19. Berat

153 15 0
                                    

19

Disa berjalan menyusuri koridor SMA Merah-putih dengan setumpuk berkas yang harus ia serahkan pada Pak Dennis.

Harusnya ia bersama Rama tapi melihat Rama sedang ngapel di kelas Shani membuat Disa mengurungkan niatnya mengajak pria itu padahal ini termasuk tanggung jawab bersama sebab mereka berdua yang dihukum.

Tubuh Disa ditabrak seseorang membuat gadis itu sedikit oleng, untung saja ia bisa kembali menyeimbangkan tubuh. Namun berkas ditangannya kini berhamburan.

"Woy jalan tuh pake mata bego" Bentak orang yang menabraknya tadi. Disa mengangkat wajahnya melihat pemilik suara yang tadi membentaknya.

Disa sedikit familiar dengan wajah cowok dihadapannya namun lupa pernah bertemu dimana. Melihat lambang kelas ternyata cowok itu baru kelas sepuluh.

"Gue itu kakak kelas lo, harusnya sedikit lebih hormat dong" Balas Disa dengan nada sewot, membuat Cowok itu memandang Disa dengan tatapan tajam.

Bukannya takut, Disa malah membalas tatapan tajam cowok itu. Sebuah tamparan hampir saja melayang ke pipi Disa, namun sebuah tangan lebih dulu menangkap tangan cowok itu.

"Berani banget lo" Bentak Rama menatap cowok yang ingin menampar Disa dengan sangar.

Dengan keras cowok itu menghempas tangan Rama kemudian meninggalkan Koridor yang kini ramai, karena malas menjadi bahan tontonan.

"Lo gak papa?" Tanya Rama. Disa hanya menunduk. Dengan wajah datar gadis itu memunguti satu persatu berkas yang berserakan.

"Lo budek ya Dis?"

Disa masih membisu. Setelah selesai memunguti berkas-berkas ditangannya Disa meninggalkan Rama tanpa suara. Membuat Pria itu mengerutkan alis bingung.

"Kenapa lagi tuh Disa? Didiem lagi gue. Salah gue apa coba? Cewek emang susah benget deh dimengerti" Dumel Rama membuat ia menjadi pusat perhatian di koridor kerena berbicara sendirian.

"Dis tunggu" Rama berlari mencoba menyusul Disa yang masih terlihat.

-----------

Husna kini menatap Disa yang sedari tadi diam. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi melihat mood Disa yang buruk membuat Husna mengurungkan niatnya. Bukannya apa-apa tapi lebih baik ia cari aman saja, daripada kena damprat Disa.

Tak lama Rama masuk dengan wajah sumringah di ikuti Juno dari arah luar. Keduanya duduk dibangku mereka. Juno menatap Rama dengan tatapan memelas.

"Lo dah jadian Ram?" Tanya Juno membuat Husna mengalihkan perhatiannya, ia juga ikutan menatap Rama seakan meminta penjelasan.

"Sama Siapa?" Tanya Husna dengan kepo.

"Sama Shani. Tadi gue liat Rama ngacak puncak kepalanya Shani"

"Aigooo.." Husna meringis heboh, membayangkan hal romantis itu berputar dikepalanya.

"Pj dong Ram" Juno menampilkan wajah memelasnya, begitupun Husna. Kalo masalah teraktir gini aja cepet, batin Rama.

Aris baru saja masuk ikut nimbrung saja.

"Ada apaan nih?" Tanya Aris dengan suara jenaka, membuat Husna dengan semangat menjawab.

"Inih loh Rama jadian ama Shani"

Raut wajah ceria Aris Meredup, kemudian ia menatap Rama seakan meminta penjelasan pasti.

"Enggak lah, Shani itu sahabat gue. Tapi calon ibu dari anak-anak Gue. Hahahahhahaha"

Disa berdiri, membuat Rama menghentikan tawanya. Tanpa menengok gadis itu melangkah meninggalkan ruang kelas.

Nextdoor Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang