22

20.1K 1.7K 464
                                    

#Wajib Baca

Assalamualaikum Wr.Wb

Sebelumnya aku mau ucapan banyak terima kasih atas doanya kemarin. Alhamdulillah.... kemarin aku udah dapat hasil ujian ku di kampus dan hasilnya sangat memuaskan. Aku bisa lanjut lagi ke semester berikutnya dan itu berkat doa-doa dari orang-orang aku sayang termasuk kalian. Sekali lagi terima kasih.

Selain itu aku juga mau ngasih tau kalian kalau ada kabar baik. Cerita "Imamku Badboy" berniat akan aku terbitkan. Ada salah satu penerbit yang meminang cerita aku dan itu menarik perhatian ku dari sekian pernerbit yang nawarin. Tapi, aku masih ragu.

Aku mau minta saran kalian. Apa kalian setuju cerita "Imamku Badboy" diterbitin jadi buku? Terus apa kalian mau beli? Kalau gak ada yang beli kan percuma.

Kalau nanti diterbitin aku pastiin ceritanya gak terlalu sama persis seperti di Wattpad. Akan ada tambahan beberapa part dan scene. Selain itu untuk ending juga akan lebih aku perjelas jadi kesannya gak menggantung seperti di Wattpad.

Jadi gimana?

Aku benar-benar butuh saran dari kalian karena ini demi kebaikan kedepannya.

Terus beralih topik, aku punya niatan bikin cerita tentang kisah Tristan. Setelah liat respon kalian di part sebelumnya itu bikin muncul ide-ide di otak tentang cerita Tristan. Sebelumnya maaf ya kalau kesannya Tristan kayak pedofil😆

Selain itu aku juga punya niatan bikin ceritanya Lisa. Pasti ada beberapa diantara kalian penasaran sama kisah Lisa. Mulai dari masa lalu Lisa yang dulu dan siapa laki-laki masa lalu Lisa itu.

Mungkin itu aja, maaf ganggu kalian yang baca cerita hehe...

Wassalamualaikum Wr.Wb

Happy Reading💕

❣❣❣

Suasana tegang menyelimuti ruang tamu yang diisi tujuh orang tersebut. Juna sedang bergelut dengan hati dan pikirannya. Juna mengepalkan tangannya menatap senyum mengejek Zaina, andai Zaina bukan perempuan sudah pasti ia akan memberikan bogeman. Tapi, Juna sadar tidak mungkin ia kasar pada perempuan. Ia menatap Icha sesaat yang terlihat duduk dengan tenang, Juna juga bingung mengapa Icha bisa bersikap seperti itu.

Lalu, ia menatap Papa yang tersenyum kecil padanya. Apa ia harus merelakan perusahaan Papanya yang telah dibangun susah payah oleh Papa dan Kakeknya, pikir Juna. Atau... Juna mengacak rambutnya ia tidak mungkin juga memilih opsi kedua yang sudah bersarang dipikirannya. Ia tidak mau menyakiti hati Icha lagi, sudah cukup. Sekarang adalah saat yang tepat untuk bersikap tegas.

Juna menghembuskan nafas lelahnya, "Maaf karena Juna sudah mengecewakan Om, tapi maaf Juna gak bisa menikahi Zaina. Om tau sendiri saat ini Juna sudah menikah dan sekarang istri Juna sedang mengandung anak Juna. Sebentar lagi Juna akan menjadi seorang Ayah, Juna mohon ngertiin posisi Juna saat ini." Jelas Juna seraya menggenggam tangan Icha.

Icha menatap Juna, ia tersenyum. Icha tau Juna sedang butuh dukungan, tapi belum saatnya Icha berbicara.

"Juna! Mama gak pernah ajarin kamu untuk ingkar janji. Sejak kecil Mama sudah mengajarkan kamu untuk menepati setiap janji yang kamu ucapkan. Bukan kah laki-laki yang dipegang adalah janjinya? Bahkan di agama juga dilarang untuk ingkar janji, kalau kamu gak percaya tanyakan istri kamu!" Balas Mama Juna menatap Juna.

Juna menatap Mamanya dengan tatapan tidak percaya, mengapa Mamanya memihak Zaina. Apa keinginan Zaina jauh lebih penting dibanding kebahagiaan putranya.

Dear Bidadari Ku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang