Chapter 21

262 20 0
                                    

•••AFTER MEET YOU•••

Pilihan transportasi untuk ke Bandung jatuh kepada sepeda motor kesayangannya. Arga sengaja lebih memilih menggunakan sepeda motor daripada kereta atau pesawat—yang kemungkinan besar jarak antara bandara Soekarno-Hatta dengan rumahnya kurang lebih satu jam. Itu akan memakan banyak waktu.

Selain karena lebih hemat biaya, Arga juga bisa berkeliling Kota Bandung dengan sepeda motornya.

"Hati-hati, Arga." Bola mata Aisyah berkaca-kaca sebab harus berjarak dengan putra semata wayangnya.

Keputusan Danu untuk kembali tinggal di Jakarta pun sudah bulat. Perusahaan teman lamanya yang membutuhkan pegawai pada divisi produksi Danu terima. Maka dari itu, Arga sedikit tenang meninggalkan Umminya, karena tak lagi sendirian.

"Ummi sama Abi juga jaga kesehatan," kata Arga sambil memeluk Aisyah dan Danu secara bergantian.

"Fii amanillah." Aisyah berkata lagi. Sebagai seorang ibu, ia hanya ingin yang terbaik untuk putranya. Apalagi Arga adalah satu-satunya di keluarga kecil mereka.

Sekali lagi Arga memeluk Umminya. Kemudian, dia mengangkat ransel yang sedikit melembung ke belakang bahunya. Padahal hanya membawa beberapa pakaian saja. Yang memberatkan adalah perlengkapan dan buku-buku untuk menemaninya selama dia di Bandung.

Dengan satu tarikan napas, Arga melajukan sepeda motornya beranjak dari rumahnya. Sementara Aisyah dan Danu masih fokus menatap kepergian putranya sendu, sampai sepeda motor Arga tak lagi terlihat.

_____________

Bertepatan dengan hari ini, seluruh murid kelas X dan XI SMA Islam Mandiri sedang menjalani Ujian Akhir Semester. Apa yang dipelajari Kanya satu minggu sebelumnya rata-rata keluar semua dalam soal-soal yang sedang dikerjakan. Mungkin hanya ada satu-dua menalar sendiri. Itu tak begitu sulit menurutnya.

"Kumpulkan lembar kertas ulangan kalian dalam hitungan ketiga. Satu ... dua ..."

Belum sempat tepat hitungan ketiga, suara gaduh bertubrukan meja dan kursi menggema seisi ruangan.

"Kalian berdoa saja semoga tidak diremedial!" kata pengawas ujian dengan jutek. Kemudian, wanita setengah baya yang memakai hijab tak lupa dengan bros bunga di dekat telinganya itu beranjak dari kelas.

Kanya masih berada di kursinya. Membereskan papan ujian serta pulpennya ke dalam tas. Fokusnya memang pada tasnya, tetapi pikirannya melayang entah ke mana.

"Kebakaran!!!" teriak Nabila tepat di telinga Kanya. Sontak membuat Kanya membulatkan matanya lebar-lebar.

"Astaghfirullah! Ucapan itu doa, Bila. Kamu doain sekolah kita kebakaran, ya?" Kanya menggeleng-geleng sendiri atas tingkah laku temannya itu.

"Tahu kamu, Bil. Amit-amit deh." Kayla menimpali.

"Abisnya Kanya dari tadi dipanggil nggak digubris, aku pikir kamu kesambet," celetuk Nabila seenaknya sambil tertawa kecil sehingga memperlihatkan deretan giginya yang rapih.

"Iya kesambet nih, gara-gara denger suara kamu!" sahut Kanya.

"Lho, ucapan itu doa. Kamu mau kesambet beneran, Kanya?" Kini perkataan Kanya tadi diputar balikan oleh Nabila.

After Meet You [ REVISI SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang