28
"Dis"
Disa menolehkan kepalanya dan mendapati Arka kini Membawa kotak makan.
"Gue makan bareng lo ya?" Tanya Arka duduk di samping Disa lebih tepatnya tempat Duduk Rama, yang dahulu ditempati Husna tapi kemudian pindah lagi entah kenapa.
"Rama mana?" Tanya Arka mulai memakan bekalnya.
"Ke kantin kali" Datar tanpa intonasi membuat Arka merasa Disa agak berbeda, Disa seperti kembali menjadi dirinya yang dahulu.
"Lo kenapa?"
"Nggak papa"
Disa memakan bekalnya dalam diam membuat Arka bertanya-tanya ada apa dengan gadis itu.
"Lo sama Rama berantem lagi?"
"Nggak"
"Dis lo kenapa sih?"
"Lo mau makan atau mau ngobrol?
"Gue mau tau keadaan lo"
Disa mengebrak meja membuat murid yang masih ada di kelas menatap ke arah Disa kaget.
"Gue mau ke toilet" Disa berjalan ke luar kelas dengan wajah datarnya.
Di depan kelas, Disa berpapasan dengan Husna. Namun diantara keduanya tidak ada tegur maupun sapa. Melihat hal itu membuat Arka bertanya-tanya.
"Na" Arka memanggil Husna, membuat Husna yang tertunduk menatap Arka kaget.
"Disa kenapa?" Husna hanya mengangkat bahunya.
"Lo juga kenapa sih?"
Gadis yang kini menatap Arka itu menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya kasar.
"Apa salah Ka, gue mencoba buat perduli sama temen gue sendiri?" ucap Husna dengan emosi.
Arka terdiam kemudian membuat ekspresi wajah seperti bertanya ada apa. Husna sebenarnya enggan bercerita pada siapapun bahkan pada Juno yang sedari tadi pagi mencoba Membuatnya bicara. Namun, memendam sendirianpun Husna rasanya tidak sanggung.
Gadis itu mengusap wajahnya kasar kemudian menunduk dalam.
"Beberapa hari yang lalu Gue Liat Disa nangis, gue beli'in dia tisyu terus maksa dia buat cerita..."
Husna mengambil Nafas sejenak kemudian kembali melanjutkan ceritanya.
"...Gue nggak mau dia nanggung semuanya sendiri, gue mau dia cerita. Tapi dia berdiri dan langsung maki-maki gue. Bilang gue nggak tau apa-apa. Dia nangis dan bilang gue jahat. Gue bingung sama dia Ka" Husna meletakkan kepalanya di meja kemudian mulai terisak.
"Lo emang nggak tau apa-apa kan Na" Ucap Arka pelan namun mampu membuat Husna tertohok.
"Kita nggak tau apa-apa tentang Dia Na" Husna mengangkat wajahnya kesal.
"Lo belain dia?"
Arka tersenyum miring.
"Gue nggak belain siapa-siapa Na.."
"..Lo tau rasanya dijauhin orang Na?"
"Lo tau gimana caranya masang wajah bodoamat dihadapan orang yang bicarain lo di belakang?"
"Lo tau gimana perasaan Disa selama ini?"
" Lo tau gimana sulitnya dia buat percaya sama kita? "
"Dia ngelakuin semuanya sendirian selama ini Na, Dia nggak punya temen , Dia bukannya nggak mau Cerita. Dia hanya nggak tau gimana caranya buat bicara."
"Selama ini dia bungkam bukan berarti dia baik-baik aja"
Husna makin terisak mendengar penuturan Arka. Husna merasa Arka ada benarnya. Dia selalu menuntut Disa untuk bercerita tanpa sadar ia menyakiti gadis Iitu.
"Iya, Lo bener Ka. Gue jahat ya Ka, gue jahat" Husna kembali menaruh kepalanya diatas meja, dan mulai meruntuki dirinya sendiri.
Sementara itu sedari tadi Juno, Rama dan Aris ikut mendengarkan percakanpan antara Arka Dan Husna akhirnya mendekat.
Juno mencoba menenangkan Husna yang terus saja menyalahkan dirinya sendiri.
