.28. Unit Gawat.

21 7 0
                                        

Rasanya ditinggalin tuh gak enak, gaes. Mau marah, ke siapa?
Mau nangis, dibilang cengeng.

~Meera & Aldy~

Aldy terlihat menggaruk keningnya beberapa kali, sesekali ia menulis jawaban di latihan soal yang ia dapatkan dari Meera. Saat sedang fokus menatap rentetan soal di kertas, suara notifikasi dari ponsel membuat Aldy mengalihkan fokusnya pada ponsel. Terlihat nama Meera tertera pada pop up di layar ponselnya.

Aldy segera meraih ponselnya dan membuka pesan dari Meera.

Meera:

Semangat besok ujiannya! Jangan lupa belajar dan jangan nyontek.

Inget apa yang udah gue ajarin ke lo, jangan sampe semuanya sia-sia!

-selamat belajar, Dy.

Aldy menyunggingkan kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan senyum manis. Jari-jarinya mulai bergerak lincah membalas pesan Meera.

🐣

Meera terdiam menatap layar ponselnya, menunggu balasan pesan Aldy. Dua menit lalu, Meera baru selesai belajar dan akan ia lanjutkan kembali nanti, karena kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangan matanya menjadi kabur sesekali.Sedetik kemudian, Meera tersenyum begitu Aldy membalas pesannya.

Aldy:

Asikkk disemangatin ibu guru!

Makasih, Mee. Lo juga semangat buat besok! Semoga lo mendapatkan nilai terbaik, Aamiin.

Btw, makasih banyak yaa udah mau ajarin gue, hehe

Baru saja akan menggerakkan jari-jarinya untuk mambalas pesan Aldy, Meera malah terdiam, memejamkan matanya rapat-rapat akibat kepalanya tiba-tiba terasa sangat pusing. Meera mendesis kesakitan. Perlahan ia melepaskan ponselnya dari genggamannya, tangannya yang tadi memegang ponsel beralih memijat kening.

Setelah beberapa menit kemudian, hidung Meera kembali mengeluarkan darah. Meera membuka matanya perlahan, tangan kanannya terangkat mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah. Beriringan dengan itu, Meera meneteskan air matanya, tangannya bergetar melihat darah pada jari-jarinya.

Meera beralih menenggakkan kepalanya,lalu mengumpulkan kekuatan untuk berdiri mengambil tissue yang ada di atas meja rias. Namun, belum juga melangkah, kaki Meera terasa melemas, pandangannya pun semakin membuyar. Meera terus memejamkan matanya, berharap pusing yang melandanya akan hilang. Namun, bukannya membaik, tubuh Meera malah ambruk ke lantai dan tak sadarkan diri dengan telapak tangan berbalur darah cukup banyak.Berbarengan dengan itu, ponsel Meera menyala, layarnya menampilkan nama Aldy.

Aldy:

Mee, gue bahagia bisa ketemu lo. Semoga, lo dan gue akan terus begini, ya..

🐣

Aldy kembali menggeletakkan ponselnya di samping kertas latihan soal yang sedari tadi ia kerjakan, ketika tak kunjung mendapat balasan dari Meera. Aldy menyandarkan punggungnya pada kepala kursi dengan tatapan kosong menatap laptop miliknya yang mati.

Tiba-tiba, Aldy teringat akan memory card yang tak sengaja ia ambil dari Meera. Aldy segera membuka laci meja belajarnya dan mulai mencari benda kecil itu. Setelah mencari beberapa menit, Aldy merekahkan senyumannya begitu sudah mendapatkan yang ia cari. Setelahnya, Aldy menyalakan laptopnya dan memasukkan memory card tersebut.

MeerAldy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang