"Maksud kedatangan saya dan putra saya adalah ingin membicarakan perjodohan yang sudah kita rencanakan sejak setahun yang lalu." Danu membuka percakapan waktu itu. Sementara Arga masih tak percaya dengan perempuan yang akan dijodohkan dengannya."Berhubung Arga dan Kayla sudah saling kenal, menurut saya itu kabar baik supaya acara khitbah segera dilangsungkan." Dito menimpali.
Arga menatap Kayla yang masih menunduk. Pikirnya, Kayla sudah tahu semua ini dan tidak berkata jujur padanya sewaktu mereka bertemu di Bandung kemarin.
Padahal Kayla pun sama terkejutnya. Bagaimana mungkin seseorang yang disukai dalam diam selama hampir tiga tahun itu tiba-tiba datang melamar? Kayla seperti bermimpi. Bahkan sebelumnya tak pernah ada angan-angan yang berlebihan tentang Arga.
"Abi, Kayla kan baru lulus, siapa tahu dia ingin mengejar cita-citanya lebih dulu?" tanya Arga berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
Kayla mendongak ke arah Arga. Kayla tahu, laki-laki itu akan menolak perjodohan ini. Kayla tahu, dia tertarik pada sahabatnya, bukan dirinya.
"Siapa bilang menikah muda menghalangi kalian untuk mengejar cita-cita?" Danu berbalik tanya pada putranya.
"Bukan begitu maksud Arga, Bi. Tapi takutnya karena pernikahan ini Kayla jadi nggak bisa kejar impiannya," belanya lagi.
Sekeras apa pun Arga menghindar saat itu, tidak akan mungkin bisa merubah semuanya.
"Kayla, apa kamu sanggup kuliah setelah menikah?" Pertanyaan dari Danu membuat Kayla melirik ke arah Arga sebentar. Ia hanya memastikan apakah laki-laki itu menerima dirinya atau justru menolak secara halus.
"InsyaAllah, Om."
"Arga, apa kamu sudah ada ... 'someone'?" Syifa—ibu Kayla—memperhatikan gerak-gerik Arga yang sangat tidak nyaman.
Arga diam. Tidak mengelak sedikit pun. Tanpa Arga menjawab pun, Kayla sudah tahu siapa perempuan yang berhasil memikat hati laki-laki itu.
"Bukan apa-apa, Ummi cuma takut kalau Arga sudah ada pilihannya sendiri dan buat Kayla kecewa nantinya," sambung Syifa menjelaskan lebih jelas maksudnya menanyakan hal itu.
Dito berdeham sebelum berbicara, "sebaiknya kita kasih waktu mereka untuk istikharah. Sesuatu yang buru-buru juga nggak baik, kan?"
Akhirnya waktu itu tepat pada hari ini. Kejadian satu minggu yang lalu berhasil berputar di dalam memori Arga untuk menceritakan semuanya pada Kanya.
Tanpa sadar, buliran air mata jatuh di pipi gadis itu. Kanya berusaha menahan isak tangisnya. Ia tidak mungkin menangis tersedu-sedu di depan Arga. Lagi pula, memangnya dirinya siapa?
"Terus apa jawaban Kak Arga hari ini?" tanya Kanya sambil menyekat air matanya.
Arga menggeleng lemah. "Saya belum jawab apa pun."
Kini Kanya bergiliran menatap Kayla yang berada di sebelah Arga. "Selamat, ya, Kay. Seseorang yang kamu kagumi dalam diam akhirnya melamar kamu," kata Kanya penuh dengan senyuman pura-puranya. Padahal dalam hatinya sangat terluka.
Kanya masih ingat saat Nabila menyebutkan inisal seseorang yang Kayla kagumi. Dari sana, Kanya mulai curiga tentang hal itu. Dan akhirnya, suatu waktu Nabila memberitahukannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You [ REVISI SELESAI ]
Spiritual[Teenfiction - Spiritual] Hidayah itu datang bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Seperti seorang gadis manja yang hidupnya suka berfoya-foya, Kanya Alesysia Angwen. Kelakuan gadis itu tidak bisa dikontrol lagi. Alhasil, kedua orang tuanya memaksa...