Happy Reading
❣❣❣
Di ruang rawat Icha kini sudah ramai oleh para sahabatnya dan sahabat Juna. Bunda, orang tua Juna, Azzam, serta Nazwa sudah pulang sejak semalam dan akan berkunjung lagi sore hari. Juna dan Icha hanya geleng-geleng melihat kehebohan Bunga, Lisa, dan Fahri, oh ya omong-omong soal Fahri dia kabur dari pesantren setelah mengetahui istri sahabatnya melahirkan.
Jangan bingung bagaimana bisa Fahri tau informasi itu karena dia dengan sengaja menyembunyikan smartphonenya yang lain meski itu ilegal. Dua kali ketahuan tidak membuatnya jera, sifat jahil dan pembangkangnya sudah sangat melekat pada dirinya.
"Woi para ukhty sonoan napa elah! Gue juga mau liat!" kesal Fahri karena Lisa dan Bunga menghalangi pandangannya.
"Yang ada lo sono pergi, masuk pesantren gak ada bedanya masih sama aja. Gue yakin lo udah jadi buronan di sana," balas Lisa ngegas.
"Iya dong, cogan mah selalu dicariin. Eh tau gak sih gue udah hapal 30 juz tau," sombong Fahri.
"Hapal juz 30 kali, bukan 30 juz," cibir Tristan memandang sahabat paling gilanya.
"Nah, itu maksud gue hehe." Semua orang di kamar tersebut memutar mata malas melihat tingkah Fahri.
"Bunga, Lisa, jauhin anak gue dari titisan dakjal. Gue gak mau anak gue ketularan gak punya akhlak," ujar Juna dengan sarkasnya.
"Siap Jun!" balas Lisa dan Bunga bersamaan.
"Menyebalkan," ujar Fahri dengan wajah datar.
Lalu, Fahri mengalah dan berjalan ke sofa diruangan tersebut kemudian duduk di samping Yuda yang sedari tadi diam saja.
"Sehat Yud?" tanya Fahri pada Yuda.
"Hm," dehem Yuda tanpa menatap Fahri.
"Oh alhamdulillah deh," balas Fahri.
"Kenapa?" tanya Yuda pada Fahri.
"Gak papa, nanya aja gue. Umur gak ada yang tau siapa tau besok lo-"
"Sebelum gue kayaknya lo duluan deh," potong Yuda tanpa dosanya lalu mengeluarkan ponselnya dan bermain game.
Fahri yang melihat hal itu rasanya ingin menghujat, niatnya ingin menjahili Yuda malah dijahili balik. Fahri berpikir seperti memang dia tidak diharapkan berada di sini.
"Ri mending lo diem aja deh, pusing gue denger lo ngomong," ucap Tristan dengan tajam.
"Halah bilang aja lo lagi galau karena Rey gak kasih izin lo ketemu Syifa. Iya kan?" tebak Fahri pada Tristan yang memang sejak datang sudah memasang tampang kusut.
Sedangkan, Tristan yang mendengar hal itu hanya mencibir pelan membuat semua orang di sana tertawa. Lebih tepatnya mentertawakan nasib Tristan.
"Tenang Tan, katanya Rey sama Jeny mau ke sini nanti," ucap Juna.
"Sama Syifa juga?" tanya Tristan dengan antusias.
"Enggak, kan anak kecil gak boleh ke rumah sakit," jawab Juna dengan senyum mengejek.
Dalam hati Tristan kembali menghujat dengan keras, beberapa orang di sana pun kembali tertawa melihat wajah menyedihkan Tristan. Lalu, tiba-tiba terdengar suara tangis dari salah satu bayi Juna dan Icha membuat Juna langsung sigap menghampiri anaknya.
"Hayoloh Bunga anak orang ditangisin, gue bilangin bapak nih," ucap Lisa menyalahkan Bunga.
"Gak sengaja ih, Juna jangan marah," balas Bunga dengan rasa bersalah karena tidak sengaja mencubit pipi Kinar terlalu keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bidadari Ku ✔
Spiritual⚠️COMPLETED ⚠️DON'T COPY MY STORY, PLEASE ⚠️SEQUEL "IMAMKU BADBOY" ******** Romace-spiritual Dear Bidadari ku Mengenal mu adalah suatu keberuntungan untuk ku, apalagi bisa menikahi mu Terima kasih telah sudi menerima ku sebagai pelengkap iman mu Te...