Rama berjalan gontai menuju rumah yang berada disebalah kanan rumahnya, dengan mata yang kini menghitam. Maksudnya kayak panda gitu. Tadi malam pulang dari rumah sakit ia tidak langsung tidur dan hasilnya begini.
"Assalamualaikum" Salam Rama dengan nyaring. Padahal ia bisa menencet bel jika mau, tapi dia sedang malas.
Pintu rumah terbuka, nampak Disa tengah memakai celmek berwarna pink yang nampak pas ditubuh gadis itu.
"Paan sih Ram, pagi-pagi teriak kayak tarzan aja"
"Gue ngucap salam lho Dis"
"Iya, Waalaikumussalam. Ngapain lo?"
Rama menghela nafas panjang. Kalau saja ia tak lapar, dia takkan mau berjalan apalagi harus menemui macan betina kayak Disa Ini yang menurut Rama tiap hari PMS. Bawaannya marah-marah mulu.
"Gue laper Dis" Rama merengek dengan tatapan memelas sembari memegang perutnya yang kini keroncongan minta di isi.
"Uma mana?"
"Gak tau, kayaknya pergi keondangan deh. Di rumah gak ada apa-apa"
Disa berdecih sebal. Setiap hari ada saja tingah Rama yang membuatnya naik darah. Memang hari ini Rama terlihat lebih normal dari hari biasanya karena datang dengan alasan yang jelas. Biasanya Rama datang cuma mau iseng mencetin bel doang. Kan bikin Disa gedek.
"Disa tamunya ajak Ma-Eh Rama Ya. Ayo masuk. Kok malah ngobrol di luar"
Rama tersenyum dan merasa terselamatkan karena kedatangan Dilla. Sebab perutnya yang kosong membuat kakinya ikut lemas tak bertenanga. Dan naasnya Disa malah menahannya dipintu dan tidak menyuruhnya masuk.
"Uma mana Ram?" Tanya Dilla yang ikut duduk di ruang tamu menemani Rama. Disa kembali ke alamnya, menyelesaikan masakannya yang tadi sempat tertunda.
"Kayaknya kekondangan deh Kak. Gue ditinggal sendirian. Mana gak ada makanan apapun lagi di rumah"
Dilla terkekeh geli mendengar cerita Rama. Padahal pria itu jelas tidak sedang bercanda. Dilla dan Disa itu memang sangat berbeda. Jika Disa garang dan cuek, Maka Dilla kebalikannya, Dia lebih Humble dan ceria juga lebih sering tertawa.
"Ya udah makan di sini aja. Mumpung Disa lagi masak banyak, entah kenapa? Padahal penghuni rumah cuma berdua"
Disa kembali ke ruang tamu dan menyuruh mereka berdua untuk makan. Sebenarnya, Disa tau Kalau Zia, Zidan dan Tasya akan pergi dan meninggalkan Rama. Makanya dia membuat banyak makanan. Tapi itu rahasia ya jangan sampai Rama tau, bisa baper lagi.
"Wah banyak banget makanannya. Jangan-jangan lo tau ya kalo gue bakal ke sini minta makan" Seru Rama yang takjub karena banyaknya makanan yang tersedia di meja makan. Sebenarnya ia hanya ingin menggoda Disa tapi ternyata pernyataan itu malah membuat Disa tersedak, dan Rama mentertawainya.
"Gue mau bawa ke rumah sakit. Lo hari ini jenguk Zen gak?"
"Hari ini gue gak bisa. Soalnya udah janji sama Shani mau nemenin dia ke toko buku"
Disa hanya beroh Ria. kemudian memakan makanan yang tersedia walau tak berselera.
"Kamu hari ini ke RS Lagi Dis? Ya udah bareng kakak aja" Disa hanya mengangguk kecil.
"Tapi pulangnya nanti sama siapa?"
"Bisa minta anter Arka kok. Mereka juga katanya mau ke RS hari ini"
Rama menatap Disa tanpa ekspresi membuat yang ditatap menautkan alisnya bingung.
"Apa lo liat-liat?" Bentak Disa membuat Rama mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nextdoor Enemy [Completed]
Teen Fiction"Tutup mata lo Ram" Rama mengerutkan alisnya tak paham. "Katanya lo gak mau liat gue nangis. Gue jelek" "Lo emang selalu jelek Disa" ------------- "Punya tetangga nyebelin kayak Rama itu butuh kesabaran ekstra. Apalagi kalo harus ngadepin alaynya...