Happy reading💕
❣❣❣
Hari demi hari berat terlewati oleh Juna dan Icha, kini mereka sudah melaksanakan rutinitas seperti biasa dengan tambahan aktifitas spesial mereka. Maksud aktifitas spesial yang dimaksud itu adalah mengurus dua bayi kembar mereka. Ya, mereka sudah pulang dari rumah sakit beberapa hari yang lalu.
Setelah berdiskusi panjang, mereka memutuskan untuk tinggal di rumah mereka sendiri karena awalnya Juna dan Icha diperebutkan oleh para orang tua. Mama dan Papa Juna menyuruh mereka tinggal di rumah, sedangkan Bunda Icha juga tak mau kalah.
"Juna jangan bangunin Kinar dulu nanti rewel! Aku mau mandiin Karin dulu!" teriak Icha dari kamar mandi.
Ya, setelah melaksanakan salat Subuh Juna dan Icha bekerja sama untuk merawat putri kembar mereka. Seperti saat ini Icha yang akan memandikan si kembar satu persatu dan Juna menjaga kembar yang satunya. Setelah kejadian di rumah sakit, mereka memutuskan agar kembar tidur bersama mereka agar mudah memantau keadaan kembar salah satunya Karin yang beberapa hari yang lalu sangat mengkhawatirkan.
"Iya," balas Juna yang saat ini sebenarnya sedang menoel-noel pipi Kinar.
Kinar kecil yang merasa terganggu pun melenguh kecil dan perlahan membuka matanya. Juna tersenyum kala melihat putri kecilnya sudah bangun.
"Good morning, princess Ayah," sapa Juna dengan riang.
Bukan tawa atau senyum kecil, justru Juna mendapatkan bibir putrinya melengkung ke bawah siap untuk menangis. Juna langsung membulatkan matanya dan menutup telinganya karena ia tau sebentar lagi anaknya akan menangis.
Oek...oek!
"Juna ngeyel banget sih!" kesal Icha membuat Juna meringis.
"Cup...cup... anak Ayah kenapa nangis," ujar Juna seraya menggendong Kinar kecil.
Tak berapa lama Icha keluar dari kamar mandi dengan Karin digendongannya. Karin terlihat sangat lucu dengan balutan handuk. Kemudian Icha mulai memakaikan Karin baju, sebelum itu Icha sudah memakaikan minyak dan bedak pada tubuh Karin.
"Anak Bunda udah cantik ya?" ujar Icha mengajak Karin mengobrol.
"Bundanya juga cantik kok," ucap Juna seraya terkekeh.
Icha memutar mata malas, "Gombal terus."
"Aku bener sayang, kalau gak percaya tanya aja sama Kinar. Iya kan Kinar?"
"Terserah deh," balas Icha mengalah.
Meski jawaban Icha terlihat cuek, tapi Juna dapat melihat pipi merah merona Icha akibat ulahnya. Ia tertawa kecil melihat Icha yang sedang gengsi.
"Bunda kami gengsinya tinggi ya?" Juna nampak berbicara dengan Kinar yang kini sedang ada digendongannya.
Melihat hal itu Icha hanya geleng-geleng, setelah selesai memakaikan baju Karin. Icha berjalan ke arah Juna, ia mengambil alih Kinar dari gendongan Juna.
"Kamu jagain Karin dulu, aku mau mandiin Kinar," ucap Icha sembari melepas pakaian Kinar.
"Habis mandiin Kinar gantian mandiin aku kan?" balas Juna seraya mengedipkan sebelah matanya.
Icha langsung menghentikan langkahnya yang sudah sampai pintu kamar mandi, lalu menatap Juna tajam.
"Juna ih," tegur Icha.
Bukannya takut, Juna malah tertawa. Ia sangat senang menggoda Icha, bahkan sekarang pipi Icha sudah memerah.
"Kenapa kan cuma nanya," ucap Juna dengan tak berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bidadari Ku ✔
Espiritual⚠️COMPLETED ⚠️DON'T COPY MY STORY, PLEASE ⚠️SEQUEL "IMAMKU BADBOY" ******** Romace-spiritual Dear Bidadari ku Mengenal mu adalah suatu keberuntungan untuk ku, apalagi bisa menikahi mu Terima kasih telah sudi menerima ku sebagai pelengkap iman mu Te...