"Gue nggak tau apa-apa Jun tentang Disa. Gue jahat"
Sedang Rama kini terdiam kemudian beberapa detik kemudian berlari ke luar kelas, mencari Disa. Gadis itu terlihat kuat di luar namun rapuh di dalam.
Rama mencari Disa ditoilet perempuan namun lama Tidak ada tanda-tanda Disa hingga Rama pun berani masuk toilet perempuan untuk memastikan namun Disa tidak berada Disana.
Rama kemudian mencari Disa diperpustakaan juga tak lupa bertanya pada Bu Sri namun penjaga perpustakaan itu jhga tidak mengetahui di mana keberadaan Disa.
Seluruh area sekolah sudah Rama telusuri namun sosok Disa tidak ia Temukan. Rama mulai Khawatir, namun mencoba tetap positif thinking.
Setelah Rama kembali ke kelas Tas dan peralatan sekolah Disa sudah tidak ada. Bahkan seluruh penghuni kelas tidak tau dan menyadari kapan tas Disa menghilang.
Rama kini terduduk lemas di kursinya. Mengusap wajahnya kasar.
"Ini salah gue Ka" Ucap Rama pada Arka yang kini mencoba menghubungi keamanan sekolah untuk memeriksa cctv.
"Lo tenang aja Ram, kata kemanan sekolah Disa terlihat cctv dan tadi izin pulang karna nggak enak badan"
Mendengar Itu Rama agak sedikit tenang.--------
Malam semakin larut Dilla beberapa kali bolak balik di ruang tamu menunggu adiknya pulang. Sudah pukul setengah sembilan malam namun adiknya sampai sekarang tidak bisa dihubungi.
Jam 6 sore Dilla baru pulang dari rumah sakit dan mendapati rumah kosong. Saat Dilla men chek poselnya Disa mengiriminya Chat jam 4 bahwa ia akan pulang terlambat.
Namun sekarang jam sudah hampir menunjukkan angka 10 Namun Disa tak kunjung pulang. Dilla Bergegas keluar rumah dan berlari ke arah rumah Rama, menggedor pintu.
Pintu terbuka menampilkan Zia yang kini tengah memakai masker malamnya.
"Maaf ganggu tante. Rama Ada?"Wajah panik Dilla membuat Zia ikut panik. Zia mempersilakan Dilla masuk dan langsung heboh memanggil Rama.
"Ada apa kak?" Tanya Rama membuat Dilla yang tadi duduk dengan gelisah langsunh berdiri.
"Kamu tau dimana Disa?"
Rama mengerjapkan matanya kaget.
"Bukannya tadi Disa pulang lebih awal ya kak?"
"Tapi dia tadi jam 4 nge chat kakak katanya bakal pulang agak sore tapi udah malem gini dia nggak pulang"
"Astaga" Rama mengacak kesal rambutnya. Harusnya ia menge chek rumah Disa terlebih dahulu saat pulang tadi. Namun ia enggan karna tidak mau mengganggu gadis itu.
"Yaudah kak, Rama bakal hubungin temen-temen dan cari Disa ya"
Rama bergegas keluar dan pergi dengan motornya sedang Dilla kini terduduk lesu kemudian menangis ditamani Zia yang kini merangkul kakak dari Disa itu.
---------
Hay hay aku update lagi 👏👏👏👏
ya terima kasih terima kasih
muehehehhe
Jadi part ini emang agak pendek karna aku udah pengen up banget mueheheh
Dan FYI cuma beberapa part lagi cerita ini bakal end yeayyyy🤣🤣
Udah mumet banget gimana mikirin ngelanjutin cerita ini muehehehe..
Udah gitu aja sih, jangan lupa voment ya guys
Salam sayang author😘
(Maaf ya kalo ada typo, males banget baca ulang muehehe)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nextdoor Enemy [Completed]
Teen Fiction"Tutup mata lo Ram" Rama mengerutkan alisnya tak paham. "Katanya lo gak mau liat gue nangis. Gue jelek" "Lo emang selalu jelek Disa" ------------- "Punya tetangga nyebelin kayak Rama itu butuh kesabaran ekstra. Apalagi kalo harus ngadepin alaynya...