20

31.7K 1.6K 391
                                    

Assalamualaikum Wr.Wb

Hai, aku mau nepatin janji aku buat update. Sebelumnya makasih ya buat kalian yang udah nunggu cerita ini, aku gak nyangka antusias kalian bakal kayak gini. Makasih banget yang selalu support aku dari awal cerita Imamku Badboy juga. Pokoknya aku sayang kalian guys...

Happy reading 💕

❣❣❣

Seminggu berlalu, Icha mulai hidup seperti biasa. Icha sudah jarang melamun dan membuat Juna setidaknya lebih tenang untuk meninggalkan Icha. Seperti saat ini Icha sedang menyiapkan sarapan seperti biasa. Awalnya Juna melarang untuk Icha melakukan itu, namun Icha bersikukuh untuk tetap melakukan pekerjaan rumah tangga. ia beralasan agar ada kegiatan dan  tidak banyak melamun lagi. Juna pun dengan berat hati menyetujuinya, Juna juga mengizinkan Icha untuk kuliah agar pikiran Icha tidak kosong.

"Juna aku bawain kamu bekal ya?" Tawar Icha sembari menata makanan di meja.

Juna menganggukan kepalanya menyetujui, lagipula tidak ada salahnya membawa bekal dari rumah. Hari ini Juna kembali ke perusahaan untuk melanjutkan perjuangannya mempertahankan perusahaan keluarga. Ia tidak akan membiarkan perusahaan yang dibangun Kakek dan Papanya hancur begitu saja akibat ulah Zaina.

"Aku dengar perusahaan kamu lagi ada masalah ya?" Tanya Icha tiba-tiba saat sudah duduk disamping Juna.

Juna menghentikan suapan kemulutnya, lalu menatap Icha.

"Iya, aku lagi cari client yang bisa aku ajak kerja sama. Kalau aku gagal mau gak mau perusahaan Papa akan gulung tikar." Ucap Juna lirih.

Juna menengok kala Icha memeluk lengannya dan mengelusnya, "Aku yakin kamu bisa menyelamatkan perusahaan Papa. Di sini aku selalu berdoa untuk kesuksesan kamu, aku juga akan selalu dukung apa pun keputusan kamu selagi itu baik."

"Kalau ternyata gagal gimana? Emangnya kamu mau hidup miskin sama aku?" Tanya Juna.

"Hidup miskin bukanlah sebuah petaka, tapi itu takdir yang Allah garisin. Allah tau apa yang terbaik, gak ada salahnya hidup sederhana kan? Lagipula aku yakin kamu gak akan biarin aku hidup susah. Aku juga gak akan ninggalin kamu, bukannya saat akad itu adalah sebuah ikrar bahwa kita siap hidup dengan pasangan kita apapun yang terjadi dengan pasangan kita? Apapun keadaan kamu nanti, aku akan selalu di samping kamu hingga kita tua nanti gak peduli kalau nanti kita tinggal di rumah yang kecil." Jelas Icha dengan bijak.

Juna tersenyum bangga, ia tidak pernah menyangka istri yang dulu ia sia-siakan akan menjadi istri yang sangat ia sayangi. Mendengar penuturan Icha, Juna bersumpah untuk selalu membahagiakan Icha apapun caranya. Ia juga tidak akan meninggalkan Icha apapun kelak keadaannya.

"Aku beruntung memiliki bidadari surga dihidup aku. Maaf kalau dulu aku pernah menyakiti dan mengecewakan kamu." Balas Juna.

Icha tersenyum manis, "Masa lalu gak usah diingat lagi, cukup kamu jadikan pelajaran buat ke depannya. Oh ya, nanti kamu jadi kan anterin aku periksa kandungan?"

"Iya dong. Jadi nanti kamu tunggu di rumah ya? Jam makan siang nanti aku langsung pulang." Tutur Juna dan diangguki oleh Icha.

❣❣❣

Juna memasuki kantor dan berniat menuju ruangan yang dulu dipakai Papanya. Juna tau ia kesiangan karena sebelum ke sini, Juna tidak sengaja bertemu dengan seorang kakek-kakek di sebuah halte dengan kondisi kedinginan dan wajahnya pucat. Juna yang merasa tidak tega akhirnya membawa sang kakek ke rumah sakit terlebih dahulu. Yang ternyata Kakek tersebut tersesat karena lupa jalan pulang, ia mengalami pikun. Beruntung di kantung Kakek itu ada sebuah kartu nama dan Juna langsung menghubungi nomor di kartu nama tersebut. Ternyata kartu nama tersebut milik anak Kakek itu. Setelahnya Juna langsung ke kantor meski jam menunjukkan pukul 9 yang artinya ia telat satu jam.

Dear Bidadari Ku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang