Mohon maaf, direvisi lagi.
•••AFTER MEET YOU•••
Pengumuman SNMPTN akan terlihat hasilnya hari ini bersamaan dengan pengumuman kelulusan.Dan benar saja, ketika doa selalu dipanjatkan, ketika usaha selalu ditingkatkan, maka tidak akan menghianati hasil.
Arga lolos SNMPTN!
Dan yang pasti hasil kelulusannya mendapatkan nilai hampir sempurna.
It means, setelah ini dia akan lebih sibuk dari masa SMA-nya. Apalagi dunia kuliah tak seindah yang orang-orang bayangkan. Dikejar deadline, praktikum, nugas sehari semalam, presentasi, KKN, skripsi, di samping itu belum lagi organisasi atau UKM. Up
Tapi kalau dijalaninya dengan ikhlas, pasti akan mudah.
Hanya saja yang harus pintar dalam memanage waktu untuk belajar, ikut organisasi, cari pengalaman, seminar, dan istirahat.
Sebenarnya dalam hal memanage waktu, Arga sudah pandai sejak SMA. Meskipun menjadi ketua OSIS, tetapi dalam hal akademik dia tetap menjadi nomor satu. Terlebih laki-laki itu selalu muroja'ah hafalan Qur'annya. Itulah mengapa Arga selalu mendapatkan perhatian dari para guru.
"Gue bilang apa? Pasti lo diterima!" Wildan teringat perkataanya beberapa waktu lalu. Dia merangkul bahu temannya sambil tersenyum lebar.
"Thanks atas doanya."
"Kepinteran temen gue emang nggak diragukan lagi." Bara menimpali.
Pasca Ujian Nasional satu bulan lalu, memang sedikit melegakan bagi Wildan dan Bara, tetapi tidak untuk Arga. Sebab saat inilah waktu yang membuatnya tenang. Impiannya bukan hanya sekadar bunga tidur semata, tetapi akan diwujudkan dengan segala upaya.
Kemudian mereka kembali menikmati momen berharga itu dengan rasa haru dan bahagia menjadi satu. Dalam satu lingkaran di lapangan, semua kelas XII berkumpul saling membahu satu sama lain. Menyanyikan lagu perpisahan yang seolah sudah menjadi ritual setiap angkatannya.
Mereka menikmati. Mungkin setelah ini adalah jalannya menuju gerbang kesuksesan. Mungkin setelah ini akan ada di mana kehidupan lebih mengejamkan. Dan betapa kerasnya dunia. Sebelum akhirnya, tangis mereka pecah. Memeluk temannya secara bergantian, yang pasti perempuan dan laki-laki dipisahkan.
Benar kata orang, perpisahan sewaktu SMA akan sulit dilupakan. Sebab selepas ini, tak ada lagi waktu untuk bermain-main.
_____________
Berbeda dengan Kanya yang tengah sibuk mempersiapkan ujian akhir semesternya. Jika dulu ia malas sekali membuka buku, maka sekarang bisa dikatakan kutu buku. Selain hal-hal yang berbau agama, Kanya juga belajar untuk bisa lolos Perguruan Tinggi Negeri seperti Arga. Memang ia baru akan menginjak kelas XI, tetapi besar kemungkinan dengan persiapan yang matang akan membuahkan hasil yang baik.
Jika persepsi tentang suatu hal sudah berubah, maka secara otomatis akan berubah juga tujuan kita.
Kanya yang dulu jauh sangat berbeda dengan Kanya yang saat ini. Dari segi penampilan, akhlak, tutur kata dan perbuatan, Kanya benar-benar sudah berubah. Perkembangan hijrahnya cepat sekali.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Kayla pada Kanya ketika mereka sedang belajar bersama di rumah Kanya.
"Kak Arga lolos SNMPTN," ucap Kanya sambil tersenyum lebar.
Kayla memang memasang wajah menggembirakan, sama seperti Kanya, tetapi dalam hatinya masih ada rasa yang terselip untuk Arga. Walaupun Kayla sudah berusaha untuk mengikhlaskannya.
"Alhamdulillah," ujar Kayla dan Nabila bersamaan.
"Kamu tahu dari mana?" Kini Nabila bertanya.
"Kak Arga ngabarin aku," jawab Kanya dengan santai.
Wajah Kayla menjadi sedikit berubah. You know-lah, senyum tidak enak itu semacam apa.
"Kamu masih deket, ya sama Kak Arga?" Nabila bertanya lagi. Jika tidak penasaran dengan kedekatan orang lain, bukan Nabila namanya.
"Nggak deket banget. Dari dulu kita kan cuma temen. Dan aku sama Kak Arga juga tahu batesan, ini aja dia cuma ngabarin aku, abis itu nggak bales lagi."
Memang selalu seperti itu hubungannya dengan Arga. Tak ada fase pendekatan apalagi tahap pacaran. Mengirim pesan saja jika itu penting, selebihnya sebisa mungkin dihindarkan.
Fokus Kanya seolah pecah begitu saja. Dilema antara turut bahagia atau justru beberapa hari berikutnya adalah hari terakhirnya melihat Arga di Jakarta.
Layar laptopnya masih menampilkan aplikasi microsoft word dengan full tulisan di sana. Sorot mata Kanya memang tertuju pada layar itu, tetapi pikirannya entah melayang ke mana.
"Berarti minggu atau bulan depan, Kak Arga udah di Bandung?" Nabila tiba-tiba bangkit dari telungkupnya. Ia menatap Kanya intens.
Kanya mengangkat kedua bahunya lirih. Kanya sendiri tidak menanyakan hal itu pada Arga. Lebih tepatnya, tidak siap dengan masa itu.
"Oh iya, Kayla ..." panggil Kanya teringat akan sesuatu.
Kayla mengernyit. "Kenapa?"
"Kamu belum jawab pertanyaan aku waktu kita di tenda kemah," kata Kanya sambil membenarkan posisi duduknya lebih tegak.
Kayla berpikir sejenak. Mengingat kembali apa saja yang Kanya tanyakan di perkemahan kemarin.
"Kamu pernah nggak suka sama seseorang?"
Tepat sekali dugaannya. Kayla terpaku di tempat. Kayla pikir, Kanya sudah melupakan pertanyaan itu, ternyata tidak.
"Ya, jelas pernahlah, Kanya!" Bukan Kayla yang menjawabnya, tetapi Nabila. "Kalau nggak salah dari A ..." Belum sempat Nabila meneruskan, Kayla sudah membekap mulut perempuan itu.
"A ... Astaghfirullah, Bila! Ini udah jam satu! Katanya kita mau ke toko buku dulu?" tanya Kayla mengalihkan pembicaraan. Jelas sekali dalam gelagatnya.
Sedangkan Nabila menepuk dahinya sendiri sambil beristighfar. "Aku lupa!"
Nabila segera membereskan buku-bukunya ke dalam tas. Bersyukurnya, Nabila melupakan ucapannya yang sempat terhenti. Dan Kayla pun lega dengan hal itu. Setidaknya dengan inisial yang Nabila sebutkan, Kanya tidak melanjutkan pertanyaannya.
Sebenarnya Kanya sempat curiga dengan sikap Kayla yang tiba-tiba berubah. Namun, ia tepis. Sebab Kanya tahu, temannya tidak akan berbohong.
Nabila maupun Kayla sudah rapih menggendong ranselnya masing-masing. "Kita pamit duluan, ya, Kanya!" Nabila terburu-buru sambil melirik ke arloji yang dia pakai. Sebab waktu untuk mengelilingi toko buku tak cukup jika hanya satu jam. Sedangkan sebelum adzan ashar, Nabila harus sudah sampai rumah. Perarturan dalam keluarganya seperti itu.
Setelah mereka mengucapkan salam dan beranjak pergi, Kanya masih diam di tempatnya. Ia hanya bergelut dalam hati tentang perkataan Nabila yang dibungkam oleh Kayla. Kanya berpikir mungkin seseorang yang Nabila maksud, bukan seseorang yang ada dalam pikirannya saat ini. Semoga saja tidak.
Di dunia ini masih banyak milyaran manusia, kan? Jadi Kanya rasa dia tidak perlu khawatir akan hal itu.
~Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You [ REVISI SELESAI ]
Spiritual[Teenfiction - Spiritual] Hidayah itu datang bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Seperti seorang gadis manja yang hidupnya suka berfoya-foya, Kanya Alesysia Angwen. Kelakuan gadis itu tidak bisa dikontrol lagi. Alhasil, kedua orang tuanya memaksa...