10. Adu Rayu

1.8K 343 52
                                    

Mobil sedan mewah berwarna hitam yang berhenti di depan pagar SMA Cakrawala. Karena mobilnya jelas terlihat begitu bersih dan mewah, setidaknya mobil yang dinaiki Sagi sedikit mengundang perhatian beberapa murid.

Sagi berdecak kesal. "Bisa majuan dikit nggak sih parkir mobilnya?!"

Erwan Soedirja langsung melirik anak lelakinya itu dengan kesal begitu mendengar Sagi menyentak supir mereka. "Tolong jaga sopan santunmu itu."

"Dia cuma supir, untuk apa sopan santun." Jawab Sagi sambil membenarkan tali tas-nya dan bersiap turun. "Nanti gak usah jemput. Sagi pulang sama Omar."

"Ayah melarang kamu untuk bergaul lagi dengan mereka, Sagi. Mereka memberi pengaruh buruk untuk kamu." Ucap Erwan dengan angkuh.

Sejak mengetahui Sagi mulai mengikuti balap motor liar lagi, Erwan langsung menyita motor anaknya, yang membuat Sagi akan terus diantar jemput oleh supirnya. Entah sampai kapan peraturan ini akan berlangsung. Tapi sepertinya tidak akan berlangsung lama, mengingat sikap Sagi yang hobi memberontak.

"Ayah tunggu kamu di hotel milik kakek setelah pulang sekolah." Ucapan Erwan membuat gerakan Sagi yang hendak membuka pintu mobil sontak terhenti. "Daripada kamu ikut balap liar dan melakukan hal gak bermutu lainnya, lebih baik kamu datang ke rapat perusahaan."

"Sudah ada Rayan."

"Dia akan berangkat ke Inggris dan hari ini hari terakhirnya memimpin rapat. Selanjutnya, kamu harus bantu kakek kamu mengelola perusahaan dan hotel yang ada di Jakarta."

Sagi terkekeh dan keluar dari mobil begitu saja. Sebelum menutup pintu, dia berbicara, "perlu ayah ingat, kalau aku ini Sagi. Bukan seorang Narayan yang pintar dan selalu dihandalkan orang untuk memimpin perusahaan. I want walk in my own path, Mr. Erwan." Sagi tersenyum miring dan memberi pose hormat pada Erwan sebelum menutup pintu mobil begitu saja.

Erwan memejamkan mata rapat-rapat. Menahan diri untuk tidak membentak Sagi. Erwan cukup bersyukur kakak Sagi yang bernama Naigisa adalah seorang gadis penurut, pintar, serta dapat diandalkan.

Memang benar kata orang dulu, kalau mempunyai anak lebih dari satu, pasti ada salah satunya yang menggoda atau membuat orangtua sering-sering mengusap dada melihat kelakukan anaknya.

Dan Sagi salah satu yang sering membuat Erwan serta istrinya agar mempunyai stock kesabaran extra. Erwan sebenarnya sadar juga, sikap Sagi yang sering memberontak ini adalah salah satu cara agar anak itu mendapat perhatian dari keluarga. Karena sejak kecil Sagi lebih sering berada di rumah kakeknya. Tumbuh besar bersama sepupunya, Rayan dan Ghania. Sedangkan para orangtua sibuk bekerja.

"Pak," supir Erwan kemudian memberikan sebuah amplop berwarna cokelat yang langsung diterimanya. Erwan membuka amplop itu dan alisnya terangkat ketika melihat kumpulan foto-foto seorang gadis. "Sesuai yang bapak minta, saya sudah mencari tahu tentang gadis yang sering bersama Sagi."

"Siapa dia?"

"Namanya Surinala. Dia adalah anak kedua dari Jenderal Polisi Tirta Bagas Yunardi, yang kabarnya akan diangkat menjadi Kapolri di tahun kepemimpinan Presiden yang baru."

Erwan kembali menyuruh supirnya menjalankan mobil. Sedangkan dia melihat-lihat lagi foto Suri bersama Sagi yang sering diambil oleh orang suruhannya secara diam-diam. Karena Erwan sebenarnya begitu menjaga Sagi setelah dugaan kasus pengedaran narkoba yang menyangkut Sagi di kelas satu SMA.

Sagi masuk dalam keluarga konglomerat Soedirja dan harus dijaga seluruh perilaku serta nama baiknya. Sagi tidak boleh lagi bergaul dengan orang-orang sembarangan tanpa sepengetahuan Erwan.

WanderlovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang