36. Sesal

2.3K 433 53
                                    

Mau sehati-hati apa hubungan dijalani, tetap nanti ada problem masalah hati

- Wanderloved

---

"88754." Hugo menyebutkan nomor terakhir yang hendak ia simpan untuk permainan truth or dare ini. Kemudian ia tersenyum sumringah sambil menyimpan kontak yang baru saja dia dapat. "Eh namanya siapa?"

"Surinala." Jawab Adel dengan semangat, memperkenalkan nama Suri.

Kening Hugo berkerut untuk sesaat, seperti memikirkan sesuatu. Tapi kemudian ia tersenyum lagi ketika Suri mendongak menatapnya. "Surinala ya namanya?"

"Iya." Jawab Suri sambil tersenyum kecil hanya agar terkesan ramah dan tidak jutek.

"Oke." Hugo mengangguk-anggukan kepala. "Makasih ya! Jangan di blokir nanti kalau gue whatsapp."

Seketika tawa teman-teman Suri pecah, tapi Suri hanya tersenyum kecut. Ia balas melambaikan tangan ketika Hugo bilang mau kembali ke meja tempat teman-teman tongkrongannya tadi. Tatapan Suri tetap mengikuti langkah Hugo, melihat rambut Hugo diacak-acak oleh temannya yang memakai topi abu-abu dan berkacamata sambil tertawa terbahak-bahak.

Suri kira itu Sagi. Tapi bukan. Sagi sudah tidak ada lagi di tempat itu ketika Suri mencarinya.

"Neh, gue udah dapet nomornya neh!" Hugo memamerkan kontak yang ia simpan ke teman-temannya yang kini terbahak.

"Gimana tadi ngerayu-nya sampai dapet?" Tanya Edwin disela gelak tawanya.

"Ye, kepo lo monyet. Hugo gitu loh!" Kata Hugo sombong sambil menyisir-nyisir rambutnya dengan jari.

"Ye, setan."

"Eh tapi!" Hugo menyela. "Tuh ceweknya namanya Surinala. Familiar banget gak sih sama namanya?"

Edwin diam, hanya meminum kopinya.

Hugo juga diam, lalu menatap teman-temannya. "Sagi mana, jir? Kok ilang?"

"Dia cabut." Jawab salah satu temannya.

"Anjing. Kemana?" tanya Hugo dan Edwin hanya mengedikkan bahunya. "Gelangnya si Sagi kayaknya ada tulisan Surinala-nya, kan? Hehe, kebetulan doang apa gimana nih?"

"Emang namanya cewek yang pernah deket sama Sagi namanya Surinala." Jawab Edwin dengan santai dan mulut Hugo membulat membentuk huruf o. Kemudian Edwin menoleh menatap meja tempat Suri duduk tadi. "Tapi kebetulan doang kali namanya sama. Ya masa iya anjir ketemu? Lah, tuh cewek udah nggak ada lagi ditempatnya, Go?"

"Em, permisi,"

"Eiya." Edwin dan Hugo sampai berjengit kaget. Hugo bahkan sampai mengelus dadanya ketika suara imut Suri tahu-tahu mengintrupsi pembicaraan mereka dan kini gadis dengan rambut pendek itu ada dihadapan mereka.

Edwin dan Hugo saling tatap untuk sejenak.

"Kalian... temennya Sagi?" tanya Suri dengan ragu. "Tadi, Suri lihat ada Sagi disini. Tapi sekarang kok nggak ada? Sagi udah pulang?"

"Iya. Sagi udah cabut duluan tadi." Jawab Edwin dengan tenang dan mulut Hugo sudah gatal sendiri karena ingin berteriak; bener kan kata gue, bangsat! "Eh, lo ternyata kenal sama Sagi? Apa gue teleponin aja nih biar dia balik kesini?"

"Gausah!" Suri dengan cepat menolak. Lalu menoleh kearah pintu keluar. "Yaudah kalau Sagi udah pulang. Makasih ya, hehe. Maaf ganggu."

Suri dengan cepat melangkah ke pintu keluar sambil membenarkan tali tas ranselnya. Mengabaikan Hugo dan Edwin yang masih menatapnya.

WanderlovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang