11

29.3K 1.5K 116
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

Satu bulan setelah kejadian Icha masuk rumah sakit, kondisi Icha semakin membaik. Bahkan keadaan rumah tangga Juna dan Icha semakin hari semakin kokoh. Meski beberapa minggu yang lalu mereka harus kehilangan calon anak mereka, Juna dan Icha sudah ikhlas. Sekarang keduanya sedang menikmati masa berpacaran mereka dan menganggap kejadian kemarin adalah ujian yang harus mereka lewati bersama. Seperti sekarang mereka sedang asik jalan-jalan di Mall yang hari ini memang cukup ramai. Sesekali mereka tertawa bersama dengan tangan yang masih bertautan, menghiraukan beberapa pasang mata yang menatap mereka iri.

"Kamu laper gak?" Tanya Juna pada Icha yang masih asik memakan es krim miliknya.

"Iya." Jawab Icha dengan senyum di bibirnya.

"Mau makan di mana?" Tanya Juna lagi.

Icha mengetuk-ngetukan dagunya dengan jari telunjuk seperti berpikir dan pemandangan itu sangat membuat Juna gemas sendiri sehingga langsung mencubit pipi Icha gemas.

"Di cafe kamu aja boleh?" Balas Icha seraya menengadahkan wajahnya menghadap Juna.

Juna mengelus puncak kepala Icha, "Yuk, kamu juga kayaknya belum pernah aku ajak ke cafe punya aku ya?"

"Bukan kayaknya lagi tapi emang iya!" Ungkap Icha dengan sedikit ketus.

Juna terkekeh pelan, lalu merangkul Icha dengan possessive. Keduanya pun berjalan menuju tempat parkir motor Juna. Ya, Juna dan Icha menuju Mall hanya menggunakan motor. Awalnya Icha bingung karena biasanya ketika pergi bersama Icha, Juna pasti selalu menggunakan mobil dan saat mendengar alasan Juna membuat Icha hanya menggeleng karena Juna beralasan "Biar lebih romantis".

Setelah mengenakan helmnya dan juga Icha, Juna mulai menaiki motor maticnya dan setelahnya Icha juga menaiki motornya dengan posisi miring. Saat Juna mulai melajukan motornya, Icha pun berpegangan pada pinggang Juna. Ingat! Hanya berpegangan bukan memeluk dan itu membuat Juna mendengus kesal. Juna pun mempunyai ide cemerlang dengan melajukan motor lebih cepat dari keceparan normal membuat refleks Icha memeluk pinggang Juna sangat erat. Juna tertawa saat merasakan Icha ketakutan. Icha yang merasakan bahwa motor yang dikemudikan Juna sudah lebih pelan Icha langsung mencubit pinggang Juna dengan kencang.

"Aahhh... aduh... sakit Cha, ampun! Bahaya yang nanti jatuh mau?" Jerit Juna kesakitan sembari tetap fokus ke depan karena tidak mau membuat mereka berdua celaka.

Icha melepas cubitannya dengan bibir yang di majukan, "Habisnya Juna nyebelin banget sih! Kalau mau mati jangan ajak-ajak Icha!" Omel Icha.

Juna terkekeh membuat Icha geram sehingga langsung memukul pundak Juna cukup kencang membuat sang empu meringis.

"KDRT nih namanya, aku laporin KPK tau rasa." Canda Juna membuat Icha mendelik.

"Apa hubungannya sama KPK coba?" Tutur Icha seraya memukul pelan bahu Juna.

"Emang gak ada hubungannya ya?" Balas Juna dengan wajah sok bingung.

Icha memutar mata malas, "Ya gak adalah Juna, KPK itu buat orang korupsi."

"Tapi kamu juga korupsi." Jeda Juna membuat Icha menatap Juna lewat kaca spion yang di balas juga oleh Juna, "korupsi cinta aku sampai-sampai yang lain gak kebagian."

"Lebay!" Tutur Icha serata tertawa.

Juna pun ikut tertawa bahkan sampai mereka sudah berada di depan cafe milik Juna. Mereka berdua memasuki cafe dengan seraya bergandeng tangan.

"Mau di ruangan aku atau di sini?" Tanya Juna sembari melihat sekeliling cafe yang cukup ramai.

"Di sini aja, aku mau duduk di sana." Jawab Icha seraya menunjuk meja pojok yang berdekatan dengan jendela sehingga bisa melihat keluar.

Dear Bidadari Ku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang