3. Murid Baru

235 21 0
                                    


Disa memasuki ruang kelas dengan wajah flatnya, padahal di dalam hatinya ia dongkol setengah mati, ingin teriak juga mengacak ruang kelas saat itu juga namun rasa malas menguasai dirinya. Lebih baik ia duduk dan belajar lebih bermanfaat daripada marah-marah tak jelas.

Meja Disa berada di Pojok kelas tanpa teman sebangku sebab tak ada yang mau satu meja dengannya.  Disa memang selalu cuek juga pelit terhadap jawaban ulangan. Baru berdecak karena sebal seluruh kelas bisa diam dan gemetar, ada juga yang langsung berlari ke luar kelas karena takut.

Perihal Disa yang tidak punya teman sebangku karena kelas sepuluh pernah terjadi insiden memilukan.

Rena, teman sebangku Disa waktu kelas sepuluh meninggal karena penyakit asmanya yang akut. Terus apa kaitanya sama Disa? Begini ceritanya. Waktu itu lagi ulangan yang mana semua fokus Ke soal jawaban masing-masing termasuk Disa.  Rena yang waktu asmanya kambuh mencoba minta tolong Disa mencarikan alat bantu bernafasnya di dalam tas. Tapi sifat Disa yang tak perduli apapun tetap fokus pada ulangannya.

Baru setelah Rena pingsan Disa kaget bukan main. Seluruh murid dalam kelas mencoba menolong Rena yang sekarat karena tak bernafas lagi. Setelah di bawa ke rumah sakit ternyata nyawa Rena tak tertolong lagi. Sejak saat itu semua orang menyalahkan Disa atas kematian Rena. Tak ada lagi yang ingin duduk di sebelahnya.

Back to Disa. Kini ia tengah sibuk membaca buku biologinya. Mencoba menghindari tatapan teman Sekelasnya yang dapat ia dengar tengah berbisik-bisik. Disa memang tak pernah ambil pusing terhadap anggapan teman-temannya terhadap dirinya. Hanya saja siapa yang tahan jika terus dibicarakan dan di tatap instens seperti itu setiap hari.

Tau perumpamaan batu karang yang dapat dibelah ombah di lautan? Begitupun Disa. Yang memiriskan lagi, teman-temannya tak pernah berani bicara di depannya , mereka hanya berani bicara dibelakang seperti pecundang.

Bu Thania, Guru Bahasa Inggris memasuki ruang kelas bersamaan seorang cowok yang sepertinya seorang murid baru.

Disa memutar bola matanya kesal, kenapa ia harus terus berhadapan dengan cowok aneh itu. Di rumah kini bahkan di Sekolah juga dan bahkan sekelas pula.

"Baik anak-anak. We have a new friend in the class. Okey Rama perkenalkan diri kamu"

Rama menatap sekitarnya dulu dan mendapati si muka jutek duduk di pojok kelas dengan wajah tak tertarik sama sekali. Berbeda dengan kebanyakan cewek di kelas yang kini menjerit-jerit tertahan. Ada yang langsung memfoto cowok dan menjadikan nya story dengan Caption 'Anak baru, Pemandangan Baru'

"Perkenalkan semuanya nama gue Ramadhan Muhammad Radita, kalian bisa manggil gue Rama. Asal dari cirebon, anak bapak Zidan Radita dan Ibu Kanzia Radita. punya adek satu namanya Tasya. Hobi gue ngebacot tanpa henti. Cita-cita jadi pak haji. Semoga kita bisa menjadi teman baik" Rama mengakhiri perkenalannya dengan kedipan mata tak terduga membuat murid cewek langsung histeris. Bu Thania menepuk kepala lelah dengan tingkah anak muridnya yang lebay itu.

"Ya Rama kamu bisa duduk di tempat kosong. Siapapun yang jadi teman sebangku Rama tolong bimbing dia untuk beradaptasi sebab Wali kelas kalian lagi cuti hamil. Sekian dan terima kasih.Jangan  ribut. Tunggu guru yang mengajar masuk" Bu Thania meninggalkan ruang kelas. Berbeda dengan kelas lainnya, kelas ini di isi dengan orang-orang pintar bin jenius.

Rama langsung berjalan ke arah kursi Disa yang kini tak sedikitpun menatapnya sedari tadi. Tanpa permisi ia duduk di sebelah Disa membuat seisi kelas menatapnya horor.

Disa memutar bola matanya jengah. Menatap tajam Rama yang malah di balas dengan angkatan sebelah alis oleh Rama.

"Mending elo duduk di sana" Disa menunjuk bangku kosong lainnya. Namun Rama tidak sama sekali tertarik menanggapi titahnya Disa.

"Lo budek ya?"

Rama tetap tak menyahut apapun, Disa berdiri kemudian meninggalkan ruang kelas dengan wajahnya yang kini memerah karena marah.

Seorang cowok yang duduk di depan Rama berbalik. Dengan senyum mengulurkan tangannya.

"Kenalin Gue Juno"

"Jono?"

"Juno. Pake u pecah ege" kesal cowok itu.

"Sama aja"

"Ya beda lah. Pake o bulat ntar gue di kira bang jono nya zaskia gotik lagi."

"Jadi nama lo Junu?"

Juno menepuk kepalanya kesal. Belum apa-apa kepalanya sudah mau pecah menghadapi Rama yang menyebalkan apalagi dia kini memasang wajah tanpa dosa minta ditabok.

"Juno ealah susah bener"

Rama tertawa melihat cowok itu nampak kesal. Namun kemudian ia kembali serius ketika melihat Juno nampak serius.

"Mending lo duduk sama Aris aja. Bahaya kalo sama Disa"

Rama mengangkat sebelah alisnya. Bahaya? Apa Disa memang sebahaya itu. Tapi sepertinya gadis itu baik hanya sedikit kesepian saja.

"Kenapa?"

"Jadi waktu kelas 10 teman sebangku Disa itu meninggal gara-gara Disa tak mau membantunya mengambil alat bantu nafas karena asmanya yang kambuh."

"Gue kan gak punya asma. Apa hubungannya?"

Juno menjitak kepala Rama merasa kesal dengan kelemotan cowok itu melebihi cewek. Juno akui Rama itu ganteng hanya saja banyak minusnya, ia minus otaknya.

"Serah lo dah"

Rama menatap kesekaliling kelasnya. Mendapati semua murid kini menatapnya dengan tatapan masih sama seperti tadi.

Merasa tak nyaman ia keluar kelas, mencoba mencari keberadaan Disa dan bicara dengan gadis itu.

Namun masalahnya ia tak tau apa-apa tentang sekolah barunya ini. Semua nampak asing.

"Lo kelas ini juga?" Rama menoleh dan mendapati Arka yang berdiri di belakang Rama.

"Oh iya" Rama menjawab namun matanya masih mencari-cari siapa tau ia menemukan Disa.

"Nyari siapa sih?"

"Disa"

Arka sedikit kaget. Untuk apa Rama mencari Disa? Namun ia tidak sekepo itu.

"Biasanya kalo gak di Kelas berarti dia ke perpustakaan"

Rama mengangguk-angguk kemudian berlari tapi kemudian kembali kehadapan Arka.

"Perpustakaan dimana ya?"

Arka menepuk jidatnya. Aduh Rama emang ya setiap berurusan sama dia harus nepuk jidat terus. Bisa-bisa bejol kalo lama-lama interaksi sama Ramadhan anaknya bapak Zidan Radita ini.

####

Huhuhuhu Rama kuhh😂 Cakep tapi lemot, aku suka😉 tinggalkan jejal ya guys.. please, Biar aku tau ada yang baca gitu

Nextdoor Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang