Menyatukan satu hal yang berbeda itu cukup sulit, kaya nyatuin hati aku sama kamu. a en je a ye.
~Meera & Aldy~
™
Aldy dan Alvin terdiam dengan gugup di depan pintu cokelat yang ada di hadapannya. Kini mereka sudah ada di depan pintu utama rumah Lulu, namun belum ada satu pun diantara keduanya yang berani memencet bel dan hanya terdiam selama kurang lebih lima menit di depan pintu utama rumah Lulu.
"Dy, kok malah jadi kaya patung, sih?" lirih Alvin sambil menyenggol lengan Aldy.
"Gue gak tau harus mulai dari mana, Vin," lirih Aldy.
"Yaelah, bingung amat,tinggal ucap salam." jawab Alvin mencibir. Aldy langsung menatap Alvin dengan sengit.
"Ya, kenapa gak lo aja?" tanya Aldy sewot.
"Kan, lo yang punya rencana. Gue mah cuma bantuin aja."
"Yaudah, cepet salam. Bantuin gue."
"Gak mau, lo aja!"
"Kok lo ngeselin sih!"
Di tengah perselisihan antara Aldy dan Alvin, pintu cokelat rumah Lulu tiba-tiba terbuka membuat dua laki-laki itu berhenti berdebat dan menatap yang membuka pintu. Keduanya langsung merubah raut wajah mereka menjadi menyengir tanpa dosa begitu melihat Lulu sudah berdiri di depan mereka dengan penampilan yang cukup rapih.
"Kalian? Lagi pada ngapain?" tanya Lulu dengan kening berkerut, lalu tatapannya mengedar seperti mencari sesuatu.
"E, kita kesini cuma berdua." ucap Aldy yang mengerti gelagat Lulu. Ya, sudah dapat dipastikan kalau Lulu mencari keberadaan kekasihnya, ya siapa lagi kalau bukan Iwan.
Lulu kembali menatap Aldy dengan tatapan masih kebingungan, "Terus, ada perlu apa?"
"Vin, ayo ngomong," bisik Aldy sambil menyenggol lengan Alvin. Alvin berdesis sambil melirik Aldy sengit sebelum akhirnya beralih menatap Lulu dengan menyengir.
"Sebelum itu, lo mau pergi, ya?" tanya Alvin yang langsung dibalas anggukan oleh Lulu, "kemana? Sama siapa?" lanjut Alvin. Lulu semakin mengkerutkan dahinya melihat gelagat dua sahabat pacarnya yang mendadak jadi absurd.
"Ke rumah Iwan, dia minta ditemenin sama gue. Lagian, lo berdua kenapa sih? Aneh!" ucap Lulu.
Alvin dan Aldy saling bertatapan beberapa detik lalu kembali menatap Lulu yang terlihat masih menunggu dua manusia dihadapannya berbicara.
"Gue mau ngomong sama lo. Bisa gak, di pending dulu ketemu doinya?" tanya Aldy pelan-pelan. Lulu menatap Aldy dan Alvin bergantian dengan tatapan was-was.
"Ngomongin apa?"
"Soal Toni sama Iwan, Lu. Ini penting banget, sumpah!" kali ini Alvin yang berbicara sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf 'V'.
Lulu kembali mengerling menatap Aldy dan Alvin bergantian.
🐣
"Jadi, apa yang mau kalian omongin? Inget, ya, cuma lima belas menit!" ucap Lulu mengingatkan dengan nada yang terdengar galak. Jika kata Iwan, Lulu adalah gadis yang manis nan manja. Berbeda halnya menurut Alvin dan Aldy, menurut mereka, Lulu itu adalah semacam bidadari yang bisa berubah wujud menjadi monster ketika bersama orang lain, selain Iwan dan Toni.
Aldy terlihat menggosok-gosok telapak tangannya. Sedangkan Alvin sudah sibuk dengan toples makanan yang ada di meja ruang tamu Lulu.
"Ehm, jadi gini, Lu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
MeerAldy (On Going)
Teen FictionTanganku bergerak ragu membuka surat itu, lagi. Tapi tulisan itu selalu bisa membuat rinduku terobati akan sosoknya. Perlahan, senyumku terlihat menyedihkan kala menatap tulisan itu untuk kesekian kalinya. Dengan tinta hitam dan kertas menguning yan...