Gimana pun juga dan alasan apapun juga, gue tetap ngerasa aneh ketika liat Rendi gendong Meera.
~Meera & Aldy~
™
Seperti pada hari senin umumnya, SMA Galaksi akan melaksanakan upacara hari senin dengan rutin. Semua siswa dan siswi sudah berhamburan pada barisan sesuai dengan kelas masing-masing.
Meera memutuskan untuk berdiri paling belakang karena tidak terlalu terkena panas. Sedangkan Aldy berdiri di samping Meera sambil sibuk memperbaiki seragamnya.
Begitu protokol sudah bersuara, keadaan lapangan menghening. Susunan-susunan acarapun di bacakan dengan khidmat tanpa masalah apapun dan berjalanlah pelaksanaan upacara hari senin dengan lancar sampai pada susunan acara amanat dari pembina upacara yang berdiri di mimbar.
Biasanya, amanat yang di berikan dari pembina upacara akan berlangsung selama lima menit. Pak Dirga selaku pembina upacara saat itu terus berbicara mengenai banyak hal pada siswa dan siswi SMA Galaksi dengan tegas.
Aldy menyipitkan kedua matanya karena terik matahari yang begitu silau, tatapannya menoleh pada Meera yang berdiri di sebelahnya dengan wajah yang memucat, "Mee, lo baik-baik aja, kan?" tanya Aldy.
Meera hanya diam sambil berusaha untuk fokus dengan apa yang dibicarakan oleh Pak Dirga. "Mee, gue panggilin petugas yang jaga, ya, biar lo di bawa ke UKS."
"Gak usah."
"Tapi lo pucet banget."
"Gue gak papa."
Namun, tanpa persetujuan dari Meera, Aldy tetap melakukan apa yang ia mau. Aldy memutar tubuhnya dan menyuruh Satria yang berdiri di belakangnya untuk maju, setelahnya Aldy berjalan ke belakang untuk memanggil petugas yang menjaga keberlangsungan upacara.
"Fatah," panggil Aldy begitu menemui orang yang di kenalnya sedang berjaga di barisan paling belakang, yang di panggil pun menoleh.
"Eh, Dy. Kenapa?" tanya Fatah.
"Itu disana ada temen gue-"
"Eh ada yang pingsan woy! Bantuin!" teriak Satria yang begitu Aldy kenali suaranya. Aldy langsung membalikkan tubuhnya menatap ke arah sumber suara dan tersentak begitu melihat Meera sudah tergeletak di lapangan tak berdaya.
Aldy segera berlari menghampiri, namun sebelum Aldy benar-benar sampai di dekat Meera, tubuh lemah Meera sudah di bopong ala bridle style oleh Rendi sang ketua OSIS. Aldy langsung menghentikan langkahnya dan memperhatikan Rendi yang membopong Meera dengan cemas.
Aldy terdiam.
Harusnya, kan, gue biasa aja liat Meera di gendong Rendi. Daripada Meera gak ada yang nolongin. Tapi, entah kenapa, ada yang aneh aja gitu, kaya ngeganjel tapi gue gak tau apa. Batin Aldy terdiam di tengah-tengah berjalannya upacara.
🐣
Mata cokelat terang Meera mulai terbuka perlahan-lahan. Matanya menatap kesana dan kemari menatap ruangan serba putih yang menjadi tempatnya sekarang ini, Meera yakin dia pasti ada di UKS.

KAMU SEDANG MEMBACA
MeerAldy (On Going)
Teen FictionTanganku bergerak ragu membuka surat itu, lagi. Tapi tulisan itu selalu bisa membuat rinduku terobati akan sosoknya. Perlahan, senyumku terlihat menyedihkan kala menatap tulisan itu untuk kesekian kalinya. Dengan tinta hitam dan kertas menguning yan...