32. I Don't understand

152 16 14
                                    

32

Disa menatap sekelilingnya. kemudia hal aneh muncul lagi. Kepala gadis itu berdenyut. Sebuah kilas balik muncul di hadapannya. Dimana ia kehilangan kedua orang tuanya, hingga menyaksikan Rena meninggal dalam pangkuannya.

Tak terasa air matanya menetes membasahi pipi gadis itu. Kemudian sepercik kebahagiaan muncul dimana Rama datang mewarnai harinya hingga teman-temannya yang lain kini menjadi bagian dari hidup Disa.

Namun lagi-lagi semuanya berubah kala ia dengan sengaja melibatkan mantan sahabatnya yang kini beralih menjadi pembenci dirinya, Shani.

Fakta bahwa Shani adalah sahabat kecil Rama yang juga merupakan gadis yang Rama cintai membuat Disa kembali menangis.

Semua rasa sakit yang ia lihat serta rasakan Membuat Disa merasa disudutkan. Tekanan demi tekanan membuat gadis itu ingin berteriak. Namun seperti ada yang menghalangi ternggorokannya.

Disa memberontak, ia lelah terus saja disiksa rasa sakit. Ia ingin semuanya berhenti. Hingga cahaya silau membuatnya sadar.

Perlahan mata Disa terbuka, Silau kembali memenuhi netranya. Namun lama kelamaan sekelebat bayangan muncul. Kemudian terlihat jelas, namun rasa sakit di pipinya membuat Disa malah meringis.

"Disa? Lo udah bangun?" Ucap orang tersebut.

"Na panggilin dokter" teriak orang yang Disa yakini adalah Rama.

Disa baru manyadari bahwa ia berada di rumah sakit. Tapi kenapa? apa karna ia beberapa kali mencoba bunuh diri?. Gadis itu mengangkat tangannya mencoba mencari bekas sebetan pisau kantin namun luka semacam itu tidak ia temukan.

Disa beralih menatap Rama, kemudian memegang tangan cowok itu.

"Kenapa Dis? lo butuh sesuatu?"

Mengapa kini Rama nampak nyata di hadapnnya. Apa sekarang ia masih dalam mimpi? namun rasa sakit di pipinya juga begitu terasa nyata.

"Lo cuma ilusi. Enyah" Ucap Disa pelan kemudian menutup matanya.

"apa Dis? lo ngomong apa?"

Disa hanya terdiam kemudian menatap sekelilingnya. Tak lama Husna datang bersama seorang dokter.

"Hallo Disa bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya dokter itu sambil memeriksa keadaan Disa.

"Saya ke sini kenapa Dok? apa karna overdosis obat atau sayatan di tangan.?" Mendengar pertanyaan Disa membuat Dokter itu agak menyerngit. Dokter itu kemudian terseyum.

"Kamu sudah pulih, besok kamu bisa pulang" Ucap dokter itu mengabaikan pertanyaan Disa.

"Dokter bisa liat cowok itu?" tanya Disa sambil menunjuk Rama. Dokter kembali tidak menanggapi, kemudian pamit ke luar.

Husna mengantar dokter itu keluar, sedang Rama mendekat dan menatap Disa tak karuan.

"Dis, kok lo nanya dokter gitu sih? Emang gue keliatan kek mahluk tak kasat mata apa"

Disa mengunci rapat mulutnya. Ia dalam kondisi linglung sekarang. Mengapa semuanya sama sekali tidak berkesinambungan dengan apa yang ia alami.

Husna kembali dengan santai. Kemudian mendekat ke arah Disa. Ingin menyapa sahabatnya itu.

"Disa"

Disa bergerak menatap Husna namun tak membalas senyum manis gadis itu.

"lo kenal gue?"

Husna agak tersentak kemudian mengerutkan alisnya bingung.

"bukannya kemarin lo nggak ngenalin gue"

Nextdoor Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang