Happy reading💕
❣❣❣
Perlahan Icha membuka matanya dan mengernyit bingung kala mengetahui kalau dirinya ada di sebuah taman bunga yang sangat indah. Icha berdiri dari tidurnya di rumput dan menatap takjub sekeliling. Ia mendekati bunga yang ada di dekatnya lalu mencium aromanya yang sangat harum.
"Masya'allah indah banget." Gumam Icha dengan senyum manis di bibirnya.
Tapi, seketika tatapan takjub berubah dengan tatapan bingung. Mengapa di sini sangat sepi, tidak ada orang satu pun. Icha pun berjalan perlahan mencari seseorang yang mungkin bisa diminta bantuan. Sampai akhirnya ia mengernyit bingung kala melihat seorang anak perempuan berlari ke arahnya.
"Bunda!" Teriak anak perempuan itu sembari memeluk kaki Icha.
Icha tersenyum lalu berjongkok mensejajarkan tingginya.
"Kamu siapa cantik?" Tanya Icha masih dengan senyum manis di bibirnya.
"Gak tau, aku kan belum di kasih nama sama Bunda dan Ayah." Jawab anak perempuan itu dengan tatapan polosnya.
Icha menatap intens wajah anak perempuan di hadapannya, Icha merasa tidak asing dengam wajah itu. Matanya langsung membulat saat tau wajahnya sangat mirip dengan Juna namun versi perempuan. Tapi, Icha masih menepis pikirannya karena tidak mungkin bila ini anaknya apalagi usianya seperti sekitar 4 atau 5 tahun.
"Siapa orang tua kamu?" Tanya Icha lagi.
"Ayah Juna dan Bunda Icha." Icha kembali terhenyak mendengarnya.
Icha langsung berkaca-kaca dan memeluk anak perempuan itu, entah kenapa Icha merasakan hatinya menghangat kala anak itu membalas pelukannya. Icha mengecup pipi anak tersebut dan sangat bahagia bahwa di depannya adalah putrinya. Icha ingat bahwa sebelum ke sini ia ditabrak oleh mobil dam tidak sadarkan diri. Icha sangat yakin bahwa saat ini ia ada di alam lain dan mungkin bertemu calon anaknya.
"Mulai sekarang Bunda akan panggil kamu Misha yang artinya manis dan cantik ." Ucap Icha dengan mengusap pipi gadis kecil itu.
"Makasih Bunda, Misha sayang sama Bunda. Sekarang kita pulang yuk Bunda, Ayah udah nunggu kita di sana." Balas Misha seraya menarik-narik tangan Icha untuk mengikutinya.
Icha berdiri dan berjalan mengikuti putri kecilnya yang cantik.
❣❣❣
Juna diam mematung mendengar penjelasan Dokter Hawa yang merupakan Dokter yang menangani Icha, seseorang mengelus bahu Juna memberi ketenangan.
"Ikhlaskan Nak, mungkin Allah lebih menyayangi anak kamu." Ucap Mama Juna dengan suara bergetar.
"Aku Ayah yang bodoh Ma, aku gak bisa jaga anak dan istri aku." Tutur Juna dengan penyesalan.
Sebelum mendapat kabar Icha kecelakaan, Juna sedang berada di kantor setelah istirahat di kantin kantor. Saat baru duduk di kursinya ia mendapat panggilan telpon dari Bunga dan mengatakan Icha kecelakaan. Tanpa pikir panjang Juna langsung berlari meninggalkan kantor tidak peduli dengan panggilan Akbar yang bingung dengan tingkah Juna. Bahkan saat ke sini pun ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat orang-orang di sekitarnya mengumpat karena kelakuan Juna yang ugal-ugalan.
"Sekali lagi maafkan saya dan turut berduka cita atas calon anak mu. Kalau begitu saya permisi, anda bisa melihat pasien setelah dipindahkan ke kamar inap." Ujar Dokter Hawa dengan perasaan bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bidadari Ku ✔
Spiritual⚠️COMPLETED ⚠️DON'T COPY MY STORY, PLEASE ⚠️SEQUEL "IMAMKU BADBOY" ******** Romace-spiritual Dear Bidadari ku Mengenal mu adalah suatu keberuntungan untuk ku, apalagi bisa menikahi mu Terima kasih telah sudi menerima ku sebagai pelengkap iman mu Te...