Nunggu pohon tumbuh gede sama kek nunggu doi, ya? Sama-sama cape.
Cape hati, cape badan, cape nunggu.
~Meera & Aldy~
™
Bu Rima terlihat mengemasi buku-buku tebal yang ada di meja setelah selesai mengisi kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA 3. Mata tajam Bu Rima menelusuri setiap sudut kelas membuat siswa maupun siswi terdiam takut.
"Lusa adalah hari pohon. Ibu mau kalian semua membentuk kelompok dengan teman sebangku dan menyelesaikan tugas dengan tema hari pohon. Maka dari itu, ibu minta kalian untuk menanam pohon bersama teman sebangku kalian dan di bawa ke sekolahan untuk di tanam bersama-sama di halaman belakang sekolah. Apa ada pertanyaan?" tanya Bu Rima setelah menjelaskan tugas untuk lusa. Matanya menatap ke seluruh penjuru ruangan. Karena semua siswa maupun siswi terdiam, Bu Rima kembali bersuara, "baik. Tidak ada pertanyaan, ya! Selesaikan tugas kalian dengan baik dan tepat waktu. Assalamualaikum." lanjut Bu Rima lalu berlalu keluar kelas dengan membawa buku-buku tebal biologi.
Aldy yang sedari tadi menyandarkan punggungnya ke kepala kursi, menoleh menatap Meera, "Mee, kita kapan kelompoknya?" tanya Aldy.
"Besok aja."
"Dimana?"
"Di rumah lo aja."
"Kenapa gak di rumah lo?"
Meera menoleh menatap Aldy dengan flat, "Lo tadi nanya, udah gue jawab. Malah nanya lagi. Terserah lo, deh!" ucap Meera lalu kembali mengalihkan tatapannya pada buku biologi yang tadi di bacanya.
Aldy terkekeh melihat Meera yang tengah kesal, "Maaf, Mee. Gue, kan, cuma mau tau alesan lo. Apa lo kangen sama Mamah gue, atau kangen sama Si Jago, bisa, kan?" ucap Aldy melirik Meera setelah menatap langit-langit kelas.
Meera masih diam.
Aldy mengembuskan napasnya pelan. Baru inget gue, Meera, kan, lagi pms. Batin Aldy sambil menggaruk keningnya yang tak gatal.
🐣
Seperti apa yang diucapkan Meera, mereka sepakat kelompok menanam pohon dilakukan di rumah Aldy. Sepulang sekolah, Meera langsung ke rumah Aldy tanpa pulang ke rumahnya lebih dulu.
"Assalamualaikum, Mah!" teriak Aldy sambil membuka pintu utama rumahnya yang tak terkunci.
"Waalaikumussalam!" teriak Wulan dari arah taman belakang. Sepertinya, Wulan sedang memandikan Si Jago.
"Lo duduk aja dulu. Gue mau ganti baju," ucap Aldy beralih menatap Meera. Meera mengangguk, Aldy kembali melanjutkan langkahnya lalu kembali berhenti sebelum menaiki anak tangga pertama, ia membalikkan tubuhnya menatap punggung Meera yang sudah terduduk di sofa, "lo bawa baju, kan, Mee?" tanya Aldy.
Meera menoleh menatap Aldy lalu mengangguk, "Yaudah. Lo ganti baju di kamar gue aja. Ayo!"
Meera tertegun untuk beberapa saat sebelum akhirnya bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Aldy menuju kamar Aldy. Entah kenapa, Meera langsung menuruti begitu saja ucapan Aldy.
Aldy membuka pintu yang di depannya ada papan bertuliskan, 'Hanya orang ganteng yang boleh masuk', Meera tertegun menatap tulisan itu, ia menghentikan langkahnya tepat di depan kamar Aldy padahal Aldy sudah masuk ke dalam duluan.
Aldy kembali menyembulkan kepalanya menatap Meera yang belum juga masuk,setelahnya Aldy menatap papan yang tertempel di depan pintunya dan mengerti kenapa Meera ragu masuk ke kamarnya, "Gapapa. Masuk aja. Gue cuma iseng, kok, nulis itu, hehe." ucap Aldy diakhiri kekehan. Meera beralih menatap Aldy lalu kembali melangkah memasuki kamar Aldy.

KAMU SEDANG MEMBACA
MeerAldy (On Going)
Teen FictionTanganku bergerak ragu membuka surat itu, lagi. Tapi tulisan itu selalu bisa membuat rinduku terobati akan sosoknya. Perlahan, senyumku terlihat menyedihkan kala menatap tulisan itu untuk kesekian kalinya. Dengan tinta hitam dan kertas menguning yan...