Raut wajah Suri berubah menjadi ngeri begitu keluar dari kamar mandi seusai membersihkan diri. Dia benar-benar lega bisa membilas tubuhnya setelah seharian melakukan perjalanan panjang dengan kendaraan umum, makan di pinggir jalan dan jalan-jalan di Malioboro.
Suri keluar dari kamar mandi dengan kaus dan celana pendek. Rambutnya di gelung dengan handuk, menandakan gadis itu baru saja selesai keramas. Sedangkan Sagi yang sempat ketiduran menunggu giliran mandi, langsung membuka mata begitu pintu kamar mandi terbuka.
Suri kini menatap Sagi yang terduduk di kasur dengan raut wajah cemas. "Sagi, mau mandi sekarang?"
"Iyalah." Sagi mendengus sambil mengambil handuk dari jemuran kecil yang ada di dalam kamar homestay ini.
Dari awal masuk, Suri langsung tahu kalau mood Sagi benar-benar memburuk. Dompetnya hilang—tebakan mereka dompet Sagi di copet, lalu Suri menempatkan mereka berdua di kamar kecil dan norak ini. Yah, mau gimana lagi, duit juga tidak ada.
"Kenapa masih berdiri disini?"
Suri meneguk salivanya, takut Sagi melihat barang tak senonoh yang ia buang ke tempat sampah.
"Minggir." Sagi menguap sambil menggeser tubuh Suri yang langsung limbung ke kanan, lalu Sagi menutup dan mengunci pintu kamar mandi.
Begitu di kamar mandi, kepala Sagi rasanya langsung berputar. Kamar mandi ini bahkan lebih kecil dari kandang kucing Karakal dari Pakistan milik kakeknya. Tidak ada shower ataupun water heater seperti di rumahnya, yang ada yaitu bak mandi berwarna pink norak serta wc jongkok di sebelahnya.
Sagi memijat pelipisnya, entah kenapa harum bau sabun yang dikenakan Suri masih membekas di kamar mandi ini dan sedikit menenangkannya kemudian.
Sagi hanya bisa pasrah, menghampiri wastafel dan mencuci mukanya. Namun ketika ia menunduk, Sagi melihat kotak berwarna merah menyala di tong sampah.
Iseng, Sagi meraih kotak itu. Sudah terbuka dan entah kenapa perut Sagi langsung mulas seketika membayangkan hal yang enggak-enggak. Homestay ini murah, agak jauh dari jalanan umum, dan hanya tersedia beberapa kamar yang sekarang penuh semua.
Benar kan pikiran Sagi tadi, ini homestay mesum.
Sagi meletakkan kotak berwarna merah itu di atas etalase kaca. Kotak merah yang sering ia lihat terpajang di kasir depan minimarket ternama yang tersebar di seluruh Indonesia. Sagi membuka sikat gigi yang baru dibelinya tadi dan memakai pasta gigi yang ditinggal Suri di wastafel.
Sambil menyikat giginya, pikiran Sagi sudah kemana-mana. Tentang bungkus kondom yang sudah terbuka, dan ia menemukannya di tong sampah.
Suri?
Sagi buru-buru berkumur, lalu cepat-cepat mandi, keramas, pokoknya benar-benar membersihkan dirinya. Dia lalu membuka pintu kamar mandi, dengan rambut setengah basah, celana pendek dan handuk yang disampirkan pada bahu terbukanya. Ya, Sagi sengaja tidak mengambil baju barunya untuk dia pakai di kamar mandi.
Suri yang sedang mengoleskan body lotion di kasur mengerjap menatap Sagi yang hanya diam menatapnya.
"Apa?"
Sagi lalu melemparkan kotak berwarna merah it uke paha Suri. Membuat gadis itu langsung berjengit kaget dan melemparnya jijik ke ujung kamar.
"Sagi nggak usah aneh-aneh!" Suri menarik selimutnya cepat-cepat untuk menutup seluruh tubuhnya.
Sagi tersenyum miring sambil meraih tas belanjaan berisi baju, mengambil bajunya sambil mengusap-usapkan handuk ke rambutnya. "Aneh-aneh gimana sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanderloved
Fiksi Remajawanderloved (n) person still confused about the feelings and still likes adventure about love. Wanita pasti terkenal dengan sikap jaim dan sungkan mengungkapkan perasaannya pada seseorang yang dia suka. Namun hal itu tak berlaku pada Surinala. Seja...