.24. Iwan dan Toni.

18 6 0
                                    

Di dunia ini ada tiga hal yang menjadi masalah bagi kaum laki-laki;
•Harta
•Tahta
•Wanita.

~Meera & Aldy~

Pagi itu masih sama, matahari masih menampakkan sinar hangatnya di arah timur dan Aldy dengan kebiasaan tertidur di kelasnya saat baru datang. Sedangkan Meera yang sudah terbiasa dengan kelakuan Aldy, terlihat cuek dengan kedua telinganya tertancap earphone dan kedua matanya yang terlihat membaca buku tebal.

Di pintu kelas, terlihat Iwan dengan penampilan urakannya berjalan dengan langkah lebar menuju bangkunya, wajahnya pun terlihat kusut tidak seperti biasanya. Namun, bukannya duduk di bangkunya, Iwan malah berhenti di depan meja Alvin dan Satria.

Satria mendongak begitu menyadari Iwan berdiri depannya, "Kenapa tuh muka?" tanya Satria sambil menunjuk wajah Iwan dengan dagunya.

Iwan malah diam dan beralih menatap Alvin yang sedari tadi hanya memperhatikan Iwan, "Gue boleh tukeran tempat duduk gak?" tanya Iwan pada Alvin dengan suara yang flat, tidak seperti biasanya.

Aldy yang mendengar samar ucapan Iwan barusan, beralih menegakkan wajahnya dengan mata yang masih memerah. Aldy terlihat tampak memperhatikan gurat wajah Iwan yang tidak seperti biasanya.

"Lah, emang kenapa? Tumben," ucap Alvin sambil sesekali mengunyah wafernya.

"Gue lagi males duduk di belakang. Mau jadi murid rajin sehari," ucap Iwan dengan cengirannya dan memainkan kedua alisnya naik-turun. Namun, tetap saja gurat di wajah Iwan masih terlihat berbeda dari biasanya.

Alvin terkekeh, "Apa kata lo? Murid rajin? Noh liat si Satria, semua buku mata pelajaran ada di kolong meja. Apakah itu yang dinamakan murid rajin?" ucap Alvin dengan nada suara yang di buat-buat setelah melirik Satria. Satria yang merasa namanya disebut pun mendongakkan wajahnya menatap tajam Alvin.

"Maksud lo apa, ndut?"

"Eh, ayolah, Vin!" ucap Iwan membujuk Alvin, membuat perdebatan yang hampir terjadi antara Alvin dan Satria teralihkan.

"Yaudah. Berapa hari?" tanya Alvin akhirnya, sambil menggendong tas ranselnya di salah satu bahunya lalu mendekap beberapa makanan ringan yang ada di kolong mejanya.

"Nanti gue kasih tau."

"Oke, lah. Gue juga udah bosen duduk sama si Satria." gumam Alvin sambil melangkah ke bangku pojok, letak tempat Iwan duduk sebelumnya.

"Ihhhh, tuh bocah emang bener-bener minta dikempesin, ya!" kesal Satria, beralih menatap Alvin yang sudah duduk tenang di bangku Iwan dengan kesal. Namun, Satria tidak terlalu mementingkan Alvin, ada hal yang lebih membuatnya tertarik untuk bertanya.

"Lo lagi ada masalah sama Toni? Masalah apaan lagi?" tanya Satria beralih menatap Iwan yang sudah duduk di sampingnya.

Iwan hanya menggedikkan kedua bahunya acuh. Aldy yang sedari tadi menyimak kejadian di depannya semakin mengkerutkan kedua alisnya dalam. Aldy sadar, bahwa ada yang tak beres antara Iwan dan Toni.

"Lo kalau lagi ada masalah itu dibicarain baik-baik, selesaiin baik-baik. Gue tau nih, ini pasti gara-gara Lulu lagi, kan?" tanya Satria yang jiwa gosipnya mulai bereaksi. Lagi-lagi Iwan hanya diam sambil memainkan ponselnya.

Hingga akhirnya, Toni terlihat berjalan santai memasuki kelas. Sebelum sampai di tempat duduknya, ia terlihat keheranan melihat formasi duduknya berubah. Toni beralih menatap Iwan yang terlihat sedang memainkan ponsel. eralih ke arah Satria yang menggedikkan bahunya, seolah mengerti tatapan Toni. Lalu beralih pada Alvin dan Aldy yang sama-sama hanya menggedikkan kedua bahu acuh.

MeerAldy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang