.29. Meera Kemana?

46 10 0
                                        

Di tengah hiruk pikuknya keramaian dunia, aku selalu merasa sendirian. Dia menghilang begitu saja, tanpa meninggalkan jejak sedikit pun untuk ku tau, kemana arah perginya.

~Meera & Aldy~

Ujian sudah berjalan lima belas menit, kelas nampak sunyi dan sepi, semua siswa maupun siswi yang biasanya sibuk bercanda gurau bersama temannya kini sibuk berkutat menatap selembaran kertas ujian kenaikan. Begitu juga dengan Aldy, di bangku paling belakang dekat jendela, Aldy terlihat menatap selembaran soal dengan teliti dan otak yang berputar keras mengingat pelajaran yang sudah ia pelajari sebelumnya. Sesekali Aldy terlihat menulis jawaban di kertas selembar soal itu dengan tenang, tampak sekali raut keseriusannya pada setiap soal.

Setelah tiga puluh menit berlalu, Aldy mendongakkan wajahnya sebelum mengisi soal terakhir. Mata hitamnya menatap teduh pada bangku yang kosong di depan sana, seharusnya Meera ada disana, duduk dengan tenang dan mengisi soal-soal ujiannya. Namun, entah kemana perginya Meera hingga tak hadir di hari pertama ujian kenaikan, padahal Aldy sangat tau bagaimana antusiasme Meera untuk mengikuti ujian kenaikan.

Aldy kembali mengembuskan napasnya setiap kali menatap bangku Meera yang kosong. Kepalanya kembali menunduk menatap satu soal terakhir, Aldy mencoba untuk berpikiran positif dan fokus mengisi soal terakhir ini.Aldy berdecak sebal ketika pensil yang ia gunakan patah, ia segera membuka kotak pensilnya dan kembali menemukan secarik kertas berukuran kecil yang sudah ia baca tadi pagi.

Aldy, semangat ya:)

Begitu tulisannya, tulisan yang ditulis dengan rapih oleh Meera di atas secarik kertas yang kini berada dalam genggaman Aldy. Aldy melengkungkan kedua sudut bibirnya membaca rentetan kata pada kertas itu. Ia jadi teringat senyuman Meera. Ya Tuhan, kemana dia sekarang? Tak tau, kah, bahwa ada yang merindu di sini.

Cuma satu hari aja, masa rindu. Batin Aldy sambil terkekeh, menertawakan dirinya sendiri dalam hati dan kembali fokus pada soal.

🐣

Aldy terdiam sambil memutar-mutar rubik yang sudah beraturan warnanya. Hanya saja, ada yang mengganggu pikirannya saat ini, Meera. Tadi pagi, ketika Aldy ke rumah Meera untuk berangkat bersama, rumah Meera masih terlihat terang oleh lampu padahal matahari mulai menanjak pagi itu. Rumahnya pun seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan, seperti ketika rumah yang Meera tempati masih kosong dulu. Aldy jadi pusing sendiri memikirkannya.

"Lo kenapa si, Dy?" tanya Alvin. Aldy masih terdiam menatap kosong pada rubik di genggamannya. Alvin semakin kebingungan dengan gelagat Aldy sejak tadi yang lebih menghabiskan waktunya dengan diam, "ada yang lo sembunyiin pasti. Cerita dong!" lanjut Alvin dengan nada merengek. Alvin merubah posisi duduknya, menjadikan Aldy sebagai pusat utama tatapannya.

Aldy mengembuskan napasnya jengah, "Gue kehilangan Meera. Gue gak tau dia dimana," ucap Aldy tampak tak bersemangat.

Alvin membelalakkan mulutnya, "Lah, emang tadi dia gak ikutan ujian?" tanya Alvin yang dibalas gelengan pelan oleh Aldy, "rumahnya?"

"Gak ada tanda-tanda kehidupan." jawab Aldy.

Alvin semakin mengkerutkan dahinya, "Lah, gimana, sih? Terakhir komunikasi kapan?"

"Semalem."

"Lo gak coba nanya ke tetangganya, Dy?" tanya Alvin lagi sambil sesekali mengunyah makanan ringannya.

Aldy menegakkan tubuhnya, ia beralih menatap Alvin dengan mata melebar, "Lo bener! Kenapa gue gak kepikiran gitu, ya?" ucap Aldy, lalu kembali bersandar di kepala kursi, terlihat seperti sedang berpikir. Sedangkan Alvin sudah memposisikan duduknya seperti semula sambil berdecak.

MeerAldy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang