16.
Disa menatap gadis kecil yang kini berguling-guling nyaman di kasurnya. Sembari menontoni laptop milik Disa degan antusias sembari tertawa.
Lagu blackpink terdengar di sound laptop tersebut dengan empat personil nya yang kini manari-nari.
"Kak Disa benelan gak mau nonton?" Tanya Tasya menatap Disa sebentar kemudian kembali fokus pada laptop dihadapannya.
Disa hanya menghela nafas melihat tingkah gadis kecil itu. Memang sudah menjadi kebiasaannya datang ke rumah Disa hanya untuk menonton video blackpink jika Uma marah dan menyita laptop Tasya.
Disa juga pernah bertanya mengapa Tasya tak meminjam laptop Rama saja, kan Rama juga suka Blackpink.
Namun dengan polos gadis itu menjawab.
"Oppa seling malah kalo Tasya make laptopnya".Disa mengambil novel dan mulai membaca.Tak menghiraukan lagi Tasya yang kini sudah menari dengan lincahnya mengikuti tarian blackpink.
Lama dua gadis beda generasi itu saling diam dan sibuk dengan dunia masing-masing hingga kamar Disa terbuka dengan sosok Rama kini masuk tanpa permisi.
Disa Bahkan Tasya sontak kaget, dan hampir saja lari entah kemana.
"Lo bisa ketuk pintu dulu gak sih Ram. Kaget gue" Bentak Disa kemudian memukul cowok itu dengan buku novel ditangannya Kesal. Bagitupun Tasya yang kini membantu Disa memukuli Rama.
Rama awalnya menyerngit bingung, 'Apa Disa udah gak marah sama gue' dumel batin Rama. Sebab kemarin sifat gadis itu masih dingin padanya.
"Iya maaf" Rama mencoba berkelit dan langsung naik ke ranjang Disa dan menutup tubunnya dengan selimut. Ia juga mencoba seakan tak pernah terjadi apa-apa, toh lebih baik begini di pukuli Disa aja tiap hari daripada didinginin, bisa beku Rama.
"Keluar gak lo. Rama itu ranjang gue elah" Disa kini mode bertanduk. Artinya sangat marah. Semarah apapun Disa, Rama tak pernah takut sekecuali kalo Disa udah diem, itu yang lebih bahaya.
"Abang jangan mesum di sini. Masa naik lanjang cewek"
Mendengar itu keluar dari mulut Tasya, sotak Disa maupun Rama saling tatap kemudian berdehem canggung. Rama turuh dari ranjang dan berdiri di samping Disa yang masih mematung.
Tasya mengerjapkan matanya tak paham akan situasi yang ia ciptakan kembali memelototi laptop Disa, melanjutkan melihat video blackpink.
"Dis"
Disa hanya menyahut dengan deheman pelan.
"Lo udah gak marah sama gue?"
Disa hanya mengangguk sekenanya. Disa memang telah berniat memaafkan Rama berkat Affan yang kemarin menemaninya dan memberinya nasihat tentang masalahnya dan Rama kemarin.
Disa kemudian keluar dari kamar menuju Dapur karena tenggorokannya terasa sangat Kering entah Kenapa atau sengaja bisa juga.
Rama mengikuti Disa ke dapur dan langsung menuju kulkas besar yang ada di sana. Membuka dan mulai mencari makanan apa saja yang bisa ia temukan.
"Gue tadi bikin Bolu Coklat Ram" Mendengar Bolu, mata Rama berbinar dan dengan antusias kembali mencari kue yang memang ia sukai itu.
Disa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Rama yang aneh Itu. Layaknya anak-anak yang kini sibuk makan bolu dengan tangannya.
"Dasar Rakus" Disa berjalan meninggalkan dapur. Matanya mengerling aneh dengan senyum devil kini muncul dibibir merahnya.
"Dis"
Disa melompat kaget, mendapati Sosok Rama kini telah duduk di sampingnya, dengan sepiring bolu dipangkuannya.
"Lo beneran udah gak marah kan."
Disa hanya menangguk. Ia memang marah, tapi bukan kah ia pernah diperlakukan Rama lebih kejam dari itu. Rasanya terlalu berlebihan jika marahannya terlalu lama. Dan lagi berkat Affan ia merasa benar-benar baikan dengan memakan coklat yang kemarin diberikan padanya.
Sebenarnya Disa juga bingung akan hubungan pertemanannya dengan Rama yang terbilang aneh. Mereka tak pernah benar-benar saling perhatian atau baik sebab pasti hujungnya akan berakhir dengan perseteruan. Dan tentu saja Rama yang memulai itu.
"Gue beneran gak tau Dis kenapa chat lo gak ada"
Disa menatap Rama datar seakan memberitahu kalau ia malas membahas akan hal itu.
"Owh iya. Katanya besok Zen udah boleh pulang ya?"
Disa mengangguk tak menyahut. Rama sadar ada yang berbeda dengan Disa yang biasanya. Mungkin mulutnya memang telah memaafkan tapi hatinya siapa yang tau.
"Dis" Disa menoleh kemudian Pipinya kini penuh dengan coklat bolu yang berhasil di oleskan Rama sebab Disa yang menoleh.
Tak ada respon. Disa mengambil tissue kemudian menghapusnya. Rama makin aneh dengan sikap Disa. Biasanya gadis itu akan marah dan memukulinya entah dengan benda yang sedang ia pegang, atau dengan tangannya.
"Dis"
Disa hanya merespon dengan angkatan alis sebelah kanannya, Membuat Rama mendegus kesal.
"Ngomong kek, gue berasa lagi duduk bareng patung"
Benar-benar tak ada respon. Disa terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Besok Zen bakal nginep di sini, Sama Fia, Husna ama Affan juga" Kata Disa membuat Rama membelalakkan matanya lebar.
"Dia nginep di rumah lo? Kok?"
"Iya soalnya Zen gak punya keluarga yang bisa ngurusin dia, dan Bang Haris minta tolong nitipin Zen di sini."
"Bang Haris? Om nya Zen itu?"
"Iya, dia itu ternyata temennya Kak Dilla gitu lah"
Rama kemudian mengangguk-angguk dengan ber-oh panjang. Dan kembali memakan kue yang berada dipangkuannya sekarang.
"Oh Ya Dis. Berarti gue juga boleh nginep dong"
Disa berpikir sejenak kemudian mengangguk. Rama bersorak bahagia sembari berjoget layaknya anak-anak.
Namun kemudian ia meringis sembari memegangi perutnya yang kini sakit.
"Aww"
Ringisan Rama sakit, perutnya perih. Sakitnya yang tiba-tiba membuatnya aneh.
"Kok perut gue mules sih"
Ada tawa yang coba ditahan oleh Disa. Rencana balas dendamnya berhasil. Mana mungkin dengan mudah ia memaafkan Rama, ada harga yang harus dibayar.
"Dis gue pinjem Wc"
Teriak Rama yang sudah berlari menuju WC di rumah Disa membuat tawa Disa meledak. Ada tawa bahagia yang kini terpancar di wajah cantik gadis itu.
"Rasain lo, siapa suruh Lo buat gue nunggu lama banget." Teriak Disa yang tentu saja dapat di dengar oleh Rama di dalam WC.
Disa kembali tertawa membuat Rama kesal. "Udah gue duga, gak mungkin lo dengan mudahnya maafin gue. Dasar Ular" Teriak Rama tak kalah nyaringnya.
"Ini baru gue bahagia" Tawa Disa kemudian melenggang pergi.
--------
Cieee Yang udah baikan😂😂..
KAMU SEDANG MEMBACA
Nextdoor Enemy [Completed]
Teen Fiction"Tutup mata lo Ram" Rama mengerutkan alisnya tak paham. "Katanya lo gak mau liat gue nangis. Gue jelek" "Lo emang selalu jelek Disa" ------------- "Punya tetangga nyebelin kayak Rama itu butuh kesabaran ekstra. Apalagi kalo harus ngadepin alaynya...