Chapter 37

368 17 7
                                    

Aku terlalu takut kehilangan. Sampai lupa kalau semua ini diatur oleh sang Pencipta. Sampai lupa tak ada yang abadi di dunia.

•••AFTER MEET YOU•••

"Bagaimana kondisi putra saya, Dok?" tanya Danu begitu khawatir.

"Kondisi anak Bapak kritis. Kami sedang berusaha melakukan yang terbaik untuk keselamatan anak Bapak," jelas sang dokter dengan wajah lelahnya.

"Sejak tadi, pasien terus bergumam menyebutkan Ummi dan Kanya. Apakah mereka ada di sini?" Perawat yang bersama dokter itu mengedarkan pandangannya ke arah mereka.

Aisyah terbangkit lemas dari duduknya. Dengan suara lirih, dia menjawab bahwa dirinyalah salah satu dari yang disebutkan Arga.

Kanya pun demikian. Namun, Aisyah yang lebih dulu masuk ke dalam. Karena hanya diperbolehkan secara bergantian.

Dengan pengawasan seorang perawat, langkah Aisyah memasuki ruangan serba putih itu. Air matanya ia biarkan jatuh begitu saja ketika melihat anak semata wayangnya sedang berbaring tak berdaya di atas bed pasien. Alat-alat medis terpasang di tubuhnya.

Seandainya bisa ditukar posisi, maka Aisyah akan melakukan itu semua. Seandainya Arga tidak keras kepala untuk tetap mengendarai sepeda motor, pasti tidak akan seperti itu kejadiannya. Dan berbagai macam seandainnya.

Aisyah beristighfar berulang kali, sebab tidak menerima takdir yang sudah Dia berikan. Kata seandainya itu tidak seharusnya muncul di benaknya. Dengan lapang dada, maka Aisyah akan ikhlas menerima semua ujian-Nya.

Melalui genggaman tangan sang ibu yang tulus, tiba-tiba kedua bola mata Arga terbuka secara perlahan. Ventilator yang terpasang di mulut laki-laki itu bergerak lamban. Bibirnya seolah ingin berkata, namun semua itu terasa sulit untuk dilakukan.

"Alhamdulillah 'ala kulli hal. Akhirnya kamu lihat Ummi di sini, Arga." Aisyah mencium punggung tangan putranya yang terpasang selang-selang medis berulang kali.

Tangan kiri Arga perlahan bergerak mengusap genggaman tangan Aisyah. Laki-laki itu berusaha mengangkat kedua sudut bibirnya untuk meyakinkan Aisyah bahwa semuanya baik-baik saja.

Arga mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, seolah menandakan ia mencari seseorang selain umminya.

"Kanya?" tebak Aisyah. Arga mengangguk lirih.

Aisyah paham betul atas hal itu. Ia segera beranjak ke luar ruangan, kemudian memanggil Kanya untuk bergantian masuk ke dalam ruangan ICU.

Pertama kali yang Kanya lihat ketika langkahnya menerobos ruangan mengerikan itu adalah seseorang yang kelak akan menjadi imamnya harus berbaring lemah di sana. Kanya belum sepenuhnya berada di samping bangsal Arga. Dirinya masih menatap kepedihan itu di ambang pintu.

Kanya terisak tanpa suara. Dia menutup mulut dengan kedua tangannya. Takut jika sampai terdengar oleh Arga. Beberapa detik setelah agak tenang, barulah ia mampu menampakan diri di hadapan laki-laki itu.

Tidak seperti Aisyah yang bisa menguatkan dengan menggenggam tangan Arga. Kanya hanya mematung kehabisan kata-kata. Itu semua tak mampu ia lakukan. Masih ada pembatas di antara mereka.

Arga tampak tersenyum bahagia dengan alat bantu pernapasan di mulutnya. Seperti tidak menahan sakit apa pun. Justru Kanya yang terluka melihatnya.

"Kak Arga lihat! Aku udah pakai gaun ini, jadi Kakak harus bertahan!"

Kanya memperlihatkan gaun pengantinya yang sudah tampak sedikit kusut. Mahkota kecil yang terpasang di atas kepalanya sudah tidak ada di tempat. Entah jatuh di mana, Kanya tidak terlalu memperdulikan.

After Meet You [ REVISI SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang