Happy reading💕
❣❣❣
Di sebuah taman terlihat seorang gadis cantik duduk dengan anggun menunggu seseorang yang mengajaknya bertemu. Ia sangat cantik dengan dress berwarna merah muda serta dandanan yang membuat terlihat manis. Dia adalah Meisya, ia menunggu Brian yang mengajaknya bertemu entah untuk apa. Sejujurnya ia lelah dengan hubungan ini karena di sini ia hanya berjuang sendirian. Andai Brian ikut berjuang bersamanya mencoba membuka hati untuknya mungkin tidak akan sesakit ini. Ia termenung memikirkan hubungannya akan seperti apa kedepannya, hingga lamunannya sadar saat ada seseorang yang duduk di sampingnya dengan wajah angkuhnya. Meisya tersenyum menatap Brian yang bahkan tidak membalas senyumnya.
"Brian, kenapa kamu ngajak ketemuan? Ada yang mau kamu bicarain tentang pernikahan kita ya?" Tanya Meisya semangat dan masih dengan senyumnya.
Brian tersenyum miring membuat jantung Meisya berdetak cepat, buka karena terpesona. Tapi, entah kenapa melihat senyum itu membuat Meisya takut.
"Ya kamu benar, aku mau membicarakan pernikahan kita. Lebih tepatnya ingin membatalkan penikahan kita, aku tidak mencintai mu. Bahkan tidak berniat menikah dengan mu! Ini yang terbaik untuk kita bedua!" Ucap Brian tajam.
Mendengar itu membuat hati Meisya sakit ia sudah menduga bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Meisya menatap Brian dengan tatapan berkaca-kaca berharap masih memiliki kesempatan. Namun, dugaannya salah, bukannya merasa iba. Brian langsung melepas cincin pertunangan mereka berdua dan meletakannya di telapak tangan Meisya, lalu pergi begitu saja tanpa kata.
Melihat punggung Brian yang mulai menjauh, tanpa sadar air matanya turun tanpa diminta. Tiba-tiba ada yang menyodorkannya sapu tangan membuat Meisya mendongak dan melihat seorang laki-laki yang cukup ia kenal. Laki-laki yang dulu pernah ia sakiti hati dan kini ia duduk di sampingnya saat ia rapuh.
"Menangislah jika itu membuat kamu lega. Tapi setelahnya, jangan pernah lagi menangisi laki-laki yang tidak menginginkan mu, air mata kamu terlalu berharga." Ungkap laki-laki itu dengan senyum lembut.
Tanpa sadar Meisya langsung memeluk laki-laki itu, mencurahkan semua rasa sakitnya. Laki-laki itu membalas pelukan Meisya dan mengelus punggungnya lembut. Laki-laki itu menatap Meisya sendu, ia merasa tidak tega melihat Meisya menangis.
"Maafkan aku yang pernah menyakiti mu, aku menyesal. Andai aku bisa meyakinkan orang tuaku untuk menerima kamu mungkin sekarang kita masih bersama. Maaf... maafkan aku Dion." Mendengarkan itu Dion hanya tersenyum.
Ya, laki-laki itu Dion. Dahulu Dion dan Meisya memiliki hubungan spesial, namun semua kandas kala Meisya mengungkapkan bahwa ia dijodohkan orang tuanya. Dion yang sadar bahwa ia juga tidak pantas untuk Meisya karena hanya seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sedangkan Meisya seorang anak konglomerat. Oleh karena itu, mereka merahasiakan hubungan mereka alias backstreet.
Ia bisa seperti ini pun karena Brian sahabatnya dan Dion pun mengikhlaskan Meisya kala tau bahwa Brian lah yang dijodohkan dengan Meisya karena ingin balas budi. Saat di depan Brian dan menyemangati Brian untuk membuka hati untuk Meisya di saat itu juga bersamaan hatinya menangis karena harus merelakan cintanya. Dion berusaha menutupi semuanya dengan apik tanpa ada yang curiga. Namun, sekarang entahlah apa ia harus bahagia atau sedih melihat Brian memutuskan hubungannya dengan Meisya.
❣❣❣
Berbeda dengan Icha yang saat ini sedang berbelanja bulanan dengan Ibu mertuanya karena kebetulan Icha juga akan menginap di rumah mertuanya bersama Juna nanti. Mereka mengelilingi supermarket dengan troli yang mereka dorong bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bidadari Ku ✔
Espiritual⚠️COMPLETED ⚠️DON'T COPY MY STORY, PLEASE ⚠️SEQUEL "IMAMKU BADBOY" ******** Romace-spiritual Dear Bidadari ku Mengenal mu adalah suatu keberuntungan untuk ku, apalagi bisa menikahi mu Terima kasih telah sudi menerima ku sebagai pelengkap iman mu Te...