Suri adalah gadis paling berani dalam mendekati Sagi. Kalau cewek dikenal dengan sifat jaim-nya, malu-malu kucing dalam berkenalan dengan pria, maka Suri termasuk cewek yang agresif dalam mendekati lawan jenis. Khususnya mendekati Sagi.
Suri sering membombardir Sagi dengan pesan-pesan mesra, selalu saja menyusul Sagi kemanapun dia pergi, meminta Sagi jalan-jalan dengannya, meminta Sagi mengantarkannya pulang, bahkan sampai pergi ke rumah Sagi.
Sagi tidak pernah mengajak para wanita yang pernah menjadi pacarnya ke rumahnya. Hanya Naila gadis yang paling dekat dengan keluarga Sagi sejak Sagi kecil. Sampai kemudian Suri masuk kedalam hidup Sagi. Menghampiri ke rumahnya beberapa kali. Sampai mamanya mengenal Suri dengan baik. Dan paling parahnya, mama menyukai Suri.
Hal itu membuat minggu pagi ini Sagi sudah berada di depan pintu rumah Suri untuk menjemput gadis itu dan mengajak ke rumahnya.
Baru beberapa kali Sagi mengetuk pintu rumah, kemudian seorang lelaki muda yang memiliki tinggi yang sama dengan Sagi langsung mengernyitkan dahi ketika menatap Sagi.
"Siapa?" Tanya-nya.
"Suri nya ada?"
Kerutan lelaki itu makin dalam. "Ya elo siapanya Suri?"
Buset, langsung nyolot. Gumam Sagi dalam hati. Kemudian dia berpikir, dia siapanya Suri? teman bukan, pacar juga amit-amit.
"Saya kenalannya Suri." Sagi masih berusaha sopan dan menahan emosi.
Lelaki itu memicingkan matanya. "Suri gak punya temen cowok."
"Ya emang Suri gak punya temen." Jawab Sagi dengan santai, sesuai fakta. Namun lelaki di depannya terlihat tidak terima dan langsung meraih kerah jaket yang dipakai Sagi.
"Jangan ngomong sembarangan lo." Geram lelaki itu. "Ucapan lo itu ngerendahin Suri tahu, nggak?!"
Sagi menelan salivanya karena menahan emosi. Matanya ganti memicing kearah lelaki dihadapannya ini yang sok jagoan. Sagi menahan emosi karena seorang wanita langsung terkesiap melihat mereka berdua dan menghampirinya.
"Al! Kamu apa-apaan sih?!" Wanita itu melerai Sagi dengan lelaki yang dipanggil 'Al' tadi. Kemudian menatap Sagi. "Kamu... ah, kamu cowoknya Suri, kan!?"
"Maaf?" Sagi merasa salah dengar.
"Iya, yang kemarin nganterin Suri pulang."
"Tapi saya bukan cowoknya Suri, tante." Jawab Sagi dengan sopan. Sekarang dia ingat, wanita dihadapannya ini adalah wanita yang dia temui kemarin di depan rumah ketika Suri dipukuli oleh papanya.
Tina kemudian melirik anaknya. "Al, kamu nggak boleh gitu sama cowoknya Suri. Minta maaf, cepet."
"Lah, Suri punya cowok?" Lelaki itu menatap Sagi dengan sangsi. "Urakan gini bentukannya."
"Al!" Tina melotot marah pada Al. Tapi anaknya itu malah melengos dan masuk kedalam rumah.
"Suri! Temen lo dateng tuh!" Teriak Al dari dalam yang membuat Sagi yang masih berada di ambang pintu masih mendengarnya.
Tina tersenyum ramah. "Nama kamu siapa, nak?"
"Sagi, tante." Sagi menyalimi tangan Tina. Walaupun urakan dan nakal begini, sopan santun terhadap orangtua juga penting.
"Panggil aja saya tante Tina, ya. Tante kesayangannya Suri."
Sagi mengangguk. Kemudian alisnya berkerut heran ketika melihat Suri datang kearahnya dengan senyum cerah. "Eeeh, Sagi sayang udah dateng. Ayo-ayo, masuk dulu."
Tante Tina hanya tertawa dan mengusap pundak Suri. "Suruh duduk dulu pacarnya." Dan kemudian masuk kedalam rumah.
"Bisa nggak langsung aja?" tanya Sagi dengan tatapan malas. "Kalau bukan karena nyokap gue masih tidur nih di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanderloved
Fiksi Remajawanderloved (n) person still confused about the feelings and still likes adventure about love. Wanita pasti terkenal dengan sikap jaim dan sungkan mengungkapkan perasaannya pada seseorang yang dia suka. Namun hal itu tak berlaku pada Surinala. Seja...