Chapter 15

316 22 4
                                    

••AFTER MEET YOU•••

"SEMUANYA CEPAT MASUK KE DALAM BUS SESUAI KELOMPOKNYA MASING-MASING."

Lengkingan suara dari Pak Yahya dengan menggunakan corong itu menggema di seluruh lapangan. Mau tidak mau, semuanya bergerak daripada harus diteriaki sekali lagi. Mereka berpencar mencari bus masing-masing sambil membawa ransel besar di punggung.

Untuk kaum Adam, kegiatan di alam mungkin sangat menyenangkan. Bisa berekspresi bebas dan lepas. Tetapi tidak untuk sebagian kaum Hawa. Mereka harus membawa aneka macam peralatannya. You knowlah, seperti facial wash, serum, body lotion, lip gloss, powder, and belum lagi pakaiannya. Ya, sedikit membuat ribet.

Selepas semuanya masuk ke dalam bus dan tidak ada lagi yang berada di lapangan, satu per satu dari bus itu melajukan mesinnya. Sesuai arahan dari Pak Yahya, ketua dan wakil ketua OSIS ditempatkan di dalam bus 10 untuk mengawasi selama perjalanan. Sebab Pak Yahya sendiri berada di bus 1 untuk memimpin jalannya bus.

Di dalam bus 10, Arga tak hanya duduk manis di belakang sambil bernyanyi-nyanyi seperti yang lainnya. Laki-laki itu memberi instruksi dan berkitar dari depan ke belakang mengecek kondisi adik kelasnya. Takut ada yang mabuk mobil misalnya.

Arga berhenti tepat di tengah-tengah deretan kursi. Tidak. Tidak di sengaja. Namun, sebelahnya persis kursi yang Kanya dan Kayla duduki.

"Teman kamu kenapa? Pusing?" tanya Arga kepada Kanya ketika melihat Kayla mengurutkan keningnya sendiri.

Kanya menoleh pada Kayla, memeriksa gadis itu sepertinya tidak baik-baik sajal. Kemudian ia menoleh pada Arga sambil mengangguk.

"Pakai ini." Arga menyodorkan minyak angin pada Kanya sebagai isyarat meminta bantuan untuk dipakaikan kepada Kayla.

Kanya mengambil minyak angin itu dengan hati-hati. "Thanks."

"Kamu juga, biar nggak masuk angin nanti," kata Arga tetap dengan nada datarnya, lalu segera beranjak dari hadapan mereka.

Kanya jadi teringat terkahir kali ia berbicara dengan Arga, dia sangat dingin sekali padanya. Lalu, kali ini laki-laki itu perhatian. Kanya jadi merasakan Déjà vu.

_____________

Satu jam setengah perjalanan akhirnya sampai di Gunung Pancar, Sentul Bogor. Berada di tengah-tengah hutan pinus, membuat perkemahan semakin menarik. Terlebih suasananya sangat sejuk, jauh sekali dari poulusi kota Jakarta.

Pak Yahya berteriak lagi dan lagi menggunakan corongnya sambil mondar-mandir dari bus 1 hingga bus 10. Pria paruh baya itu bagaikan mempunyai suara 8 oktav. Nyaring sekali.

"Tenda perempuan di sebelah kanan, sedangkan tenda untuk laki-laki di sebelah kiri dari titik ini!" ucap Pak Yahya, tangannya sambil menunjuk ke kanan dan ke kiri.

Semuanya berpencar membangun tenda masing-masing. Hingga matahari hampir condong ke barat. Waktu mereka sudah habis, kini saatnya berkumpul di tengah-tengah membuat lingkaran.

Acara pembukaan dimulai dengan berdoa dan sambutan dari Pak Yahya selaku pembina OSIS, kemudian tilawah Al-Qur'an, lalu beberapa kata pengantar dari guru-guru yang lain.

Sebagai ketua OSIS, Arga terlihat sangat sibuk dengan ini-itu. Belum lagi menggiring siswa yang tidak mau ikut berkumpul, malah diam di tenda. Arga maupun pengurus yang lainnya geram dengan itu.

Sementara Kanya, gadis itu justru sedang bersantai melipat kedua kakinya sambil memperhatikan salah satu guru berbicara. Sesekali melirik sebentar ke arah Arga sambil menampilkan senyum di wajahnya tanpa sadar.

After Meet You [ REVISI SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang