Happy reading💕
❣❣❣
Juna memijat pangkal hidung karena merasakan kepalanya berdenyut memikirkan masalah dengan sahabat-sahabatnya. Seperti saat ini, setelah pulang kerja Juna menyempatkan untuk bertemu Tristan di salah satu cafe untuk membicarakan Yuda yang menghilang. Ya, Yuda tiba-tiba tidak ada kabar sama sekali, nomor handphonenya tidak aktif, bahkan keluarganya pun pindah tiba-tiba tanpa sepengetahuan semua orang.
"Lo udah coba hubungin semua keluarganya Tan?" Tanya Juna pada Tristan yang juga nampak bingung.
"Udah Jun, tapi gak ada yang angkat. Gue juga udah suruh saudara gue yang di Bandung untuk cari Yuda di kampus dan lo tau apa yang di dapat? Yuda keluar dari kampus tanpa alasan yang jelas." Juna membulatkan matanya tidak percaya.
Juna menghel nafas, "Terus kita harus apa lagi? Kenapa Yuda tiba-tiba menghilang gini?"
"Gue rasa Yuda punya alasan untuk semua ini, dia juga gak mau kita tau alasan itu. Tapi, gue percaya suatu saat dia pasti akan kembali." Ungkap Tristan sembari meminum kopi pesanannya.
Setelah pertemuan singkat itu, Juna melanjutkan perjalanan pulang ke rumah orang tuanya. Juna dan Icha berniat untuk menginap di sana menemani Mama Juna yang sendiri karena di tinggal Papa Juna ke luar kota. Tepat sebelum azan magrib berkumandang Juna sampai pekarangan rumah orang tuanya.
Ia cepat keluar dari mobil agar segera bertemu Bidadarinya yang selalu menyambut kepulangannya dengan senyum manis miliknya. Juna sangat lelah hari ini di kantor karena cukup banyak pekerjaan yanh harus ia selesaikan, ditambah gangguan dari Naya sang sekertaris Papanya yang terus menggodanya. Juna memasuki rumah sembari mengucap salam.
"Assalamualaikum." Salam Juna.
"Wa'alaikumsalam." Balas Mamanya dan seorang gadis asing yang Juna tidak kenal.
"Hai, Juju!" Sapa gadis itu membuat Juna mengerutkan keningnya bingung.
"Maaf, siapa ya?" Tanya Juna bingung.
Gadis itu memajukan bibirnya, "Masa lupa sih."
Tadi dia manggil gue Juju dan cuma satu orang yang biasa manggil itu yaitu Zaina. Terka Juna dalam hati.
"Z-za bukan sih?" Tebak Juna.
"Iya! Ih kangen!" Zaina langsung memeluk Juna erat membuat Juna terkejut.
Juna berniat melepaskan pelukan tersebut karena merasa risih, tapi niatnya harus di urungkan saat melihat mata Mamanya yang melotot mengisyaratkan untuk membalas pelukan itu. Akhirnya, dengan fake smile Juna membalas pelukan itu meski dalam hatinya gelisah. Zaina pun melepaskan pelukan itu dan menatap Juna dengan tatapan berbinar.
"Juju tambah ganteng banget." Puji Zaina menatap Juna.
Juna tersenyum canggung, "Lo juga tambah cantik kok Za."
Sejujurnya Juna cukup terkejut dengan kedatangan Zaina di rumahnya. Juna ingat dulu saat umur mereka 10 tahun, Zaina dan orang tuanya memutuskan pindah ke Korea karena tuntutan pekerjaan ayah Zaina. Dulu, Juna dan Zaina adalah teman masa kecil dari jaman mereka masih bayi karena mereka saling bertetangga. Ya, dulu rumah Zaina hanya diseberang Juna yanh sekarang sudah ditempati orang lain. Juna dan Zaina yang selalu bersama dari kecil pun sangat akrab bahkan bisa dikatakan lengket dan ketergantungan. Bahkan saat Zaina pindah ke korea Juna harus dilarikan ke rumah sakit karena mogok makan untuk meminta Zaina kembali lagi.
Panggilan "Juju" dari Zaina adalah suatu panggilan sayang dari Zaina. Sebaliknya Juna memanggil Zaina dengan panggilan sayang "Za". Jujur Juna bahagia karena Zainanya kembali, tapi entah kenapa hati kecilnya mengatakan hal lain. Ia merakan ketakutan yang tidak mendasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bidadari Ku ✔
Spiritual⚠️COMPLETED ⚠️DON'T COPY MY STORY, PLEASE ⚠️SEQUEL "IMAMKU BADBOY" ******** Romace-spiritual Dear Bidadari ku Mengenal mu adalah suatu keberuntungan untuk ku, apalagi bisa menikahi mu Terima kasih telah sudi menerima ku sebagai pelengkap iman mu Te...