" umpat Arka menyeka luka di bibirnya.
Melihat itu Disa menyuruh Arka untuk duduk dibangku yang agak jauh dari geng Demin berada. Kemuadian, Gadis itu kembali Mendatangi Daniel dan teman-temannya, menatap cowok itu berani.
"Mau lo apa sih heh?"
Daniel tersenyum miring, kemudian memajukan dirinya dan membisik ditelingan Disa.
"Gue mau elo" Seketika bulu kodok Disa merinding, ia menatap adik kelasnya itu tak percaya kemudian menampar pipi Daniel keras.
"Brengsek ya lo"
Bukannya marah Daniel malah tertawa kemudian menarik tangan Disa, Namun gadis itu memberontak.
"lepasin gue Daniel, dasar kurang ajar"
Teman-teman Daniel bersorak, sedang Daniel tertawa jumawa merasa memang karena berhasil bermain-main dengan Disa yang katanya ditakuti karna jutek dan judesnya.
"Lepasin dia bego" Seseorang berteriak, menghentikan kebisingan yang terjadi di koridor. Daniel tersenyum kecil kemudian melepas pergelangan tangan Disa.
"Rama" Lirih Disa tanpa sadar.
"Woww, ada pahlawan kesiangan nih guys" Ucap Alif membuat yang laib bersorak heboh.
"Berani tuh dia nantangin lo" Kata Rico yang mengerling pada teman-temannya, dengan maksud mengompori.
Dia berniat hendak kabur dan berlari mengadu ke ruang guru yang terbilang jauh dari keributan. Namun baru saja kakinya hendak melangkah tangannya ditarik oleh seseorang, eh ralat dua orang yang tak lain dan bukan adalah Radit dan Gusti yang merupakan anak buah Daniel.
"Bagus kalian berdua, jangan sampai taruhannya kabur" Daniel tersenyum kemudian tatapannya beralih pada Rama yang terdiam menahan marah.
"Buat lo semua yang ada di sini, awas aja ada yang berani ngadu ke guru. Kalo nggak, kalian bakal berurusan sana gue"
koridor kembali ricuh, banyak anak yang memilih pergi dan bodo amat, namun banyak juga yang tetap tinggal dan ingin memonton adegan selanjutnya.
"Hemmm, sebenernya gue males banget berantem tapi.." perkataan Daniel terputus kala handphonenya bergetar, sebuah chat masuk. Daniel tersenyum kaku kemudian dia memasukkan lagi handphone nya kedalam saku.
"Guys, lepasin cewek gue." Gusti dan Radit melepaskan Disa.
Cewek gue mbah mu. Batin Disa kesal.
Gang Demon pergi begitu saja, membuat banyak orang terheran-heran termasuk Disa Dan Rama.
Tak lama langkah kaki tergesa-gesa datang, bersamaan dengan menghilangnya Geng Demon dari penglihatan.
"Kalian semua ngapain ngerumun di Koridor seperti ini?" Tanya Bu Ningsih, salah satu Guru di SMA Merah-Putih.
Semuanya membubarkan diri, kemdian Bu Ningsih menatap Arka yang mengikuti dibelakangnya.
"Nggak ada Geng Demon Arka" Kata Bu Ningsih meminta penjelasan. Namun Arka hanya terdiam bingung.
Bu Ningsih meminggalkan Arka, juga Disa dan Rama yang masih berada mematung ditempat mereka berdiri.
"Kalian nggak papa?" Tanya Arka pada dua orang yang kini masih terdiam didekatnya.
"Lho? Kok pada diem" Tanya Arka sekali lagi.
Disa menggerakan tubuhnya pelan, menatap Rama yang kini masih terdiam. Tak ia sangka sama sekali Rama mau membelanya seperti tadi.
"Maaf" Lirih Rama, membuat Disa agak kaget.
Arka melihat Disa dan Rama dengan tatapan bingung tak mengerti. Ia memang tidak tau apa yang terjadi diantara keduanya.
"Lupain aja Ram. Gue juga minta maaf" Kata Disa kemudian berlalu meminggalkan Rama dan Arka yang masih kebingungan.
"Aghhhhhkkk" Rama berteriak semari meninju-ninju tembok yang ada disampingnya, ia melampiaskan semua amarahnya pada tembok yang tak bernyawa itu.
Arka kaget bukan main atas tindakan Rama mencoba menahan Cowok itu. Namun Rama semakin menjadi, dengan kesal Arka menonjok Pipi Rama keras hingga Rama terduduk dan tersadar. Ia menangis seketika.
"Lo kenapa Ram?"
"Gue hancur"
~~~~~~~~~~~
Hahay, ada yang kangen cerita ini nggak? hehe maafin ya lama bener baru up, habisnya mumet aing.
Mumpung lagi liburan jadi punya banyak waktu buat nulis, cuma masalahnya idenya yang seret hehhe. Dah ah cuap-cuap nya, makasih udah baca. Jangan lupa Vote sama komen ya guys. Maafin juga kali ini partnya pendek. Ntar diusahain upnya cepet.Makasih, chalangeo😊😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Nextdoor Enemy [Completed]
Ficção Adolescente"Tutup mata lo Ram" Rama mengerutkan alisnya tak paham. "Katanya lo gak mau liat gue nangis. Gue jelek" "Lo emang selalu jelek Disa" ------------- "Punya tetangga nyebelin kayak Rama itu butuh kesabaran ekstra. Apalagi kalo harus ngadepin alaynya...