Chapter 10

377 24 13
                                    


••• AFTER MEET YOU •••

Dua puluh menit Kanya telah habiskan waktu menunggu Maryam yang tak kunjung menampakan batang hidungnya. Setelah pulang sekolah tadi, Kanya bergegas mengganti pakaian yang lebih sopan. Ia sempat ke rumah sebentar, lalu menunggu Maryam di cafe dekat sekolah.

Katanya, Maryam ada hal yang harus diurus, penting. Maka dari itu ia datang agak terlambat.

Sudah segelas cangkir coffe telah habis untuk menghilangkan rasa kantuk dan kebosanan. Berulang kali Kanya menghubungi nomor ponsel Maryam maupun Arga. Namun, tak ada tanda-tanda keduanya aktif. Kanya geram sekali.

"Assalamualaikum." Seorang perempuan memakai gamis serta hijab syar'i berwarna navy itu duduk di sebelah Kanya. Ia terlihat agak terburu-buru.

"Maaf ya buat kamu nunggu," katanya lagi merasa bersalah.

"Waalaikumussalam." Kanya hanya membalasnya dengan senyuman. Jika saja bukan demi kajian bersama, Kanya pasti akan marah pada perempuan itu.

"Arga udah duluan ya?"

Kanya menggeleng. "Katanya Kak Arga nggak ikut atau nyusul mungkin." Nada bicaranya terdengar kecewa. Namun, buru-buru ia menertralkannya.

Mereka beranjak menuju tempat kajian yang biasa mereka hadiri. Kanya bagian menyetir, sementara Maryam duduk di kursi sebelahnya. Gadis itu sudah hafal rutenya. Jadi, Maryam tidak perlu repot-repot berganti tugas menjadi penunjuk peta sewaktu pertama kali.

Dari pintu masuk, tampaknya cukup ramai para penimba ilmu yang datang. Kanya minder sendiri dengan apa yang dipakainya. Tak seperti Maryam dibalut dengan gamis dan hijab syar'i. Kanya hanya mengenakan pasminah instans serta rok plisket yang ia beli khusus untuk menghadiri kajian.

Maryam mencoba meyakinkan Kanya bahwa semuanya tidak apa-apa. Gadis itu tersenyum lega. Kemudian duduk di sebelah Maryam.

Tanpa di sengaja, Kanya menduduki ujung hijab salah seorang perempuan yang memakai masker kain di sana. Karena hijabnya menyapu lantai, jadi Kanya tak melihat-lihat lagi. Ia segera meminta maaf atas kesalahannya. Dan perempuan itu mengangguk mengiyakan.

"Nggak apa-apa ... lho Kak Maryam?" Perempuan itu seolah sudah akrab dengan Maryam. Maryam pun tampak terkejut saat namanya dipanggil.

"Kayla, ya?" Perempuan bernama Kayla itu mengangguk antusias. Lalu ia berjabat tangan dengan Maryam, kemudian ... Kanya.

Kanya seperti tertinggal zaman, ia tidak tahu apa-apa tentang perempuan itu.

"Kamu nggak kenal, Kanya?" tanya Maryam pada Kanya.

Kanya memperhatikan gerak-gerik tubuh Kayla, tampaknya ia pernah lihat. Namun, Kanya tak memusingkan hal tersebut.

"Temen satu kelas masa nggak kenal?"

Kanya maupun Kayla saling bertukar pandangan tak percaya mereka satu kelas. Keduanya memang terlalu sibuk dengan dunianya masing-masing. Sudah jelas Kanya selalu menyendiri ketika di sekolah. Jadi, dia tidak pernah memerhatikan lingkungan sekitarnya. Dan untuk Kayla, bukannya tidak peduli, hanya saja dia sibuk dengan organisasinya. Sama seperti Maryam.

"MasyaAllah," ujar Kayla terkagum-kagum melihat penampilan Kanya yang sangat berbeda dari biasanya. Pantas saja Kayla sama sekali tidak mengenali gadis itu.

After Meet You [ REVISI SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang