Chapter 1

1.1K 49 8
                                    

Assalamualaikum..
update cerita pertama :')

Memang sulit merubah seseorang dari masa lalu nya, tetapi jika dilakukan dengan perlahan, maka ia akan luluh dengan sendiri nya.

••• AFTER MEET YOU •••

Memaksakan kehendak itu bukannya tidak adil? Tetapi dengan mengatas namakan kebaikan, semuanya seolah menjadi adil untuk siapapun. Termasuk paksaan ayah terhadap anaknya. Bukan memaksa suatu hal yang tidak baik, melainkan untuk menjadikan anak agar lebih bisa memaknai kehidupan. Bukan hanya berfoya-foya hidup seenaknya.

Tetapi justru sang anak memberontak keras. Hidupnya ya hidupnya! Tidak ada yang bisa mengatur apalagi memaksanya.

"Kanya, dengar Papi! Pilihan kamu cuma dua, masuk pesantren atau SMA Islam pilihan Papi?"

Berkali-kali Kanya menghela napasnya kasar. Tama--Papi Kanya--itu jika berkata A maka harus A, tidak bisa digangu gugat. Sekarang pilihannya hanya ada dua. Mau tidak mau, Kanya harus menerima.

"Kanya janji deh, nggak bakal kayak dulu lagi." Gadis itu masih berusaha membujuk Papinya, siapa tahu ada keajaiban yang datang. Namun, nihil.

"Pesantren atau SMA Islam?" Tama mengulangi pertanyaannya sekali lagi. Nadanya kian meninggi.

"Terserah Papi! Tapi Kanya nggak mau masuk pesantren!

Tama tersenyum kemenangan. "Oke, Papi akan masukan kamu ke SMA Islam yang sudah Papi pilih."

Tak ada percakapan lagi setelahnya. Kanya berlari ke kamar yang berada di lantai 2. Sedangkan Anita--Ibu Kanya--dan Fanya--Kakak Kanya--hanya bisa menyaksikan perdebatan yang terjadi. Itu semua memang untuk kebaikan Kanya. Gadis itu sangat perlu bimbingan rohani.

_____________

Apa yang paling menyebalkan di dunia ini? Dengan lantangnya Kanya akan menjawab, dipaksa untuk tetap bertahan walau nyatanya ingin pergi.

Dan hasilnya pun akan berantakan.

Hari pertama masuk sekolah saja sudah membuat kehebohan. Semua siswi di SMA Islam Mandiri diwajibkan memakai hijab. Ada satu siswi berlenggak-lenggok serta rambut pirang sebahu dengan santainya duduk di pinggir lapangan. Terlihat sangat kontras sekali bukan?

Kanya tak mempedulikan orang berkata apa tentang dirinya, ia masa bodo sekali. Yang terpenting adalah dirinya senang.

Pernampilan Kanya seperti itu tak bisa ditinggal diam. Salah satu anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah memanggil namanya dengan lantang. Tadinya Kanya heran mengapa perempuan berwajah judes itu bisa tahu namanya, tetapi ia tersadar bahwa sesuatu yang menggantung di lehernya adalah name tag selama masa orientasi siswa.

"Lo manggil gue?" Kanya menunjuk dirinya sendiri. Menengok ke kanan dan ke kiri tak ada siapa-siapa selain dirinya, karena yang lain sudah berbaris rapih akan melaksanakan apel.

"Terus siapa lagi? Masa manggil pohon?" jawab perempuan bername tag Gea.

Dengan langkah yang sangat malas dan terpaksa, Kanya menghampiri perempuan yang memanggilnya. Bukan di belakang barisan, melainkan di depan barisan alias pusat lapangan.

After Meet You [ REVISI SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang