Tatapan matanya yang kosong,
Seolah nyuruh gue buat mengenal sisi lain dari Meera.Dan itu yang membuat gue gak berhenti buat deketin dia.
~Meera & Aldy ~
™
Mata cokelat terang Meera menatap fokus pada layar laptop yang ada di depannya. Meera terlihat membuka e-mail, ia sedang mengecek apa ada pesan dari Mahesh atau tidak. Sudah dua hari belakangan ini Mahesh tidak mengiriminya e-mail dan Meera cukup mengerti. Mungkin saja, Mahesh sibuk mengurus büyükanne dan kegiatan sekolahnya.
_Mahesh345:
Assalamualaikum, Kak. Bagaimana kegiatanmu hari ini? Keadaan Kakak, Anne dan Baba, bagaimana?
Ah, aku disini sangat merindukan kalian. Kapan kalian akan kembali? büyükanne juga selalu menanyakanmu, Kak.
Apa kondisi Kakak baik-baik saja? Aku dengar, hari ini adalah hari pertama Kakak masuk sekolah, ya? Bagaimana hari pertamamu? Apa menyenangkan? Apa Kakak sudah punya teman?
Sudah dulu ya, Kak. Aku rindu Kakak.
Mahesh Nashwa Salamah.
Meera melengkungkan kedua sudut bibirnya membaca pesan e-mail dari adiknya itu. Setelahnya, jari-jari Meera mulai bergerak dengan lincah di atas keyboard.
MeeraNaj_:
Waalaikumussalam. Pertanyaanmu terlalu banyak adikku, hehe.
Kegiatanku hari ini adalah hari pertama aku ke sekolah dan cukup membosankan. Keadaan aku, Baba dan Anne juga baik-baik saja. Bagaimana dengan kamu dan büyükanne?
Aku sangat merindukan büyükanne, sampaikan salamku untuknya, ya, Mahesh!
Mengenai hari pertamaku di sekolah, benar-benar sangat membosankan dan cukup risih karena laki-laki yang aku ceritakan itu ternyata satu kelas denganku, lebih parahnya, aku duduk sebangku dengan dia. Ternyata, nama laki-laki itu Aldy. Sungguh, dia adalah laki-laki menyebalkan yang pernah aku kenal.
Tapi dia mengajakku pulang bersama tadi dan tentu saja aku lebih banyak diam ketika dia sibuk berbicara layaknya burung beo.
Hmm, kurasa tak ada yang harus aku ceritakan lagi. Sampai jumpa, Mahesh.
Meera Najma Salamah.
Selesai mengetik, jari-jari Meera berhenti lalu menekan tombol bertuliskan send. Setelahnya, Meera menyandarkan punggungnya di kepala kursi. Otaknya memutar kejadian dimana saat ia pulang bersama dengan Aldy tadi siang.
"Meera, lo udah punya temen belum?" tanya Aldy sambil terus berjalan.
Meera terdiam sebelum akhirnya menjawab, "Belum."
"Kalau gitu, gue mau kok jadi temen pertama lo." ucap Aldy dengan antusias dan itu berhasil membuat Meera hampir terkejut mendengarnya. Bahkan, saat di Turki, Meera hanya mempunyai teman sebanyak hitungan jari karena menurut mereka Meera adalah gadis yang aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
MeerAldy (On Going)
TienerfictieTanganku bergerak ragu membuka surat itu, lagi. Tapi tulisan itu selalu bisa membuat rinduku terobati akan sosoknya. Perlahan, senyumku terlihat menyedihkan kala menatap tulisan itu untuk kesekian kalinya. Dengan tinta hitam dan kertas menguning yan...