13. Deg-Degan

1.6K 344 41
                                    

Sagi sudah menunggu Suri di pinggir lapangan setelah dia bersama team voli latihan seperti biasa sepulang sekolah. Tapi kemudian ponselnya berbunyi, menampilkan sebuah pesan dari Suri.

Surinala: Gigi sayang, Suri nggak pulang sama Gigi ya hari ini :(

Surinala: Terus makasih udah nampung Suri beberapa hari ini di apartemen. Suri mau pulang ke rumah aja.

Surinala: Btw Suri pulang sama kak Azka. Jangan khawatir, love you!

Sagi hanya berdecak kesal. Iya, entah kenapa dia kesal. "Udah gue tungguin juga lama-lama."

Bibirnya memang berucap alasan dia kesal karena sudah menunggu Suri, namun Suri malah pulang dengan Azka. Tapi sebenarnya yang membuat hati Sagi kesal adalah Suri yang pulang dengan Azka, jadi lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Azka daripada dengan dirinya.

Sagi kemudian berdiri sambil menenteng tas di bahu kanannya. Baru juga berjalan beberapa menit, seseorang menarik bahunya dari belakang dengan kasar. Membuat Sagi langsung menoleh, menatapnya tak terima.

"Mau apa lo?"

"Bego lo ya." Emerald sampai menunjuk-nunjuk wajah Sagi. "Ngapain lo masih ikut balap liar sama Axel dan anak-anak SMA International itu?!"

"Lo nggak usah ikut campur deh, Rald." Sagi membalikkan badannya lagi, melangkah menjauhi Emerald.

"Seharusnya lo merasa bersalah, Gi! Kalau bukan karena lo, Rain masih sama kita dan bukannya terbaring lemah di rumah sakit!"

Langkah Sagi bahkan nyaris berhenti begitu mendengarnya. Emosinya seketika langsung memuncak, kedua tangannya terkepal menahan emosi. Hingga Sagi kemudian memutuskan menghiraukan ucapan Emerald untuk yang kesekian kalinya dia lakukan.

Sambil melangkah menuju ke lapangan parkir motornya, Sagi mengetikkan pesan pada Azka.

Asagiri S: Lo nganter Suri kmn?

Azka: Kepo

Asagiri S: Anjing lo ya

Asagiri S: Ketemu gue timpuk lo

Azka: Giliran ceweknya gue pepet terus, di cariin

Asagiri S: Urusan penting

Azka: BODO AMAT

"Azka tai." Begitu duduk di motornya, dia memakai helm dengan kesal dan langsung menyalakan mesin motornya. Sagi memang entah kenapa sekarang rasanya ingin bertemu Suri. Tapi setiap bertemu Suri, rasa bersalahnya pada Rain selalu makin menyeruak.

***

Kalau bukan karena lo, Rain masih tetap sama kita dan bukannya terbaring di rumah sakit! Suara bentakan Emerald masih teriang jelas di telinganya begitu Sagi melangkah menuju koridor ruang rawat inap Rain.

Emerald benar, jika bukan karena Sagi, Rain masih ada disini bersama dia dan Emerald. Jika bukan karena Sagi, Rain akan tetap bersama Suri. Menjaga adik perempuannya itu, melindunginya dan selalu ada untuknya jika Suri di pukuli oleh papanya.

"Sagi?" Sagi menoleh begitu mendengar suara Suri memanggilnya. "Eh iya, beneran Sagi! Ngapain disini?"

"Hm?" Sagi kelabakan sendiri, lagi-lagi takut ketahuan oleh Suri. "Lo sendiri, ngapain?"

Setelah pertanyaan itu terlontar, Suri langsung berpikir tentang apakah dia harus memberi tahu Sagi tentang kondisi kakaknya? Tapi melihat Sagi, entah kenapa Suri jadi percaya pada lelaki itu.

WanderlovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang